Kelas Menulis makin mantap untuk mengembangkan
diri setelah kunjungan langsung ke Universitiet Leden, Belanda. Di kampus riset
terkemuka di Eropa ini terdapat Writing Lab Humaniteis. Dari situ, kita bisa belajar
pengelolaan Kelas Menulis dengan lebih baik.
Pada tanggal 23-24 September 2024, saya mengunjungi
Universitiet Leden, Belanda. Selama ini saya sangat tertarik pada aktivitas
Writing Lab Humanities yang mereka tayangkan di website. Di sana, saya melihat
langsung aktivitas mahasiswa di Writing Lab Humanities.
Jauh sebelum itu, pada tahun 2020 saya
menginisiasi pembukaan Kelas Menulis di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Saya mengadaptasi Kelas Menulis dari sejumlah Writing Center di
berbagai pendidikan tinggi tingkat global. Di hampir seluruh pendidikan tinggi
maju terdapat Writing Center, karena itu Kelas Menulis didirikan.
Apa yang sedang berlangsung secara real time
di akademisi global di Writing Center? Semua inilah yang ditiru, diadopsi, dan
diadaptasi oleh Kelas Menulis. Disebut adaptasi karena penyelenggaraan Kelas
Menulis butuh penyesuaian dengan konteks dan kultur Indonesia.
Ada banyak hal yang diadaptasi oleh Kelas Menulis
dari Writing Center global. Misalnya, upaya menumbuhkan budaya akademik,
konsultasi menulis akademis, dan berbagai strategi pembelajaran bagi mahasiswa
dalam meningkatkan keterampilan menulis akademis.
Di Writing Center terdapat sejumlah strategi
pembelajaran dalam penulisan akademik. Di antaranya writing sprints di
mana mahasiswa melakukan balapan menulis dengan waktu yang telah ditentukan. Strategi
lainnya adalah mahasiswa latihan tahap demi tahap dan instruktur memberikan feedback
(umpan balik) untuk meningkatkan kualitas tulisan dari tahap awal sampai tahap
akhir.
Juga ada strategi pembelajaran melalui peer
group (grup sebaya) di mana mereka saling berbagi pengalaman sehingga
wawasan seputar penulisan akademik makin bertambah. Termasuk grup sebaya dalam
pekerjaan teknis seperti proofreading terhadap naskah karya ilmiah.
Selebihnya, terdapat strategi pembelajaran bernama
Interogasi Elaboratif (Elaborative Interrogation). Di dalam strategi
ini, mahasiswa diberi modul penulisan, mereka memahami modul tersebut
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki, menuangkannya ke dalam kertas
kerja, dan terakhir instruktur kertas kerja tersebut dengan melihat kesesuaiannya
menurut modul.
Tentu masih banyak lagi strategi pembelajaran yang
diadopsi oleh Kelas Menulis. Sampai hal ini telah mendatangkan hasil yang
signifikan. Antara lain tercapainya publikasi ilmiah mahasiswa dalam bentuk
artikel di jurnal standar. Terbentuknya sejumlah Kelas Menulis di berbagai
pendidikan tinggi Indonesia. Serta dihasilkannya para tutor menulis yang
terlatih.
Writing Lab Humanities Universitiet Leiden, saat
ini pada 2024 dikelola oleh satu orang koordinator dan enam orang asisten. Para
asisten ini bekerja di Writing Lab dengan diberi pelatihan secara khusus untuk
menjadi tutor menulis. Para asisten yang berperan menjadi tutor menulis
merupakan para mahasiswa yang antusias.
Kelas Menulis makin mantap untuk mengembangkan
diri. Seperti halnya di Writing Lab Humanities Universitiet Leiden, Kelas
Menulis juga dikelola oleh satu orang koordinator. Selebihnya, ada empat orang asisten
yang berperan sebagai tutor menulis.
Para tutor di Kelas Menulis adalah Hidayatul
Fikra, M.Psi., Muhamad Yoga Firdaus, M.Ag., Fitriani, M.Pd., dan Susanti Vera,
M.Ag. Saat ini mereka telah lulus studi magister (S2) yang bergabung dengan
Kelas Menulis sejak studi sarjana (S1).
Selain sebagai asisten dan tutor menulis, mereka
adalah pengelola jurnal ilmiah yang dimiliki oleh Kelas Menulis. Peran
masing-masing adalah sebagai editor and chief jurnal ilmiah. Sesuai
dengan jumlah tutor menulis, saat ini Kelas Menulis mengelola empat jurnal
ilmiah.
Ada beberapa hal yang dapat dikembangkan oleh
Kelas Menulis dengan belajar dari Writing Lab Humanities Universitiet Leiden.
Pertama, memberi fokus pada motivasi supaya mahasiswa belajar mandiri dalam
meningkatkan keterampilan menulis akademis.
Kedua, memberi fokus pada dasar-dasar penulisan
skripsi sejak proposal sampai hasil serta pembahasan. Ketiga, memastikan
mahasiswa dengan latihan menulis artikel ilmiah di Kelas Menulis mereka memiliki
keterampilan dalam menulis skripsi.
Keempat, terus mendorong kolaborasi dengan
beberapa pihak seperti dosen atau dengan sesama mahasiswa di internal maupun di
eksternal kampus. Kelima, menghimbau agar pengalaman di Kelas Menulis dibagikan
kepada khalayak luas dengan semangat berbagi.
Tentu masih ada banyak hal yang dapat dikembangkan
oleh Kelas Menulis. Hal yang paling utama adalah produksi pengetahuan bersama
dengan terbuka dalam peningkatan keterampilan menulis akademis di lingkungan mahasiswa
Indonesia.
Penulis: Prof. Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag.,
Pendiri (Founder) Kelas Menulis di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung
Djati Bandung