Jurnal ilmiah menjadi
subjek yang paling banyak dibicarakan di pendidikan tinggi di Indonesia akhir-akhir
ini. Sivitas akademika termasuk mahasiswa diarahkan untuk melakukan literasi
jurnal ilmiah.
Literasi jurnal ilmiah
sangat diutamakan oleh Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Dekan Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung disingkat “UIN SGD Bandung”. “Jika
mahasasiswa tembus tulisannya di jurnal ilmiah maka disiapkan hadiah”, ungkap
Wahyudin saat memberikan materi pada acara Kuliah Umum Penelusuran Naskah Hadis
Sunda di Aula Lantai 4 Fakultas Ushuluddin Jln. AH. Nasution 105 Cibiru,
Bandung, Selasa, 12 Nopember 2019.
Acara Kuliah Umum ini
dilaksanakan oleh Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung. Acara
ini diawali dengan agenda Bedah Jurnal Diroyah.
Disinggung apa yang
menjadi kesulitan menulis paper artikel untuk jurnal ilmiah. “Kita belajar bersama
menulis paper artikel jurnal dengan cara yang menyenangkan, menggembirakan, dan
membahagiakan. Pastikan mahasiswa bermitra dengan dosen untuk kolaborasi menulis
paper artikel jurnal”, ujar Wahyudin.
Kegiatan ini dipandu
oleh Ketua Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung, Dr. Agus
Raharusun, M.Ag. “Kegiatan ini diharapkan membuka peluang bagi mahasiswa untuk
penulisan penelitian skripsi”, papar Agus Raharusun.
Kuliah Umum Penelusuran
Naskah Hadis Sunda menghadirkan Dr. Jajang A. Rohmana, M.Ag., peneliti dan
penulis artikel produktif akademisi UIN SGD Bandung. “Penelusuran naskah hadis
Nusantara masih langka. Terlebih naskah hadis Sunda. Padahal, ditemukan banyak
nakah hadis Sunda. Ini seharusnya menjadi wilayah penelitian”, ungkap Jajang A.
Rohmana.
Catatan sejarah Nusantara
menujukan kuatnya tokoh-tokoh hadis. “Pengetahuan akademisi tentang hadis tidak
boleh terlepas dari karya-karya tokoh-tokoh tentang hadis di Nusantara. Bukan
saja karya tulis melainkan juga perilaku dan tradisi lisan ceramah. Ini tentunya
memuat hadis-hadis, dan hal ini merupakan objek kajian hadis”, lanjut Jajang A.
Rohmana.
Peluang penelitian
hadis lokal teramat melimpah. “Ada banyak karya pupujian Sunda yang biasa
disenandungkan di Masjid beruapa cerita Nabi Saw. yang sumbernya merupakan siroh
dan pasti diambil dari kitab-kitab hadis. Ini bisa diteliti apakah pupujian dan
danding mengalami perubahan teks dari teks aslinya”, ujar Jajang A. Rohmana.
Akademisi ilmu hadis
memungkinkan melakukan studi lapangan. “Living hadis atau living sunnah dapat
digunakan untuk pendekatan dan analisis dalam penelitian, seperti tradisi
lahiran, tradisi pengobatan, taradisi selametan”, jelas Jajang A. Rohmana.
Bedah Jurnal Diroyah
dipandu oleh Mu’min yang menyampaikan teknis praktis submit paper dan
karakteristik jurnal serta lingkup materi keilmuan Jurnal Diroyah. Kegiatan ini
dilanjut dengan Rapat Dosen Ilmu Hadis untuk pemetaan dan evaluasi kurikulum
Jurusan Ilmu Hadis.
Kuliah umum dan bedah jurnal mendapat respon dari beberapa audien. Peserta kegiatan ini sekitar 70 Orang terdiri atas dosen dan mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung.
Bandung, 12 Nopember
2019
Wahyudin Darmalaksana