Tulisan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari catatan-catatan
penulis di seputar penelitian skripsi. Tujuan penulisan ini untuk menjelaskan
bagaimana menentukan judul penelitian skripsi.
Bidang Keilmuan
Ada banyak fokus yang dapat diteliti, tetapi fokus penelitian
mesti dilihat apakah sesuai dengan bidang keilmuan kita ataukah tidak sesuai.
Setiap bidang keilmuan mempunyai disiplin sendiri-sendiri. Itu sebabnya, pendidikan
tinggi terdiri atas sejumlah fakultas, dan bahkan di tiap fakutas terbagi
menjadi beberapa jurusan atau program studi. Harus dihindari membahas fokus
yang bukan merupakan bidang keilmuan jurusan. Agar terhindar dari hal itu
caranya kembali kita tegaskan apa bidang fokus kelmuan jurusan kita. Selain independen
(berdiri sendiri) sebagai suatu disiplin, setiap bidang keilmuan mempunyai
unsur-unsur yang membuat mereka (antar-bidang ilmu) bisa saling terkait satu
dengan yang lainnya, khususnya yang serumpun. Bahkan, lintas bidang ilmu yang
bukan serumpun pun bisa saling terkait melalui unsur-unsurnya. Justru karena
adanya saling keterkaitan antar-unsur di dalam bidang ilmu inilah yang membuat
kita harus makin menegaskan bidang ilmu sendiri (kompetensi) sesuai jurusan
agar tidak tercampur dan tumpang tindih. Nah, apa jurusan dan bidang keilmuan
Anda?
Menentukan Topik
Suatu jurusan pasti memeliki peran memelihara dan mengembangkan bidang
ilmu yang diembannya. Pasti ada banyak topik yang dibicarakan di lingkungan
jurusan. Topik pembicaraan bisa beragam meskipun di satu jurusan yang sama
dengan wilayah yang berbeda di perguruan tinggi lain. Sebab, topik pembicaraan
lazimnya bergantung konteks. Ada topik (issue) lokal, nasional, dan global.
Topik-topik pembicaraan di suatu jurusan biasanya diusung dengan getol melalui
program semisal diskusi, seminar, atau konferensi. Topik inti terutama disajikan
di kelas melalui perkuliahan di dalam rencana pembelajaran semester dan
silabus. Setiap jurusan mempunyai harapan untuk mengembangkan bidang keilmuan
yang menjadi bidangnya dengan penyajian materi-materi dan topik perbincangan.
Nah, ambil topik yang sering diperbincangkan di jurusan dari
matakuliah-matakuliah inti bidang ilmu yang disajikan. Suatu topik di suatu
tempat bisa saja tidak menarik diperbincangkan di tempat lain. Sebab, setiap jurusan
pasti memiliki topik masing-masing yang hendak dikuatkan dan dikembangkan.
Menentukan Tema
Topik masih mengandung hal yang umum sementara tema akan lebih
spesisik dan lebih terarah. Misalnya, topik hadis tentang pemimpin, dan temanya
ialah pemimpin amanah. Ibarat sebuah rumah, maka temanya ialah bagian dari
rumah tersebut antara lain pondasi, dinding, atau atap. Untuk rencana
penelitian skripsi terdapat beberapa pertanyaan: 1) Apa bidang ilmuanya; 2) Apa
topiknya; dan 3) Apa temanya. Ini berarti bidang ilmunya hadis (atau ilmu
hadis), topiknya hadis tentang pemimpin, dan temanya ialah pemimpin amanah. Penelitian
skripsi akan membicarakan sebuah tema yang spesifik di dalam sebuah topik yang
lebih umum yang didasarkan pada bidang ilmu tertentu bergantung keilmuan yang
disajikan di jurusan. Apakah Anda sudah punya tema untuk penelitian skripsi
Anda?
Menentukan Fokus
Fokus itu biasanya ada di dalam tema (tentang topik dan mengenai
bidang ilmu tertentu). Terkadang tema pun walaupun sudah spesifik, namun tetap
tekadang masih luas wilayahnya. Contoh, hadis tentang pemimpin amanah. Fokusnya
adalah amanah atau pemimpin amanah menurut hadis. Sekilas dari tema, dan topik
serta bidang ilmu itu tampak tidak ada yang menarik untuk dibahas (atau dipermasalahkan).
Untuk menemukan fokus di dalam sebuah tema maka harus dicarikan celahnya. Ini
yang dimaksud dengan bahwa fokus itu terdapat di dalam tema, dan untuk
menemukan fokusnya maka harus ditemukan celahnya. Ada beberapa teknik untuk menemukan
fokus. Antara lain telusuri penelitian terdahulu tentang “Pemimpin Amanah dalam
Perspektif Hadis”. Pasti sudah ada banyak penelitian tentang hal itu atau
penelitian yang berkaitan dengan tema tersebut. Ambil satu naskah hasil penelitian
yang paling dekat dengan tema tadi. Coba perhatikan naskah tersebut, teori apa
yang digunakan (misalnya, teori kepemimpinan dalam Islam). Hadis mana saja yang
ditelitinya? Lalu, perhatikan pula metode apa yang digunakan, misalnya, tahrij,
tematik, ma’ani, syarah atau living hadis? Apa temuan yang dihasilkan dari
penelitian tersebut? Bagaimana analisisnya? Dan perhatikan apa kesimpulannya? Setelah
itu, coba ambil satu nasakh lagi untuk perbandingan, dari penelitian terdahulu dengan
tema yang serupa. Baca lagi secara seksama seperti naskah yang pertama. Teori
yang mereka gunakan bisa jadi sama, serupa, atau bahkan berbeda. Begitu juga
hadis yang diteliti bisa saja sama, serupa, atau berbeda. Begitu selanjutnya,
metode, hasil, analisis, dan simpulan dipastikan ada perbedaannya, atau bahkan
perbedaan yang amat jauh. Nah, Anda sudah menemukan celah, yaitu menghubungkan
dua teori yang berbeda, menyatukan subjek hadis yang diteliti, dan menyatukan
metode yang digunakan. Terlebih, bila dua naskah hasil penelitian sebelumnya
itu berbeda secara bertabrakan. Celahnya ialah mensintesiskan dua naskah itu,
yakni naskah pertama tesis dan naskah kedua anti-tesis, sedangkan penelitian Anda
sintesis. Atau membahas topik dan tema yang sama namun dengan metode yang berbeda
maka itu pun celah dan pasti akan menghasilkan perspektif baru pula. Coba masuk
pada suatu celah untuk menemukan fokus yang belum disentuh oleh peneliti
sebelumnya atau celah yang direkomendasikan oleh peneleti terdahulu untuk
penelitian tindak lanjut.
Keberlanjutan Penelitian
Meneruskan suatu penelitian dari penelitian sebelumnya merupakan
langkah yang penting. Disebut penting karena sifat ilmu itu berkembang, di mana
penelitian sebelumnya pasti telah memberikan kotribusi pengetahuan dan menambah
daftar kepustakaan, tentu bila suatu penelitian dilanjutkan maka pengetahuannya
semakin tambah berkembang. Seperti telah disinggung terdahulu jurusan sangat
berkepentingan dalam pengembangan ilmu yang menjadi bidangnya. Karena itu,
sangat penting melakukan tinjauan terhadap hasil penelitian terdahulu yang
paling mutakhir. Di satu sisi penting untuk mencari celah dan fokus penelitian,
dan di sisi lain penting untuk pengembangan pengetahuan secara lebih lanjut. Di
bagian kesimpulan biasanya peneliti mencantumkan rekomendasi untuk penelitian
lanjutan. Apabila tidak ditemukan rekomendasi, maka kita mencari celah dan
fokus yang belum tersentuh untuk dilanjutkan. Jadi, penelitian tidak selalu
mesti benar-benar baru dari segala aspeknya, tetapi penting untuk memikirkan aspek
kebaruan dari penelitian sebelumnya.
Memilih Metode dan Pendekatan
Perlu ditegaskan terlebih dahulu jenis penelitian apakah
kualitatif atau kuantitatif. Kualitatif biasanya untuk eksplorasi sedangkan
kuantitatif untuk pengukuran. Penentuan jenis penelitian sangat menentukan
metode yang akan digunakan. Metode sendiri ialah cara untuk sampai pada tujuan sesuatu.
Sebelumnya penting ditentukan tujuan penelitian, apakah penelitian bertujuan
untuk mengeksplorasi atau bertujuan untuk mengukur. Jika tujuan penelitiannya
untuk eksplorasi maka digunakan jenis penelitian kualitatif. Apabila tujuan
penelitiannya untuk pengukuran maka digunakan jenis penelitian kuantitatif. Baik
kualitatif maupun kuantitatif, keduanya dapat menerapkan dua langkah
metodologi, yaitu studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka sudah cukup
digunakan untuk penelitian kualitatif. Adapun penelitian kuantitatif dipastikan
mesti menjalankan studi lapangan atau studi laboratorium. Hanya saja penelitian
kualitatif pun kerap dianjurkan untuk menjalankan studi lapangan pula. Bedanya studi
lapangan dalam penelitian kuantitatif dijalankan untuk menghimpun data-data
lapangan yang terukur, sedangkan studi lapangan dalam penelitian kualitatif
dijalankan untuk mengambil data-data kualitatif yang tidak terukur melalui
pencermatan, dokumentasi dan wawancara. Selanjutnya, pendekatan yang sering
disebut pula dengan istilah analisis. Tugas peneliti adalah mengumpulkan data,
baik data pustaka maupun data lapangan. Data yang telah terhimpun kemudian
ditampilkan apa adanya. Lalu, data apa adanya yang telah ditampilkan itu
diuraikan atau dibahasalan menjadi fakta. Selebihnya, fakta tersebut dianalisis
menjadi informasi atau pengetahuan. Pertanyaannya, analisis atau pendekatan apa
yang akan digunakan. Misalnya, pendekatan living Qur’an dengan analisis
sosiologis. Misalnya lagi, pendekatan living Qur’an dengan analisis etnografi.
Dalam contoh ini dapat ditegaskan bahwa bidang ilmunya ialah ilmu al-Qur’an
adapun sosiologi dan entografi menjadi unsur pengembangannya. Di sini, ilmu
al-Qur’an merupakan disipin ilmu yang berdiri sendiri tetapi unsurnya dapat
berhubungan dengan unsur ilmu lain. Memang metode dan pendekatan itu harus
dipilih yang paling tepat, tergantung materi yang menjadi fokus penelitiannya.
Tidak semua metode dan pendekatan bisa tepat digunakan dalam penelitian,
tergantung materi dan fokus penelitiannya. Misalnya, materi fokus hadis maka
terdapat beberapa metode yang bisa digunakan. Antara lain tahrij, metode
ikhtilaf, metode kritik hadis, tematik, ma’ani, syarah, dan living hadis.
Selebihnya, beberapa pendekatan dapat dijadikan pilihan apakah pendekatan dari
bidang ilmu hadis sendiri ataukah meminjam pendekatan dari bidang ilmu lain
semisal sosiologi, psikologi, etnografi, dan lain-lain. Dibutuhkan kecermatan
dalam memilih metode dan pendekatan penelitian.
Menegaskan Judul Penelitian
Semua paparan di atas akan sangat membantu untuk menentukan judul
penelitian. Misalnya, bidang keilmuannya hadis atau ilmu hadis, topiknya
pemimpin atau kepemimpinan, dan temanya amanah atau pemimpin amanah. Misalnya
lagi, fokus penelitiannya kriteria pemimpin amanah. Misal yang lainnya lagi,
kasus kepemimpinan akademik Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dari semua itu maka diperoleh gambaran untuk judul penelitian, yaitu “Kriteria
Pemimpin Amanah Perspektif Hadis: Studi Kasus Kepemimpinan Akademik Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2016-2019”. Ini dapat
digolongkan ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan metode krtik hadis
melalui studi pustaka dan sekaligus studi lapangan dengan pendekatan sosiologis
dalam kasus kepemimpinan akademik di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Pastinya, penentuan judul terdapat beberapa kunci, yaitu apa bidang ilmunya,
apa topiknya, apa temanya, dan apa fokus penelitiannya.
Bandung, 13 Desember 2019
Yudi Wahyudin Darmalaksana