-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Sunday, October 27, 2019 | 5:45:00 PM WIB Last Updated 2019-10-27T10:45:20Z
SAYA PERNAH MAHASISWA


Saya dulu pernah mahasiswa. Duduk di kelas mendengar penjelasan dosen. Saat duduk itu kami belajar memahami. Di antara kami ada mahasiswa yang rajin membaca buku materi ajar semalaman sebelum materi tersebut disajikan oleh dosen esok harinya. Di antara yang lain dia lebih menonjol dan lebih cepat memahami materi yang disajikan. Juga diskusi dengan penyajian makalah kelompok dipandang efektif. Sebab, kami bersama menyusun makalah --kalau gak ikut bikin makalah gak enak sama temen kelompok. Kami dapat memahami serpihan materi ajar melalui diskusi. Disebut serpihan karena saya merasa gak bisa menangkap materi yang komprehensif itu. Lagi pula diskusi lebih difokuskan untuk latihan menyampaikan pemahaman konsep. Sesuai pengalaman di masa lalu, saya kerap kehilangan fokus ketika materi ajar sudah mulai memasuki wilayah yang lebih kompleks. Pada tahap ini sekiranya semangat belajar bertahan tumbuh saya lebih memilih ambil fokus mencari celah untuk bahan masalah skripsi. Atau sengaja disimpan di kepala untuk bahan pikiran --yang seringkali terbiarkan tak terpecahkan. Saya mencoba mengkonfirmasi bahan masalah di matakuliah metode pelitian. Ternyata bahan masalah yang disimpan itu tidak selalu dipandang sebagai masalah menurut kuliah metode penelitian. Saya hampir tak dapat menyelesaikan apapun terhadap apa yang saya pikirkan terlebih ketika dituntut harus berpikir sistematis yang peling.

Di masa lalu belum ada tradisi mahasiswa diajak dosen untuk belajar penelitian. Saat ini bila dosen bersedia membawa mahasiswa belajar penelitian pasti hal iru akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Sebab, mahasiswa di situ bisa belajar membuat pernyataan masalah, belajar merangkai teori, belajar mengaplikasikan metodologi untuk pemecahan masalah. Seperti kata pepatah pengalaman itu bisa menjadi guru terbaik.


Wahyudin Darmalaksana
×
Berita Terbaru Update