-->

Notification

×

Iklan

Iklan

CORONA HADIS

Tuesday, March 24, 2020 | 1:43:00 PM WIB Last Updated 2020-03-24T14:57:15Z



CORONA HADIS





Wahyudin Darmalaksana

UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Abstrak
Penelitian ini bertujuan membahas Corona dari perspektif hadis. Metode penelitian ini bersifat kualitatif melalui studi pustaka dengan pendekatan conten analysis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pencegahan wabah yang diinformasikan hadis adalah isolasi, karantina, dan social distancing. Kesimpulan penelitian ini ialah hadis memberikan sumbangan informasi cegah tanggap virus Corona.


Kata Kunci: Corona, Hadis, Pandemi


Pendahuluan
Saat ini dunia menyatakan perang lawan Corona. Suatu virus yang diketahui muncul mula pertama di Wuhan, Cina (Shi, et al., 2020). Wabah yang dikenal dengan Coronavirus Disease, Covid-19, melanda berbagai negara hingga menimbukan kasus ribuan manusia meninggal dunia (Mahase, 2020). Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), mengumumkan Covid 19 sebagai pandemi (Sohrabi, et al., 2020).

Pemerintah Indonesia cegah tanggap dengan mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah (Ihsanuddin, 2020). Indonesia terdapat 579 kasus, 49 meninggal, dan 30 sembuh sampai Senin, 23 Maret 2020 (Pratiwi, 2020).

Perang lawan Covid-19 merupakan subjek medis (L & Shindo, 2020) tetapi juga menjadi urusan sosial (Long, 2020). Bagaimana cegah Corona dari agama, dalam hal ini hadis?

Metode
Penelitian ini merupkan jenis kualitatif yang ditempuh melalui studi pustaka. Mula-mula ditentukan topik dan tema untuk menelusuri referensi pada sumber bereputasi. Tahap berikutnya klasifikasi dan kategorisasi literatur. Selanjutnya, data ditampilkan dan diabstraksikan menjadi fakta. Tahap akhir dilakukan interpretasi terhadap fakta sehingga menghasilkan informasi atau pengetahuan. Adapun interpretasi fakta digunakan analisis isi (conten analysis).       


Hasil dan Diskusi
Sejumlah hadis membicarakan tema bencana (Suryadilaga, 2013). Hadis-hadis tentang bencana memberikan perintah untuk penguatan iman (Parwanto, 2019).

Hadis memberi perintah menjaga kelestarian lingkungan untuk menghindari bencana (Istianah, 2015). Shalat dipahami memiliki dampak terhadap kesehatan (Pasiska, Kamsi, & Wijaya, 2019). Hadis mengajarkan kesehatan hingga ke hal-hal praktis semisal etika makan (Smeer, 2009). Kurma dan madu disebut-sebut sebagai pengobatan terbaik menurut hadis (Alaydrus, 2019)Dalam hal ini, Islam menganut prinsip pengobatan preventif atau al-wiqayat dibandingkan dengan prinsip pengobatan penyembuhan atau al-'ilaj (Yunus, 2019).

Para ulama telah menuliskan kitab-kitab kesehatan dan pengobatan dari perspektif hadis (Nurhayati, 2016). Berbagai hadis Nabi Saw. telah memberikan sumbangan untuk pengembangan farmasi (Dalil, 2016)Hingga hal semisal prosedur mencuci tangan sekali pun hendaknya dipahami sebagai contoh praktik dasar Islam (AR & M, 2014). Berkenaan dengan wabah, terdapat sejumlah informasi hadis yang memerintahkan umat untuk menghindar, sabar, dan apabila mati –oleh wabah tersebut-- dianggap syahid (Hakim, 2018).

Berikut hadis riwayat al-Bukhari:

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي حَبِيبُ بْنُ أَبِي ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ إِبْرَاهِيمَ بْنَ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ يُحَدِّثُ سَعْدًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا فَقُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَهُ يُحَدِّثُ سَعْدًا وَلَا يُنْكِرُهُ قَالَ نَعَمْ


Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Habib bin Abu Tsabit, dia berkata: saya mendengar Ibrahim bin Sa'd, berkata: saya mendengar Usamah bin Zaid, bercerita kepada Sa'd dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Apabila kamu sekalian mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kamu sekalian masuk ke dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kamu sekalian berada di dalamnya, maka janganlah kamu sekalian keluar dari negeri tersebut." Lalu aku berkata: "Apakah kamu mendengar Usamah menceritakan hal itu kepada Sa'd, sementara Sa'd tidak mengingkari perkataan Usamah?" Ibrahim bin Sa'd berkata: "Benar"  (al-Nasir, Muhammad Zuhair ibn Nasir, 1422 H.).

Hadis di atas, secara tegas berkaitan erat dengan isolasi, karantina, dan social distancing. Isolasi adalah pemisahan orang sakit dengan penyakit menular dari orang yang tidak terinfeksi untuk melindungi orang yang tidak terinfeksi, dan biasanya terjadi di rumah sakit (Smith & Freedman, 2020). Karantina berarti pembatasan pergerakan orang yang diduga telah terkena penyakit menular tetapi tidak sakit, baik karena mereka tidak terinfeksi atau karena mereka masih dalam masa inkubasi (Smith & Freedman, 2020)Karantina medis dianggap sebagai salah satu cara paling penting untuk mencegah penyebaran penyakit menular di zaman modern ini, dan hadis Nabi telah menetapkan hal itu diperbolehkan (Goje, 2017). Adapun social distancing dirancang untuk mengurangi interaksi antara orang-orang dalam komunitas yang lebih luas, di mana individu mungkin tertular tetapi belum diidentifikasi sehingga belum terisolasi (Smith & Freedman, 2020).

Ditenggarai bahwa isolasi, karantina, dan social distancing tidak cukup dalam peperangan melawan Corona. Konon, strategi social containment (“pengungkungan sosial”) lebih dibutuhkan (Long, 2020). Social containment adalah intervensi yang diterapkan ke seluruh komunitas, kota atau wilayah, yang dirancang untuk mengurangi interaksi pribadi, kecuali interaksi minimal untuk memastikan pasokan vital (Smith & Freedman, 2020)Apabila kebijakan penahanan COVID-19 gagal dan langkah-langkah menjaga jarak sosial tidak dapat dipertahankan sampai vaksin tersedia, pendekatan terbaik berikutnya adalah menggunakan intervensi yang mengurangi angka kematian dan mencegah infeksi berlebih (Handel, Miller, Ge, & Fung, 2020)Hal terakhir ini masih perlu dilacak sejarah peristiwanya dari hadis.


Kesimpulan
Perang lawan Corona menghendaki isolasi, karantina, dan social distancing di mana cegah tanggap ini telah diisyaratkan hadis.




Daftar Pustaka


Alaydrus, L. (2019). Tinjauan Hadis tentang Pengobatan Nabi: Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis Nabi tentang Pengobatan menggunakan Kurma dan Madu. Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
al-Nasir, Muhammad Zuhair ibn Nasir. (1422 H.). al-Jami‘ al-Musnad al-ai al-Mukhtaar min Umur Rasulillah alla Allah ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyamih. Beirut: Dar Tauq al-Najat.
AR, A., & M, A. (2014). A Review of The Islamic Approach In Public Health Practices . International Journal of Public Health and Clinical Sciences.
Dalil, F. Y. (2016). Hadis-Hadis tentang Farmasi; Sebuah Kajian Integratif dalam Memahami Hadis Rasulullah. Batusangkar International Conference. Batusangkar: IAIN Batusangkar.
Goje, K. (2017). Preventative Prophetic Guidance in Infection and Quarantine. Journal of Ushuluddin.
Hakim, H. (2018). Epidemi dalam Al-Quran: Suatu Kajian Tafsir Maudhu’i dengan Corak Ilmi. Kordinat.
Handel, A., Miller, J., Ge, Y., & Fung, I. C.-H. (2020). If containment is not possible, how do we minimize mortality for COVID-19 and other emerging infectious disease outbreaks? . Medrxiv: The preprint Server for Health Sciences.

Ihsanuddin. (2020, Maret 2). Jokowi: Kerja dari Rumah, Belajar dari Rumah, Ibadah di Rumah Perlu Digencarkan. Retrieved from Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2020/03/16/15454571/jokowi-kerja-dari-rumah-belajar-dari-rumah-ibadah-di-rumah-perlu-digencarkan
Istianah. (2015). Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Perspektif Hadis. Riwayah.
L, H. D., & Shindo, N. (2020). COVID-19: what is next for public health?. The Lancet.
Long, N. J. (2020). From social distancing to social containment: reimagining sociality for the coronavirus pandemic. Medicine Anthropology Theory.
Mahase, E. (2020). Coronavirus: covid-19 has killed more people than SARS and MERS combined, despite lower case fatality rate. The BMJ.
Nurhayati. (2016). Kesehatan dan Perobatan dalam Tradisi Islam: Kajian Kitab Shahih Al-Bukhari. Ahkam.
Parwanto, W. (2019). Teologi Bencana Perspektif Hadis: Mendiskusikan antara yang Menghujat dan yang Moderat . Al-Bukhari: Jurnal Ilmu Hadis.
Pasiska, Kamsi, N., & Wijaya, R. (2019). Menjaga Kesehatan Mental dengan Pendekatan Shalat: Analisis Sanad dan Matan Hadis . Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam.
Pratiwi, P. S. (2020, Maret 1). Update Corona 23 Maret: 579 Kasus, 49 Meninggal, 30 Sembuh. Retrieved from Cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200323142245-20-486068/update-corona-23-maret-579-kasus-49-meninggal-30-sembuh
Shi, H. H., Jiang, N., Cao, Y., Alwalid, O., Gu, J., Fan, Y., & Zheng, C. (2020). Radiological findings from 81 patients with COVID-19 pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet Infectious Diseases.
Smeer, Z. B. (2009). Kajian Hadis·Hadis Etika Makan Ditinjau dari Aspek Kesehatan. el-Harakah.
Smith, A. W., & Freedman, D. O. (2020). Isolation, quarantine, social distancing and community containment: pivotal role for old-style public health measures in the novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak. Journal of Travel Medicine.
Sohrabi, C., Alsafi, Z., O'Neil, N., Khan, M., Kerwan, A., Al-Jabir, A., . . . Aghad, R. (2020). World Health Organization declares global emergency: A review of the 2019 novel coronavirus (COVID-19). International Journal of Surgery.
Suryadilaga, M. A. (2013). Pemahaman Hadis Tentang Bencana: Sebuah Kajian Teologis terhadap Hadis-Hadis tentang Bencana. Esensia.

Yunus, P. (2019). Islamic Integration and Health: An Approach to Prophetic Medicine . Journal of Research and Multidisciplinary.




×
Berita Terbaru Update