Di waktu yang berbeda, dari program
studi yang berbeda pula, dua orang mahasiswi semester 7 (tujuh) konsultasi
tentang cara menulis latar belakang penelitian. Pertanyaannya serupa “Pak, kan
latar belakang artikel ilmiah singkat. Nah, apa saja yang harus ditulis di
bagian latar belakang penelitian untuk proposal skripsi karena biasanya panjang.”
Pertanyaan dari dua orang mahasiswi
ini mewakili pertanyaan banyak mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun proposal
skripsi. Di saat yang sama, kami sedang melakukan survei untuk mengetahui
bagian mana yang paling dibutuhkan dalam struktur penulisan karya ilmiah. Paling
banyak responden memilih bagian latar belakang penelitian.
Sejauh ini, kami melakukan pelatihan
dan pendampingan mahasiswa dalam penulisan artikel ilmiah melalui Kelas
Menulis. Memang latar belakang artikel ilmiah sengaja dibuat ringkas. Itu
sebabnya, mengapa mahasiswa bertanya cara penulisan latar belakang penelitian
skripsi.
Pada laman kami sebenarnya telah
dibagikan contoh-contoh proposal skripsi, hasil latihan mahasiswa di
tahun-tahun yang lalu. Bahkan, Kelas Menulis mengawali fokus pada latihan penulisan
proposal skripsi, sebelum kemudian fokus latihan penulisan artikel ilmiah. Akan
tetapi, baiklah kita mengulang kembali pemaparan cara menulis latar belakang
penelitian.
1. Panjang Halaman
Jika proposal skripsi 12 halaman, maka
bagian latar belakang 10% berarti 1.2 halaman sekitar 1000-1300 kata. Jika
masing-masing paragraph 110 kata dibagi 1000 kata, maka latar belakang
sekitar 9 (sembilan) paragraf atau 10 paragraf. Ini bukan ketentuan hanya kelaziman
secara umum.
2. Sorotan (Highlight)
Sorotan (highlight) cantumkan di
paragraf pertama. Sorotan yang dimaksud di sini adalah subjek, area, atau fokus
studi yang diangkat sesuai dengan topik. Misalnya, topik “Makna Peradaban dalam
Al-Qur’an: Studi Interpretasi dengan Metode Double Movement.” Apa yang menjadi
sorotan dalam topik itu? Cantumkan sorotan tersebut di paragraph pertama
latar belakang, bahkan cantumkan di kalimat pertama pada paragraph tersebut.
Contoh, peradaban merupakan subjek yang terus diperjuangkan oleh umat manusia
di sepanjang zaman. Dengan mengawali kata peradaban berarti penulis akan
membahas seputar peradaban.
Hal yang mesti diingat adalah 1 (satu)
paragraph adalah 1 (satu) “adegan,” dengan kata lain 1 (satu) topik
utama. Dengan begitu, topik utama lainnya dibuat di paragraph kedua.
Boleh juga kalimat selanjutnya adalah peradaban yang dimaksud di sini adalah,
jelaskan secara singkat (jangan lupa kutipan). Penjelasan jangan terlalu panjang
karena istilah peradaban akan disinggung nanti di bagian kerangka berpikir,
terlebih lagi nanti secara detail pasti harus dijelaskan di bagian tinjauan pustaka
(landasan teoritis). Kalimat selanjutnya tunjukan bukti-bukti dalam bentuk
kutipan bahwa umat manusia memperjuangkan peradaban di sepanjang zaman. Kalimat
terakhir dalam paragraph pertama adalah kesimpulan dari paragraph
itu.
Jika masih ada topik utama lainnya, maka
buat paragraph kedua. Misalnya, sejarah menunjukkan bahwa peradaban manusia
muncul silih berganti, sejak zaman klasik hingga era pasca modern. Seperti paragraph
pertama, pada paragraph selanjutnya buktikan dalam bentuk kutipan-kutipan
topik utama paragraph tersebut. Begitu seterusnya antara paragraph
yang satu dengan paragraph lainnya harus saling terkait. Contoh paragraph
lainnya adalah, Al-Qur’an memberikan penjelasan tentang makna peradaban.
Teruslah tuturkan sampai jelas maksud topik tadi, yaitu “Makna Peradaban dalam
Al-Qur’an: Studi Interprestasi dengan Metode Double Movement.”
3. Menutup Gap (Celah)
Setelah mengemukakan sorotan, lalu
antarkan pembaca pada gap (celah) penelitian yang menjadi permasalahan
utama. Secara teknis, munculkan kata “namun.” Misalnya, Namun, Al-Qur’an tidak
berbicara sendiri tentang makna peradaban kecuali melalui interpretasi. Contoh
selanjutnya, kata peradaban dalam Al-Qur’an mengandung makna yang melimpah. Sehingga
tidak cukup dimaknai oleh tafsir-tafsir klasik yang muncul sesuai dengan kondisi
zamannya. Dalam hal ini dibutukan tafsir kontemporer yang berusaha menghadirkan
makna pada saat Al-Qur’an diturunkan dan sekaligus memaknainya di era
kontemporer saat ini. Interpretasi yang dianggap tepat bagi kebutuhan tersebut
yaitu metode double movement. Metode ini mampu memperluas makna ayat
Al-Qur’an bagi kebutuhan di masa sekarang. Berhubung peradaban selalu menjadi
subjek yang terus diperjuangkan oleh umat manusia, bagaimana wujud peradaban ideal khususnya bagi umat muslim
sangat membutuhkan prinsip-prinsip dasar dari makna kandungan Al-Qur’an.
Begitulah, pada bagian ini peneliti berusaha menunjukkan gap (celah)
yang celah tersebut mesti “ditutup” oleh sebuah penelitian. Tentu saja,
peneliti tidak mungkin menemukan gap (celah) penelitian atau
permasalahan utama penelitian, jika sebelumnya tidak menelaah hasil-hasil
penelitian terdahulu sebagai penelitian pendahuluan. Bagian terakhir ini
(penelitian pendahuluan), nanti dicantumkan di bagian hasil penelitian
terdahulu dan perbedaannya dengan penelitian sekarang.
4. Menutup Latar Belakang
Secara teknis, paragraf akhir bagian
latar belakang sebagai penutup cantumkan kata “oleh karena itu.” Kata ini
menegaskan bahwa topik penelitian atau permasalahan utama penelitian penting
untuk dilakukan penelitian, terkadang tanpa harus menyebut penelitian ini
penting. Contoh, oleh karena itu, metode double movement dipandang tepat
digunakan dalam melakukan interpretasi ayat Al-Qur’an untuk memahami makna
peradaban. Contoh lain, oleh karena itu, penelitian ini bermaksud melakukan penggalian
makna ayat Al-Qur’an tentang peradaban dengan metode interpretasi mutakhir. Contoh
lainnya lagi, oleh karena itu, interpretasi mutakhir dengan metode double movement
dipandang mendesak dalam menggali makna peradaban sebagai prinsip dasar yang
menjadi tuntunan umat muslim di masa sekarang. Intinya di paragraph terakhir
bagian latar belakang ini gunakan kata “oleh karena itu.” Sebagai penegasan dan
sekaligus simpul bagian latar belakang penelitian.
Demikian, latar belakang penelitian
pada dasarnya adalah ungkapan-ungkapan dalam beberapa paragraph yang
mengantarkan
pembaca pada gap (celah) penelitian atau pada permasalahan utama
penelitian. Latar belakang menjadi menarik pembaca bila disusun saling terhubung
antara paragraph yang satu dengan paragraph lainnya.
Jika adik-adik mahasiswa masih merasa
kesulitan menulis latar belakang penelitian skripsi, maka sebaiknya dikerjakan
paling akhir. Kerjakan terlebih dahulu bagian rumusan masalah, kerangka
berpikir, hasil penelitian terdahulu, tinjauan pustaka, dan metode penelitian. Baru
terakhir kerjakan atau tulis bagian latar belakang penelitian.
Selamat berlatih!
Ditulis oleh Prof. Dr. Wahyudin
Darmalaksana, M.Ag., Penanggungjawab Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.