Penulis, terutama penulis pemula, terkadang kesulitan menulis konsep dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI). Seperti esai, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi.
Sering dijumpai di dalam KTI, konsep ditulis terlampau umum atau terlalu spesifik. Akibatnya, tulisan hanya memiliki ruang yang terbatas untuk menuangkan konsep utama.
Praktis, publik pembaca bisa kurang memahami apa hendak yang disajikan oleh penulis di dalam KTI. Untuk mengatasi hal itu, tulisan ini membahas cara menulis konsep dalam KTI.
Konsep adalah ide atau gagasan yang ada di luar bahasa kemudian dibahasakan dengan kata-kata secara tepat lewat tulisan.
Dilihat dari jenisnya, konsep dibagi dua, yaitu konsep abstrak dan konsep spesifik. Konsep abstrak adalah ide atau gagasan yang wujudnya tidak bisa diraba, seperti cinta, keadilan, demokrasi, dll. Konsep spesifik adalah ide atau gagasan dari wujud yang dapat dilihat secara konkret, misalnya masjid, mimbar, kursi, dsb.
Konsep abstrak pastinya lebih luas dibanding dengan yang spesifik dan konkret.
Setiap konsep pasti berhubungan dengan konsep lain. Dilihat dari hubungannya, ada tiga karakter konsep yang saling terhubung, yaitu: Superordinat, koordinat, dan subordinat.
Superordinat adalah konsep besar, atas, dan atau umum. Koordinat yaitu konsep setara (body, tubuh). Subordinat yakni konsep spesifik (bawah, kaki).
Menulis KTI berarti memaparkan konsep. Tepatnya, konsep utama yang menjadi pokok bahasan (topik bahasan) atau yang menjadi fokus studi.
Hal yang mesti dihindari adalah “Penulis jangan kehabisan energi terlampau membahas konsep superordinat dan konsep subordinat sehingga hanya menyisakan ruang yang terbatas –karena keburu lelah– untuk menulis konsep utama, topik bahasan, atau fokus studi.”
#kelasmenulis