-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Cara Menulis Bagian Latar Belakang Penelitian untuk Proposal Skripsi

Monday, November 27, 2023 | 11:26:00 AM WIB Last Updated 2023-11-27T06:08:14Z

 

 


 

Di waktu yang berbeda, dari program studi yang berbeda pula, dua orang mahasiswi semester 7 (tujuh) konsultasi tentang cara menulis latar belakang penelitian. Pertanyaannya serupa “Pak, kan latar belakang artikel ilmiah singkat. Nah, apa saja yang harus ditulis di bagian latar belakang penelitian untuk proposal skripsi karena biasanya panjang.”
 
Pertanyaan dari dua orang mahasiswi ini mewakili pertanyaan banyak mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun proposal skripsi. Di saat yang sama, kami sedang melakukan survei untuk mengetahui bagian mana yang paling dibutuhkan dalam struktur penulisan karya ilmiah. Paling banyak responden memilih bagian latar belakang penelitian.
 
Sejauh ini, kami melakukan pelatihan dan pendampingan mahasiswa dalam penulisan artikel ilmiah melalui Kelas Menulis. Memang latar belakang artikel ilmiah sengaja dibuat ringkas. Itu sebabnya, mengapa mahasiswa bertanya cara penulisan latar belakang penelitian skripsi.
 
Pada laman kami sebenarnya telah dibagikan contoh-contoh proposal skripsi, hasil latihan mahasiswa di tahun-tahun yang lalu. Bahkan, Kelas Menulis mengawali fokus pada latihan penulisan proposal skripsi, sebelum kemudian fokus latihan penulisan artikel ilmiah. Akan tetapi, baiklah kita mengulang kembali pemaparan cara menulis latar belakang penelitian.
 
 
1. Panjang Halaman
Jika proposal skripsi 12 halaman, maka bagian latar belakang 10% berarti 1.2 halaman sekitar 1000-1300 kata. Jika masing-masing paragraph 110 kata dibagi 1000 kata, maka latar belakang sekitar 9 (sembilan) paragraf atau 10 paragraf. Ini bukan ketentuan hanya kelaziman secara umum.
 
2. Sorotan (Highlight)
Sorotan (highlight) cantumkan di paragraf pertama. Sorotan yang dimaksud di sini adalah subjek, area, atau fokus studi yang diangkat sesuai dengan topik. Misalnya, topik “Makna Peradaban dalam Al-Qur’an: Studi Interpretasi dengan Metode Double Movement.” Apa yang menjadi sorotan dalam topik itu? Cantumkan sorotan tersebut di paragraph pertama latar belakang, bahkan cantumkan di kalimat pertama pada paragraph tersebut. Contoh, peradaban merupakan subjek yang terus diperjuangkan oleh umat manusia di sepanjang zaman. Dengan mengawali kata peradaban berarti penulis akan membahas seputar peradaban.
 
Hal yang mesti diingat adalah 1 (satu) paragraph adalah 1 (satu) “adegan,” dengan kata lain 1 (satu) topik utama. Dengan begitu, topik utama lainnya dibuat di paragraph kedua. Boleh juga kalimat selanjutnya adalah peradaban yang dimaksud di sini adalah, jelaskan secara singkat (jangan lupa kutipan). Penjelasan jangan terlalu panjang karena istilah peradaban akan disinggung nanti di bagian kerangka berpikir, terlebih lagi nanti secara detail pasti harus dijelaskan di bagian tinjauan pustaka (landasan teoritis). Kalimat selanjutnya tunjukan bukti-bukti dalam bentuk kutipan bahwa umat manusia memperjuangkan peradaban di sepanjang zaman. Kalimat terakhir dalam paragraph pertama adalah kesimpulan dari paragraph itu.
 
Jika masih ada topik utama lainnya, maka buat paragraph kedua. Misalnya, sejarah menunjukkan bahwa peradaban manusia muncul silih berganti, sejak zaman klasik hingga era pasca modern. Seperti paragraph pertama, pada paragraph selanjutnya buktikan dalam bentuk kutipan-kutipan topik utama paragraph tersebut. Begitu seterusnya antara paragraph yang satu dengan paragraph lainnya harus saling terkait. Contoh paragraph lainnya adalah, Al-Qur’an memberikan penjelasan tentang makna peradaban. Teruslah tuturkan sampai jelas maksud topik tadi, yaitu “Makna Peradaban dalam Al-Qur’an: Studi Interprestasi dengan Metode Double Movement.”
 
3. Menutup Gap (Celah)
Setelah mengemukakan sorotan, lalu antarkan pembaca pada gap (celah) penelitian yang menjadi permasalahan utama. Secara teknis, munculkan kata “namun.” Misalnya, Namun, Al-Qur’an tidak berbicara sendiri tentang makna peradaban kecuali melalui interpretasi. Contoh selanjutnya, kata peradaban dalam Al-Qur’an mengandung makna yang melimpah. Sehingga tidak cukup dimaknai oleh tafsir-tafsir klasik yang muncul sesuai dengan kondisi zamannya. Dalam hal ini dibutukan tafsir kontemporer yang berusaha menghadirkan makna pada saat Al-Qur’an diturunkan dan sekaligus memaknainya di era kontemporer saat ini. Interpretasi yang dianggap tepat bagi kebutuhan tersebut yaitu metode double movement. Metode ini mampu memperluas makna ayat Al-Qur’an bagi kebutuhan di masa sekarang. Berhubung peradaban selalu menjadi subjek yang terus diperjuangkan oleh umat manusia, bagaimana wujud peradaban ideal khususnya bagi umat muslim sangat membutuhkan prinsip-prinsip dasar dari makna kandungan Al-Qur’an. Begitulah, pada bagian ini peneliti berusaha menunjukkan gap (celah) yang celah tersebut mesti “ditutup” oleh sebuah penelitian. Tentu saja, peneliti tidak mungkin menemukan gap (celah) penelitian atau permasalahan utama penelitian, jika sebelumnya tidak menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai penelitian pendahuluan. Bagian terakhir ini (penelitian pendahuluan), nanti dicantumkan di bagian hasil penelitian terdahulu dan perbedaannya dengan penelitian sekarang.
 
4. Menutup Latar Belakang
Secara teknis, paragraf akhir bagian latar belakang sebagai penutup cantumkan kata “oleh karena itu.” Kata ini menegaskan bahwa topik penelitian atau permasalahan utama penelitian penting untuk dilakukan penelitian, terkadang tanpa harus menyebut penelitian ini penting. Contoh, oleh karena itu, metode double movement dipandang tepat digunakan dalam melakukan interpretasi ayat Al-Qur’an untuk memahami makna peradaban. Contoh lain, oleh karena itu, penelitian ini bermaksud melakukan penggalian makna ayat Al-Qur’an tentang peradaban dengan metode interpretasi mutakhir. Contoh lainnya lagi, oleh karena itu, interpretasi mutakhir dengan metode double movement dipandang mendesak dalam menggali makna peradaban sebagai prinsip dasar yang menjadi tuntunan umat muslim di masa sekarang. Intinya di paragraph terakhir bagian latar belakang ini gunakan kata “oleh karena itu.” Sebagai penegasan dan sekaligus simpul bagian latar belakang penelitian.
 
 
Demikian, latar belakang penelitian pada dasarnya adalah ungkapan-ungkapan dalam beberapa paragraph yang mengantarkan pembaca pada gap (celah) penelitian atau pada permasalahan utama penelitian. Latar belakang menjadi menarik pembaca bila disusun saling terhubung antara paragraph yang satu dengan paragraph lainnya.
 
Jika adik-adik mahasiswa masih merasa kesulitan menulis latar belakang penelitian skripsi, maka sebaiknya dikerjakan paling akhir. Kerjakan terlebih dahulu bagian rumusan masalah, kerangka berpikir, hasil penelitian terdahulu, tinjauan pustaka, dan metode penelitian. Baru terakhir kerjakan atau tulis bagian latar belakang penelitian.  
 
Selamat berlatih!
 
 
 
Ditulis oleh Prof. Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Penanggungjawab Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

 

×
Berita Terbaru Update