Memulai Menulis Harus Percaya Diri, Tulislah Hal Sederhana
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2021-02-13T09:04:38Z
Ketika seseorang akan
memulai mengetik pasti ia menyaksikan kursor yang berkedip-kedip pada halaman kosong
di layar monitor komputer. Seseorang bisa saja kebingungan dalam hal apa yang hendak ditulis dan dari mana memulai menulis. Boleh
jadi selama 50 menit berlangsung hanya diperoleh 250 karakter.
Paling utama harus percaya
diri. Semua penulis profesional tidak ujug-ujug hebat. Tulis sesuatu yang
sederhana. Tentukan sasaran pembaca yang biasanya merupakan kalangan dari
lingkup ilmu bidang spesifik. Upayakan jangan memulai menulis dari latar
belakang dan masalah.
Mulailah menulis dari
tinjauan pustaka. Pembahasan suatu topik pasti berhubungan dengan temuan-temuan
penelitian terdahulu. Tinjauan pustaka berperan dalam menempatkan posisi
penulis apakah menolak, mendukung, dan mensintesis. Tinjauan pustaka minimal
tiga penelitian terdahulu yang paling berhubungan secara spesifik.
Tinjauan pustaka akan
memberikan gambaran suatu topik. Dari gambaran tersebut pasti terdapat celah
sebagai fokus penelitian bagi pembahasan lebih lanjut.
Setelah menemukan fokus studi,
langkah selanjutnya penyusunan alur logis secara garis besar berjalannya
penelitian. Ini bisa dibagi tiga hal, yaitu kepala, tubuh, dan kaki. Pembagian
tersebut merupakan analogi sebuah penalaran dari atas, tengah, dan bawah.
Tiba di situ, peneliti
akan memiliki hipotesis bila penelitian jenis kuantitatif dan asumsi (prediksi)
bila penelitian jenis kualitatif. Secara umum, hipotesis dan prediksi adalah
rumusan masalah. Prediksikanlah tentang sesuatu yang pembahasannya akan
mengikuti alur logis jalannya penelitian tadi. Prediksi ini pasti mengandung sebuah
pertanyaan. Ajukanlah satu pertanyaan utama tunggal. Praktis, tujuan penelitian
ini adalah menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi. Ketika menulis tentang
sesuatu pasti memiliki sasaran pembaca dari bidang tertentu. Oleh karena itu,
jawaban atas pertanyaan yang merupakan hasil penelitian dan pembahasan serta
tujuan penelitian ini hendaknya memiliki implikasi manfaat spesifik bagi
sasaran pembaca yang spesifik pula.
Ketika rumusan masalah,
pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian telah ditetapkan secara clear
–tidak ambigu tetapi tegas, selanjutnya peneliti pasti bisa menentukan metode
penelitian yang tepat. Metode penelitian sendiri dipahami sebagai skenario bagaimana
penelitian dijalankan. Bisa jenis kualitatif atau jenis kuantitatif. Bisa pula gabungan
antara kualitatif dan kuantitatif. Selain jenis penelitian, tentukan pula
metode dan pendekatan analitis.
Tiba saatnya menampilkan
hasil dan pembahasan. Jenis penelitian kuantitatif biasanya menampilkan hasil
yang nyata. Hasil bisa diwakili oleh angka yang diukur dari penghitungan statistik.
Setelah ditampilkan kemudian hasil penelitian diabstraksikan secara apa adanya.
Selanjutnya, peneliti melakukan pembahasan terhadap hasil tersebut melalui
interpretasi dengan menerapkan pendekatan analitis yang telah ditetapkan.
Jenis penelitian
kualitatif biasanya tidak menuntut penampilan hasil sebagaimana pada penelitian
kuantitatif, tetapi langsung pembahasan. Pembahasan ini berupa jawaban atas
pertanyaan yang dijanjikan di bagian pendahuluan. Pembahasan hendaknya mengikuti
alur logis yang telah dirancang di bagian pendahuluan tadi, yaitu dimulai dari
pembahasan mengenai kepala (atas), pembahasan bagian tubuh (tengah), dan terakhir
pembahasan bagian kaki (bawah). Seperti piramida terbalik, yakni pembahasan
berangkat dari hal umum menuju hal yang khusus. Berkenaan dengan ini, peneliti
berperan memaparkan konsep-konsep teoritis yang relatif telah ajeg dari
berbagai sumber kutipan. Konsep-konsep teoritis akan disertai pandangan-pandangan
pengembangan dari sejumlah kalangan yang ditemukan pada penelitian-penelitian
terdahulu. Tugas peneliti melakukan analisis terhadap pandangan-pandangan
tersebut dalam bentuk penolakan, dukungan, atau sintesis hingga menghasilkan argumen.
Argumen pasti original sebab bukan argumen namanya bila tidak original. Argumen
inilah yang menjadi temuan penelitian, yakni yang semula merupakan deretan informasi
kemudian setelah dilakukan analisis terhadap informasi-informasi tersebut maka ia
menjadi pengetahuan. Dengan adanya argumen ini, maka prediksi yang dikemukakan
terdahulu di bagian pendahuluan menjadi terbukti, pertanyaan penelitian yang
dijanjikan sebelumnya menjadi terjawab, dan argumen ini pun berperan memastikan
bahwa penelitian telah sampai pada tujuan penelitian. Tentunya, temuan ini pasti
merupakan suatu kebaruan (novelty) yang menghantarkan cipta rasa (state
of the art) tertentu bagi sasaran pembaca secara spesifik.
Setelah pembahasan giliran
mengambil hasil akhir sebagai kesimpulan. Pastikan hasil akhir ini bermanfaat
bagi khalayak tertentu. Sebutkan secara jujur keterbatasan penelitian sehingga
menjadi peluang bagi ruang penelitian selanjutnya. Terakhir, rekomendasikan
hasil penelitian bagi penentu kebijakan.
Demikian, tulislah hal
sederhana jangan memulai latihan menulis tentang hal yang kompleks. Sajikan secara
sederhana pula dalam arti tulisan menggunakan bahasa yang dapat dipahami dengan
mudah oleh sasaran pembaca. Sampaikan ide, maksud, dan tujuan yang boleh jadi topik
yang disajikan telah banyak dibahas oleh orang lain, tetapi
penulis dapat memberikan suatu perspektif yang lain. Siapa sangka perspektif kecil yang sederhana ternyata ditunggu banyak khalayak secara tak diduga-duga. Jadi percaya dirilah ketika
memulai menulis.
Bandung, 13 Februari 2021
Wahyudin Darmalaksana,
Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung