Serba-serbi publikasi ilmiah mahasiswa ini akan menyoroti beberapa faktor
yang menjadi kendala mahasiswa jenjang S1. Faktor-faktor
ini perlu mendapat perhatian bersama guna menemukan solusinya secara efektif.
Tulisan ini
diawali oleh pertanyaan-pertanyaan yang mendasar di bawah ini:
Mengapa mahasiswa
S1 diarahkan menulis artikel ilmiah?
Mahasiswa S1 diarahkan
menulis artikel ilmiah sampai berhasil publikasi di jurnal ilmiah. Sebab, publikasi
ilmiah mahasiswa menjadi salah satu poin penilaian dalam akreditasi program
studi.
Alasan disertakannya
publikasi ilmiah dalam unsur penilaian akreditasi program studi karena
pendidikan tinggi dituntut untuk menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat.
Karena itu, program studi berpeluang memperoleh poin tinggi dalam penilaian
akreditasi bila memiliki sejumlah pencapaian publikasi artikel ilmiah
mahasiswa.
Pencapaian
publikasi ilmiah mahasiswa menyumbangkan poin tinggi dalam akreditasi program
studi karena publikasi ilmiah mahasiswa belum begitu memasyarakat di pendidikan
tinggi.
Selain, kepentingan
penilaian akreditasi program studi, penulisan artikel ilmiah dan hingga
publikasi artikel tersebut di jurnal ilmiah merupakan sarana penguatan
kapasitas keterampilan mahasiswa minimal sebagai pembekalan bagi kelancaran
dalam penulisan tugas akhir skripsi. Sebab, struktur penulisan artikel ilmiah
tidak berbeda dengan struktur penulisan skripsi.
Jelaslah
mengapa penulisan artikel ilmiah dan hingga publikasi artikel tersebut di
jurnal ilmiah menjadi penting. Tentu saja masih banyak manfaat yang bisa
diperoleh mahasiswa dalam pencapaian publikasi ilmiah.
Apakah mahasiswa
S1 mampu menulis artikel ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal ilmiah?
Meskipun belum
begitu memasyarakat di pendidikan tinggi, namun terdapat banyak pencapaian
publikasi ilmiah mahasiswa. Kenyataan ini membuktikan bahwa sejumlah mahasiwa
mampu menulis artikel ilmiah dan berhasil mempublikasikannya di jurnal ilmiah.
Pada umumnya,
keberhasilan mahasiwa dalam publikasi ilmiah dilandasi minat, adanya pelatihan,
dan agenda pendampingan. Melalui semua ini mahasiswa mengenal penulisan artikel
sesuai ketentuan standar, melaksanakan latihan-latihan kepenulisan artikel
ilmiah, dan hingga berhasil publikasi artikel di jurnal ilmiah.
Hanya saja
jurnal ilmiah mempunyai peringkat di antaranya jurnal ilmiah biasa dan jurnal
terakreditasi nasional. Selebihnya, ada pula peringkat jurnal terakreditasi
nasional mulai peringkat 1 sampai peringkat 6. Faktanya, tidak semua mahasiswa jenjang
S1 mampu menembus jurnal terakreditasi nasional, meskipun dilaksanakan
latihan-latihan dan pendampingan sesuai dengan ketentuan standar penulisan
artikel jurnal ilmiah.
Berdasarkan kenyataan di
atas, evaluasi perlu dilakukan terhadap model-model pelatihan dan pendampingan
penulisan artikel jurnal ilmiah bagi mahasiswa jenjang S1.
Faktor-faktor
apa saja yang menjadi kendala mahasiswa S1 dalam efektivitas publikasi artikel
di jurnal ilmiah?
Pengalaman sejauh ini menunjukkan adanya beberapa faktor yang menjadi kendala mahasiswa S1
dalam efektivitas publikasi artikel di jurnal ilmiah. Pertama, belum
terbentuknya kemandirian mahasiswa S1 dalam latihan penulisan artikel ilmiah
dan publikasi ilmiah. Sehingga dibutuhkan motivasi tinggi hingga mampu mandiri.
Kedua, tidak
tuntasnya penulisan artikel ilmiah sampai berhasil publikasi di jurnal ilmiah
dalam satu semester. Sehingga dibutuhkan kontinum kegiatan yang melampaui batas
semester bagi tindakan-tindakan pendampingan secara efektif hingga berhasil
pencapaian publikasi artikel di jurnal ilmiah.
Ketiga, padatnya
aktivitas mahasiswa yang mengganggu konsentrasi penulisan artikel ilmiah dan belum
terbangunnya budaya kolaborasi yang menjamin keberhasilan publikasi ilmiah
mahasiswa. Sehingga pendidikan tinggi perlu memfasilitasi pelatihan penulisan
artikel ilmiah di lingkungan mahasiswa dalam kerangka, misalnya, Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan hak konversi nilai mata kuliah.
Selebihnya, program studi harus mengupayakan terbentuknya budaya kolaborasi,
misalnya, kemitraan dosen dan mahasiswa dalam publikasi ilmiah sebagaimana
tagihan dalam penilaian akreditasi program studi.
Demikian
berbagai kendala publikasi ilmiah mahasiswa S1 beserta solusi-solusinya.
Diharapkan tulisan ini menjadi pertimbangan berbagai pihak dalam upaya
mengungkit produktifitas publikasi ilmiah mahasiswa jenjang S1.
Wahyudin Darmalaksana, Penulis adalah Mentor
pada Sentra Publikasi Indonesia