Tulisan
ini merupakan contoh proposal penelitian bidang ilmu hadis dengan menggunakan
pendekatan ilmu sosial. Topik penelitian ini menyangkut ilmu periwayatan hadis.
Adapun yang menjadi tema penelitian ini ialah tahamul ‘ada hadis. Sebuah
penyampaian, penerimaan, dan pengamalan hadis. Analisis atau pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan teori konstruksi sosial Peter L. Berger.
KONSTRUKSI SOSIAL
PERIWAYATAN HADIS:
Studi Tahamul ‘Ada Perspektif Peter L. Berger
Wahyudin
Darmalaksana
yudi_darma@uinsgd.ac.id
Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung
Djati Bandung
Latarbelakang
Hadis merupakan subjek yang turut berperan dalam membentuk masyarakat.
Hadis digulirkan dari masa ke masa dalam realitas budaya melalui periwayatan
dengan cara penyampaian, penerimaan, dan pengamalan (Sulaemang, 2008) . Ini dalam teori
ilmu hadis disebut tahamul ‘ada (Asfiyak, 2019) . Di saat yang
sama, realitas penerima hadis bukan merupakan budaya yang kosong dari nilai dan
tradisi setempat. Praktis, hadis dijadikan norma dan nilai di masyarakat bila isi
kandungannya bersesuaian dengan nilai dan budaya yang tengah berlangsung. Terjadi
pula di mana ajaran hadis diterima masyarakat sehingga menjadi konstruk sosial
yang berperan menggantikan atau memperbaharui tradisi sebelumnya. Daripada itu
hadis dapat bersifat historis temporal di mana ia membutuhkan pemahaman yang
mesti disesuaikan dengan kondisi umat manusia di setiap zaman. Hal ini karena
sejak masa wurud-nya hadis sampai sekarang terdapat berbagai perubahan
dan atau perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi (Suryadilaga, 2017) . Tegaslah terdapat dialektika
penerimaan hadis dalam memebentuk budaya baru di masyarakat.
Menurut
teori konstruk sosial, yang dikembangkan Peter L. Berger, realitas kehidupan
sehari-hari memiliki dimensi subjektif dan objektif (Wuthnow, Hunter, Bergesen, & Kurzweil, 2013) . Manusia merupakan
subjek dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses
eksternalisasi, sebagaimana manusia mempengaruhinya melalui proses internalisasi
yang mencerminkan realitas subjektif (Woodhead, 2001) . Setiap individu yang
mempunyai dimensi subjektif yang akan berhadapan dengan orang berpengaruh yang
dipahami sebagai dimensi realitas objektif (Ngangi, 2011) . Melalui proses
subjrktivasi dan objektivasi sertra eksternalisasi terbentuklah realitas sosial (Yuningsih, 2006) . Dalam perjalanan
sejarahnya, realitas sosial dari masa silam ke masa kini, ditata dan diterima,
untuk melegitimasi konstruksi sosial yang sudah ada dan memberikan makna. Dunia
manusia ditandai oleh keterbukaan, dan perilakunya hanya sedikit saja yang
ditentukan oleh naluri. Ia dengan sadar membentuk perilakunya, memaksakan suatu
tertib pada pengalamannya (Ngangi, 2011) . Hal ini berlangsung
secara terus menerus, dengan kesadaran intensionalnya selalu terarah dan dipengaruhi
oleh objek yang berada diluarnya, hingga relasinya dengan masyarakatnya dan
segala pranatanya, bersinggungan secara dialektis (Moesa, 2007) .
Teori tahamul
‘ada hadis memiliki kesesuaian dengan teori konstruksi sosial.
Melalui proses periwayatan, hadis disampaikan, diterima, dan diamalkan. Menurut
teori konstruksi social, ideologi dan budaya masyarakat terbentuk melalui
proses konstruksi, yaitu internalisasi, objektivasi dan eksternalisasi. Penulis
bermaksud melaksanakan penelitian skripsi dengan judul: “Konstruksi Sosial
Periwayatan Hadis: Studi Tahamul ‘Ada Perspektif Peter L. Berger”.
Perumusan
Masalah
Tedapat
relevansi antara teori konstruksi sosial Peter. L. Berger dan teori periwayatan
ilmu hadis berkenaan dengan tahamul ‘ada hadis dalam realitas social-budaya
Islam.
Pertanyaan
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana teori periwayatan dalam ilmu
hadis?
2.
Bagaimana teori konstruksi sosial Peter
L. Berger?
3.
Bagaimana tahamul ‘ada hadis dalam
realitas budaya Islam menurut teori konstruksi sosial Peter L. Berger?
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan mengeksplorasi proses tahamul ‘ada hadis dalam teori periwayatan
ilmu hadis dengan pendekatan teori konstruksi sosial Peter L. Berger.
Manfaat
dan Kegunaan
Penelitian
ini diharapkan bermanfaat untuk kontribusi pengetahuan ilmu hadis, dan
diharapkan berguna menjadi perbendaharaan kepustakaan pengetahuan ilmu hadis.
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
topik periwayatan hadis sudah sangat melimpah, namun tidak ditemukan penelitian
yang membahas tahumul ‘ada hadis dalam tema secara khusus terlebih
dikaitkan dengan teori konstruksi sosial.
Penelitian terdahulu tentang topik periwayatan hadis sangat membantu penulis untuk perumusan teori periwayatan hadis dalam penelitian ini. Sulaemang, Teknik Periwayatan Hadis: Cara Menerima dan Meriwayatkan Hadis, Jurnal Al-‘Adl, 2008. Penelitian ini menjelaskan, cara penerimaan hadis beragam langsung maupun tidak langsung antara guru dan murid. Hendri Nadhiran, Periwayatan Hadis Bil Makna: Implikasi dan Penerapannya sebagai Uji Kritik Matan di Era Modern, Jurnal Ilmu Agama, 2013. Penelitian ini menegaskan, periwayatan hadis bil makna menyebabkan kesulitan penelitian kesahihah matan. Burhanuddin Abd. Gani, Periwayatan Hadis dengan Makna Menurut Muhaddisin, Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah, 2019. Penelitian ini menegaskan, periwayatan dengan makna setelah pembukuan hadis tidak dibenarkan lagi. Indri, Metode Liqa dan Kashf dalam Periwayatan Hadis, Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis, 2015. Penelitian ini tiba pada kesimpulan metode liqa dan kashf tidak bisa dijadikan dasar periwayatan karena tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Arif Chasanul Muna, Pola Pemalsuan Sanad dalam Periwayatan Hadis: Pandangan Mahafuddin dan Orientalis, Jurnal Penelitian, 2012. Penelitian ini menunjukan tentang adanya pola-pola pemalsuan sanad dalam periwayatan hadis. Khoirul Asfiyak, Jarh Wa Ta’dil : Sebuah Pemodelan Teori Kritik Periwayatan Hadis Nabawi, JAS: Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhsiyyah, 2019. Penelitian ini menyimpulkan, jarh dan ta’dil merupakan metodologi orisinal dalam kritik periwayatan hadis.
Robert Wuthnow, James Davison Hunter,
Albert J. Bergesen, Edith Kurzweil, Cultural Analysis: The Work of Peter L. Berger, Mary
Douglas, Michel Foucault, and Jürgen Habermas, London: Routledge, 2013. Buku ini menujunkan bahwa pendekatan
konstruksi sosial berkembang pesat pada 1970-an dipengaruhi ide-ide Foucault,
selanjutnya Peter L. Berger kembali mengetengahkan skema dialektis mengenai
eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Linda Woodhead, Paul Heelas, David Martin, Peter
Berger and the Study of Religion, London: Routledge, 2001. Buku ini menyatakan, kontruksi sosial
merupakan sebuah pandangan bahwa semua nilai, ideologi, dan institusi sosial
adalah buatan manusia. Charles R. Ngangi, Konstruksi Sosial dalam
Realitas Sosial, Jurnal Agri Sosioekonomi, 2011. Penelitian ini menegaskan, penerapan teori Berger tidak terbatas
untuk analisis masyarakat secara makro serta pranata sosial yang besar, tetapi
juga terhadap analisis kelompok kecil. Ani
Yuningsih, Implementasi Teori Konstruksi Sosial dalam Penelitian Public
Relations, Mediator: Jurnal Komunikasi, 2006. Penulis ini menganjurkan teori
konstruksi social Peter L. Berger untuk pelaksanaan penelitian kualitatif. Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai:
Konstruksi Sosial Berbasis Agama, Yogyakarta: LKIS, 2007. Buku ini menunjukan bentuk
konstruksi sosial atas legitimasi agama.
Jelaslah
bahwa teori konstruksi sosial Peter L. Berger telah banyak digunakan dalam
penelitian social-budaya agama. Selebihnya, para peneliti menjunjukan bahwa periwayatan
hadis dalam ilmu hadis khususnya tentang tahamul ‘ada merupakan peristiwa sosial-budaya
Islam. Semua referensi hasil penelitian terdahulu memberikan sumbangan untuk
perumusan kerangka berpikir tentang tinjauan tahamul ‘ada berdasarkan
teori konstruksi sosial yang secara langsung realtif tidak ditemukan fokus
spesifik tema tersebut dari sejumlah penelitian sebelum ini.
Kerangka
Berpikir
Secara
historis, periwayatan hadis berlangsung dalam budaya sejak hadis disabdakan
sampai pembukuannya pada abad ke VIII M (Asfiyak, 2019) . Periwayatan hadis
oleh para ulama hadis telah melahirkan ilmu hadis tentang periwayatan hadis
dengan pemaparan yang sistematis (Sulaemang, 2008) . Perjalanan periwayatan
hadis pada gilirannya menghasilkan kodifikasi kitab-kitab hadis (Muna, 2012) .
Kontruksi
sosial dipahami sebagai sebuah pernyataan keyakinan (a claim) dan juga
sebuah sudut pandang (a viewpoint) bahwa kandungan dari kesadaran, dan
cara berhubungan dengan orang lain itu diajarkan oleh kebudayaan dan masyarakat (Wuthnow, Hunter, Bergesen,
& Kurzweil, 2013) . Peter L. Berger
menjelaskan skema dialektis konstruksi sosial dalam bentuk eksternalisasi,
objektivasi, dan internalisasi (Woodhead, 2001) . Eksternalisasi berarti
usaha pencurahan diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun
fisik. Objektivasi berarti hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik
dari kegiatan eksternalisasi manusia, di mana objektivasi masyarakat meliputi
beberapa unsur seperti institusi, peranan, dan identitas. Adapun internalisasi bermakna
penyerapan kembali dunia objektif ke dalam kesadaran sehingga subjektif
individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Beragam unsur dari dunia yang
diobjektivasikan akan ditangkap sebagai gejala realitas di luar kesadarannya sekaligus
sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi
hasil masyarakat (Ngangi, 2011) .
Proses tahamul
‘ada hadis dalam teori ilmu hadis tentang periwayatan hadis meliputi
penyampaian, penerimaan, dan pengamalan (Indri, 2015) . Penyampaian hadis
dapat berlangsung dari guru ke murid dalam beragam bentuk dan cara (Sulaemang, 2008) . Penerimaan hadis dipahami
sebagai pemeliharaan hadis baik dalam hafalan maupun tulisan (Gani, 2019) . Sedangkan
pengamalan hadis merupakan aktualisasi baik untuk disampaikan kembali kepada
murid maupun untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (Nadhiran, 2013) .
Periwayatan
hadis dengan meminjam teori konstruksi sosial merupakan proses yang berlangsung
dalam realitas sosial dan budaya. Di situ terdapat dialektika antara periwayat
atau penyampai hadis dan penerima hadis sebelum hadis mewujud dalam bentuk
pengamalan. Juga ada dialektika bagi penerima hadis antara subjektivasi dan
objektivasi sebelum pemeliharaan dan kemudian pengamalan. Menurut teori
konstruksi sosial, penyampaian hadis dipahami sebagai eksternalisasi, dan
penerimaan serta pemeliharaan dipahami sebagai subjektivasi dan objektivasi. Penelitian
ini bermaksud melakukan tinjauan tahamul ‘ada dengan pendekatan teori
konstruksi sosial.
Gambar kerangka
berpikir sebagaimana di bawah ini:
Metodologi
Penelitian
Ini
merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan terhadap
rerefensi primer dan sekunder melalui tinjauan pustaka. Secara terfokus
penelitian ini melakukan eksplorasi terhadap tema tahamul ‘ada dalam teori ilmu
hadis tentang periwayatan hadis. Adapun analisis atau pendekatan penelitian ini
menggunakan teori konstruksi social Peter L. Berger.
Sistematika
Penulisan
Bab I
Pendahuluan. Bab II Teori Periwayatan Hadis: A) Sejarah Periwayatan; B) Ilmu
Periwayatan Hadis; dan C) Kodifikasi Hadis. Bab III Teori Konstruksi Sosial
Peter L. Berger: A) Seluk-Beluk Teori Peter. L. Berger; B) Konstruksi Sosial Agama;
dan C) Dialektika Internalisasi, Objektivasi, dan Eksternalisasi. Bab IV
Tahamul ‘Ada Hadis Perspektif Peter L. Berger: A) Esensi dan Urgensi; B) Teori
Tahamul ‘Ada; dan C) Dialektika Penyampaian, Penerimaan dan Pengamalan. Bab V
Penetup: A) Kesimpulan dan B) Saran atau Rekomendasi
Daftar
Pustaka
Asfiyak, K.
(2019). Jarh Wa Ta’dil : Sebuah Pemodelan Teori Kritik Periwayatan Hadis
Nabawi . JAS: Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhsiyyah.
Gani, B. A. (2019).
Periwayatan Hadis dengan Makna Menurut Muhaddisin . Jurnal Ilmiah
Al-Mu’ashirah.
Indri. (2015). Metode Liqa
dan Kashf dalam Periwayatan Hadis. Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis
.
Moesa, A. M. (2007). Nasionalisme
Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama . Yogyakarta: LKIS.
Muna, A. C. (2012). Pola
Pemalsuan Sanad dalam Periwayatan Hadis: Pandangan Mahafuddin dan Orientalis.
Jurnal Penelitian.
Nadhiran, H. (2013).
Periwayatan Hadis Bil Makna: Implikasi dan Penerapannya sebagai Uji Kritik
Matan di Era Modern. Jurnal Ilmu Agama.
Ngangi, C. R. (2011).
Konstruksi Sosial dalam Realitas Sosial. Agri Sosioekonomi.
Sulaemang. (2008). Teknik
Periwayatan Hadis: Cara Menerima dan Meriwayatkan Hadis. Al-‘Adl.
Suryadilaga, M. A. (2017).
Pembacaan Hadis Dalam Perspektif Antropologi. Al-Qalam: Jurnal Kajian
Keislaman.
Woodhead, L. (2001). Paul
Heelas, David Martin, Peter Berger and the Study of Religion. London: Routledge.
Wuthnow, R., Hunter, J. D.,
Bergesen, A. J., & Kurzweil, E. (2013). Cultural Analysis: The Work of
Peter L. Berger, Mary Douglas, Michel Foucault, and Jürgen Habermas.
London: Routledge.
Yuningsih, A. (2006).
Implementasi Teori Konstruksi Sosial dalam Penelitian Public Relations. Mediator:
Jurnal Komunikasi.