Korespondensi adalah tahap komunikasi secara elektonik dalam penerbitan artikel di jurnal ilmiah. Dimulai pengiriman artikel ke jurnal, melaksanakan revisi sesuai perintah editor jurnal, dan unggah ulang artikel hasil penyempurnaan.
Setelah tuntas penulisan artikel sesuai template jurnal, tiba gilirannya pelaksanaan korespondensi. Cari dan tentukan jurnal sasaran yang akan dituju sesuai lingkup keilmuan. Lakukan penyesuaian artikel dengan template jurnal yang dituju, dan berikutnya pengiriman artikel ke jurnal ilmiah tersebut.
Biasanya editor jurnal menolak artikel dan mengembalikannya ke penulis bila artikel tidak sesuai dengan lingkup keilmuan jurnal dan tidak sesuai dengan template artikel yang telah disediakan. Jika artikel telah memenuhi kelayakan, maka editor jurnal akan mengirim naskah artikel ke reviewer untuk dilakukan peninjauan substansi isi.
Tim reviewer jurnal akan melakukan review terhadap kedalaman substansi isi artikel. Terkait dengan kedalaman substansi isi artikel selalu saja ada revisi. Terlepas apakah revisi major (besar) ataukah revisi minor (kecil). Kedalaman substansi isi artikel adalah palung samudera keilmuan yang tidak ada ujungnya.
Penulis akan mendapat perintah dari editor jurnal untuk melaksanakan revisi sesuai hasil tinjauan reviewer. Setelah melakukan revisi dan penyempurnaan, penulis harus unggah ulang naskah artikel ke jurnal ilmiah berbasis open journal system (OJS). Terkait hal ini, penulis terkadang mesti melakukan beberapa kali revisi dan beberapa kali unggah ulang naskah artikel bila editor jurnal menilai bahwa artikel belum sempurna.
Jurnal ilmiah umumnya terbit dua kali dalam setahun dengan jumlah artikel yang terbatas dalam terbitan. Bisa terjadi pula editor jurnal memilih artikel lain yang dinilai lebih baik atau lebih layak untuk didahulukan terbit. Dengan perkataan lain, artikel yang masih revisi pasti tertunda penerbitannya. Penerbitan artikel di jurnal ilmiah membentuk antrian yang sangat panjang, terutama demi terjaminnya kualitas.
Oleh karena itu, para
penulis artikel yang sedang menjalani tahap korespondensi mesti menyiapkan kesabaran.
Bahkan, para penulis mesti super sabar. Melalui tingkatan sabar dalam
korespondensi maka dipastikan indah pada waktunya. Dalam konteks korespondensi, hadiah
kesabaran adalah peluang penerbitan artikel di jurnal ilmiah hampir dipastikan menjadi
kenyataan. Setelah terbit, rayakanlah dalam bentuk selebrasi –-bahasa lain dari
syukur.
Tulislah artikel saat ini, kirim ke jurnal ilmiah yang tepat jangan dilama-lama, dan ikuti tahap korespondensi dengan penuh kesabaran. Nanti setelah artikel terbit silakan "selebrasi" dalam arti bersykur.
Bandung, 14 Agustus 2022
Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung