Kelas menulis sangat popular di pendidikan tinggi.
Kelas ini biasanya dibuka untuk akademisi, baik dosen maupun mahasiswa. Sasaran
kelas menulis di antaranya yang paling utama adalah peningkatan skill menulis karya
akademik untuk publikasi di jurnal ilmiah. Kelas menulis menjadi popular di pendidikan
tinggi karena akademisi memiliki kewajiban melaksanakan penelitian (research)
serta memublikasikan hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan akademik (academic
writing) agar temuan pengetahuan dapat diakses oleh publik.
Kelas menulis berperan sangat besar dalam
peningkatan skill penulisan akademik. Para akademisi berlatih penulisan
akademik di kelas menulis. Berbagai informasi mutahir seputar penulisan
akademik diakses, dihimpun, dan disistematiskan menjadi pengetahuan praktis
untuk pelatihan penulisan akademik. Kelas menulis menyajikan prinsip-prinsip
dan langkah-langkah praktis bagaimana menyajikan hasil penelitian dalam bentuk
penulisan akademik. Bentuk penulisan dapat berupa tulisan personal masing-masing
akademisi atau tulisan kelompok dosen dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa, dan
dosen dengan mahasiswa dalam bentuk kemitraan. Antar-personal dan antar-kelompok
dapat berlangsung peer-review (reviu antar-sejawat) terhadap tulisan
untuk meningkatkan kualitas. Dalam siklus kelas menulis tersebut kemampuan
skill akademisi dalam penulisan akademik dipastikan terus berkembang.
Pelaksanaan kelas menulis di berbagai pendidikan
tinggi dunia umumnya berlangsung informal sebagai ekstra kurikuler. Dalam arti
kelas menulis tidak berhubungan dengan sistem kredit semester (SKS) pada program
kurikulum melalui penyelenggaraan formal di perkuliahan. Ini mengandung
pengertian bahwa mata kuliah di dalam program kurikulum seluruhnya tidak dapat
dilepaskan dari penulisan akademik. Kelas menulis ekstra kurikuler dimaksudkan
untuk menopang seluruh mata kuliah pada program kurikulum. Dapat dipahami pula bahwa
kelas menulis merupakan perpaduan kurikulum antara formal dan non-formal. Dosen
ahli penulisan dapat berperan sebagai pelatih untuk mahasiswa. Kepesertaan mahasiswa
dalam kelas menulis dapat dipertimbangkan untuk memperoleh imbalan dalam bentuk
sertifikat yang setara dengan surat keterangan pendamping ijazah (SKPI). Surat
ini dapat dipahami sebagai bukti yang terukur tentang kemampuan skill akademik
mahasiswa yang di kemudian hari bermanfaat sebagai penyerta ijazah ketika
hendak mengakses dunia kerja.
Dewasa ini, kemampuan skill akademik dalam
penulisan ilmiah sangat dibutuhkan di dunia kerja. Suatu perusahaan, dunia
usaha, dunia kerja, industri, lembaga, dan institusi pasti membutuhkan ahli
penelitian yang mampu menuliskan hasil penelitiannya secara ilmiah sebagai
dasar untuk pertimbangan dalam memutuskan kebijakan bagi kepentingan kemajuan dan
kesuksesan. Daripada itu, kemajuan suatu negara salah satunya di hitung dari
jumlah sumber daya manusia peneliti berbanding populasi penduduk. Setiap negara
akan selalu mendorong peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia peneliti.
Sumber daya manusia akademisi dengan kemampuan skill dalam penulisan akademik akan
terus dibutuhkan di berbagai sektor hingga di masa yang akan datang.
Kelas menulis berperan menumbuhkan atmosfer akademik
yang kondusif dalam penguatan pengajaran, penelitian, partisipasi masyarakat, inovasi,
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai tugas perkuliahan
mencakup makalah dan laporan pelaksanaan praktek akan ditopang oleh kelas
menulis. Penulisan tugas akhir akademisi berupa skripsi, tesis, dan disertasi
dapat ditopang melalui kelas menulis. Kewajiban akademisi dalam pelaksanaan
penelitian dan penulisan karya ilmiah serta publikasi di jurnal ilmiah harus
terbantu melalui kelas menulis.
Kelas menulis berfungsi membentuk hubungan serius
antar-akademisi hingga mendorong terbentuknya komunitas global penulisan
akademik. Semua akademisi di dunia global mendapat tuntutan yang sama, yakni
kapasitas skill penulisan akademik. Melalui kelas menulis dapat terbentuk
hubungan lintas program studi, hubungan lintas fakultas, dan hubungan lintas pendidikan
tinggi. Pola relasi itu dapat terjadi bukan saja di suatu negara, melainkan dapat
terjadi pula hubungan akademisi lintas negara dan lintas benua dalam tatanan
kemajuan globalisasi. Melalui pola hubungan ini dapat terjalin kerjasama,
kemitraan, dan kolaborasi secara strategis.
Saat ini bukan era kompetisi, melainkan era
kolaborasi. Memang semua pihak di seluruh negara diarahkan untuk mampu berdaya
saing dalam percaturan global, namun kemenangan tidak mungkin dapat diperoleh
melalui persaingan dan kompetisi tetapi dengan kolaborasi strategis. Hal ini dapat
terjadi karena semua pihak menerima keragaman dan mengakui distingsi, lokalitas,
keunikan, dan keunggulan (excellency) masing-masing yang pasti dapat ditemukan
di berbagai wilayah geografis. Kolaborasi pada gilirannya berperan sangat besar
bagi kemanusiaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat untuk kelangsungan hidup bersama di planet bumi.
Kelas menulis dapat berlangsung secara online.
Kelas menulis secara online tidak perlu dihadapkan dengan kendala. Sebab, komunikasi
online telah menjadi tuntutan di abad 21. Sejumlah pendidikan tinggi terkemuka
di dunia telah memiliki pengalaman terbaik (best practice) dalam
pelaksanaan academic writing secara online. Justru kelas online mesti
dijadikan tantangan daripada kendala. Saat ini telah muncul berbagai platform
aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam penyelenggaraan kelas menulis secara
online. Bahkan, aplikasi mutakhir yang lebih smart pasti akan terus berkembang.
Abad 21 adalah era online dalam penyelenggaraan berbagai pembelajaran. Justru aktivitas
online berperan besar dalam melipat waktu dan melipat jarak geografis. Melalui online
waktu bisa lebih efisien dan peserta kelas menulis tidak akan terkendala jarak
geografis.
Kelas menulis dapat diselenggarakan dalam
ragam bentuk. Kelas ini dapat berlangsung untuk pencanangan forum ilmiah
semisal konferensi (conference). Perhelatan konferensi dapat mengambil
issue tertentu untuk diselenggarakan secara regular setiap tahun. Suatu issue di
dalam konferensi pasti dapat dibicarakan dari berbagai lingkup (scope)
keilmuan. Setiap lingkup keilmuan dapat menyajikan suatu kajian secara independent
atau secara interdisipliner melalui semangat integrase antar-disiplin ilmu.
Dengan demikian, suatu permasalahan bangsa sangat dimungkinkan dapat ditemukan
pemecahannya secara akademik melalui agenda konferensi. Agenda ini diarahkan
hingga menghasilkan pencapaian (outcome) berupa publikasi artikel di
jurnal ilmiah yang nota bene merupakan hasil riset ilmiah. Pemangku
kebijakan pada gilirannya dapat mengambil manfaat dari artikel ilmiah kalangan
akademisi. Pencanangan konferensi ini diharapkan dapat terlaksana melalui
pembentukan kelas-kelas menulis di seluruh pendidikan tinggi dengan berbagai
ragam bentuknya.
Pendidikan tinggi dapat membentuk pusat penulisan
(writing center) sebagai istilah lain dari kelas menulis. Profesor
berperan menjadi tutor untuk kalangan doktor. Doktor berperan sebagai tutor
untuk kalangan magister. Magister berperan menjadi tutor untuk kalangan
sarjana. Dosen berperan sebagai tutor untuk kalangan mahasiswa. Pada kelas
menulis disiapkan para ahli penulisan akademik yang memainkan peran sebagai
fasilitator. Beberapa praktek dapat dilaksanakan pada kelas menulis, seperti detox,
treatment, peer-review, feedback, dan writing sprint.
Selebihnya, kelas menulis dapat disiapkan dalam beberapa pola, seperti writing
community (komunitas penulisan) writing retreat (pengasingan
menulis), dan writing camp (kemah penulisan). Bentuk kelas menulis
berpulang pada kondis dan konteks situasi pendidikan tinggi.
Indonesia sedang menuju usia emas pada 2045. Berbagai
tantangan masih dihadapi bangsa Indonesia. Sumber daya manusia unggul penulisan
akademik perlu disiapkan dari kelas menulis.
Bandung,
31 Juli 2020
Wahyudin
Darmalaksana, Praktisi Kelas Menulis dan Akademisi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung