Jika lulusan S1
melanjutkan S2, maka sasaran peluang karier yang terbesar adalah menjadi dosen
atau tenaga fungsional lain, seperti peneliti, konsultan, penyuluh, dan banyak
lagi yang lainnya.
Bagi lulusan S2,
peluang karier yang harus digarisbawahi adalah tenaga fungsional. Yaitu, tenaga
yang berfungsi dan bertugas memberikan pelayanan fungsional. Tenaga fungsional dibedakan
dengan tenaga struktural yaitu tenaga yang ada di dalam struktur organisasi,
seperti staf, sub bagian, kepala bagian, dan seterusnya. Posisi pimpinan dalam struktur
organisasi biasanya dijabat oleh sumber daya fungsional dengan tugas tambahan
misalnya rektor.
Ada tiga ruang
yang mengakomodasi sumber daya fungsional, yaitu pertama Aparatur Sipil Negara
(ASN), kedua, swasta, dan ketiga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ketiga ruang
ini mengakomodasi sumber daya fungsional melalui rekrutmen pegawai.
Tulisan ini mengambil fokus berkenaan dengan tips melamar menjadi tenaga fungsional dosen. Bagi pelamar, hal yang mesti disiapkan
adalah kompetensi kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan. Hal pertama
merupakan yang paling utama tetapi yang terakhir bukannya tidak utama. Bidang
keterampilan tenaga dosen terutama riset dan publikasi ilmiah. Yaitu penelitian
berdasarkan bidang keilmuan dan publikasi hasil penelitian tersebut di jurnal
ilmiah.
Keterampilan
riset dan publikasi ilmiah harus dimiliki oleh calon tenaga dosen. Sebab, aspek
ini termasuk pilar utama di pendidikan tinggi. Semua pendidikan tinggi memiliki
tagihan publikasi ilmiah tenaga dosen, baik dilaksanakan secara mandiri maupun
kemitraan bersama mahasiswa. Publikasi ilmiah tenaga dosen menjadi indikator
dalam asesment akreditasi pendidikan tinggi. Jika calon tenaga dosen tidak
memiliki keterampilan riset dan publikasi ilmiah, maka kerugian dan menjadi
beban bagi pendidikan tinggi.
Bagi sumber
daya muda lulusan S2 yang meminati menjadi dosen sangat diutamakan memiliki
kapasitas keterampilan riset dan publikasi ilmiah. Lalu, ajukan lamaran atau
mengakses peluang rekrutmen dosen apakah melalui penerimaan ASN ataukah di
lingkungan swasta. Upayakan pihak pendidikan tinggi mengetahui pengalaman dan
terlebih jejak riset dan publikasi ilmiah melalui potofolio.
Sebagai tips
melamar menjadi dosen, usahakan pihak pendidikan tinggi mengetahui bahwa pelamar
produktif dalam riset dan publikasi ilmiah. Hal terakhir ini amat penting
karena pendidikan tinggi pada dasarnya sangat membutuhkan sumber daya dosen
yang mumpuni di bidang riset dan publikasi ilmiah.
Wahyudin
Darmalaksana, Sentra Publikasi Indonesia