Kolaborasi
non-sains dan sains akan menghasilkan ilmu “aneh”. Disebut anah karena kurang
lazim di dunia umum. Misalnya, “Fiqih Pertanian”, “Telologi Design Thinking”, “Filsafat
High Order Thinking Skill”, dan lain-lain.
Ilmu aneh
dibutuhkan sekarang ini. Sebab, satu persolan tidak dapat diselesaikan oleh
satu disiplin ilmu. Dibutuhkan kolaborasi secara interdisipliner. Misalnya,
Rumah Sakit, Medis dan Terapi Sufistik.
Aneh dalam
kata lain "asing" karena tidak popular. Tapi kalau sudah popular maka tidak aneh
lagi. Dalam hal ini, perlu dibiasakan agenda “konferensi interdisipliner”.
Ada banyak
tantangan di situ. Umpamnaya, “Otentisitas Hadis Berbasis Teknik Informatika”.
Atau yang lainnya.
Ilmu aneh pada
gilirannya akan menjadi alternative yang luar biasa. Aneh bermakna pula unik,
khas, dan special.
Bandung, 25
Februari 2020