Tulisan ini menyajikan panduan membuat paragraf. Semua penulis tersohor pasti terus berlatih menulis paragraf secara cermat.
Yudi Wahyudin Darmalaksana
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
LATIHAN I
PARAGRAF
Penulisan artikel ilmiah disebut mahluk yang
“nenakutkan” di sebagian mahasiswa. Mata kuliah Metode Penelitian pernah menerapkan keluaran (output) berupa proposal penelitian yang diarahkan hingga capaian (outcome) dalam bentuk publikasi artikel, tetapi hanya seorang yang berhasil tembus jurnal terakreditasi Nasional dari jumlah peserta kelas 40
orang (Darmalaksana,
2020). Fakta ini menunjukan keberhasilan di satu sisi dan sekaligus gambaran tentang artikel ilmiah dengan
berbagai ketentuan style (gaya) penulisan yang melingkupinya dipandang “horror” –dalam arti subjek yang
meyeramkan-- di sebagian besar mahasiswa, meskipun pada dasarnya kewajiban mata kuliah cukup
sampai output saja, sedangkan outcome menjadi harapan poin akreditasi dan
pengembangan skill akademik. Dibutuhkan pemahaman di kalangan mahasiswa bahwa dosen
bukan bermaksud memberikan beban berat dengan penyajian berbagai ketentuan penulisan artikel yang boleh jadi terasa membosankan, melainkan hal itu merupakan academic survival skill yang
diinginkan editor jurnal ilmiah (Hayot, 2014), sehingga tumbuh cinta mereka untuk memulai menulis artikel ilmiah, baik
sebagai latihan maupun dalam praktik publikasi ilmiah (Kiriakos & Tienari, 2018).
Bibliography
Darmalaksana, W. (2020). Kelas
menulis: Dari proposal penelitian ke artikel ilmiah, publikasi jurnal, dan
hak kekayaan intelektual. Bandung: Sentra Publikasi Indonesia.
Hayot, E. (2014). Academic Writing, I Love You. Really, I Do. Chicago
Journals.
Kiriakos, C. M., & Tienari, J. (2018). Academic writing as love. Manajemen
Learning, 1-15.
Keterangan
Kalimat satu: Pembuka yang menjadi issue tentang
tema tulisan.
Kalimat dua: Data yang menguatkan kalimat pembuka.
Kalimat tiga: Pernyataan (statement) original
yang menjadi fokus utama penulis berkenaan dengan data, tema, dan issue.
Kalimat empat: Kutipan yang merupakan kalimat inti
untuk mendukung statement serta fokus utama berkenaan dengan data dan kalimat
pembuka.
LATIHAN II
Abad 21 memaksa pemimpin PT mengubah praktik mereka yang
berorientasi digital, hal ini terutama di era pandemic. Sebagian besar PT di
Indonesia telah berhasil mengintegrasikan model bisnis mereka dengan
infrastruktur digital, namun PT tingkat menengah sedang berjuang untuk
mendapatkan manfaat (Herri, Johan, &
Handika, 2019), seiring dengan situasi pandemic yang
semakin mendesak terbukanya revolusi digital (Strielkowski & Wang,
2020).
Kondisi pandemic makin menegaskan pemimpin PT untuk menerapkan digitalisasi abad
21. PT di era digital abad 21 membutuhkan pemimpin strategis (Jedaman, Buaraphan, Pimvichai, Yuenyong,
& Jeerasombat, 2019), pemimpin transformasional (Farahnak, Ehrhart, Torres, & Aarons,
2019),
dan pemimpin digital (Mihardjo & Rukman, 2018), yang ditandai
dengan tingkat digitalisasi yang tinggi (Ohain, 2019), terlebih di tengah-tengah dampak pandemic (Strielkowski & Wang,
2020).
Bibliography
Bergström, A., & Belfrage, M. J. (2018). News in
Social Media: Incidental consumption and the role of opinion leaders . Journal
Digital Journalism.
Farahnak, L. R.,
Ehrhart, M. G., Torres, E. M., & Aarons, G. A. (2019). The Influence of
Transformational Leadership and Leader Attitudes on Subordinate Attitudes and
Implementation Success . Journal of Leadhership & Organizational
Studies.
Herri, Johan, A. P.,
& Handika, R. F. (2019). Digital Transformation: Insight from Leaders in
the Mid-rank Universities in Indonesia. Proceedings of the 2019 3rd
International Conference on Education and E-Learning. ACM Digital
Library.
Jedaman, P.,
Buaraphan, K., Pimvichai, J., Yuenyong, C., & Jeerasombat, S. (2019).
Educational management in transition of science: Policies and strategic
leaders for sustainable education 4.0 in the 21st century science classroom
Maret 2019. AIP Conference Proceedings. United States: AIP Publishing.
Mihardjo, L. W.,
& Rukman, R. A. (2018). Does Digital Leadership Impact Directly or
Indirectly on Dynamic Capability: Case on Indonesia Telecommunication
Industry in Digital Transformation? . The Journal of Social Sciences
Research.
Ohain, B. P. (2019).
Leader Attributes for Successful Digital Transformation . ICIS Conference
Proceedings. AIS elibrary.
Strielkowski, W.,
& Wang, J. (2020). An Introduction: COVID-19 Pandemic and Academic
Leadership. Proceedings of the 6th International Conference on Social,
economic, and academic leadership (ICSEAL-6-2019). Paris: Atlantis Press.
LATIHAN III
Latihan: (1) Studi teks suci al-Qur’an dan hadis pendekatan living menyita perhatian yang luas di lingkungan akademisi keagamaan Islam Indonesia. (2) Penelusuran melalui Google Scholar, sebagai mesin pencarian data hasil penelitian, telah menunjukan signifikansi penelitian living al-Qur'an dan hadis yang terus meningkat (Google Scholar, 2019). (3) Kenyataan ini menggambarkan pergeseran penelitian teks suci al-Qur’an dan
hadis dari studi normatif ke studi
konteks-sosial yang ditopang dengan pendekatan disiplin ilmu-ilmu sosial. (4) Secara fungsional, pendekatan ilmu
sosial berperan untuk memahami gejala keagamaan yang berfokus pada kesadaran
dan pengetahuan subjek mengenai perilaku dan tindakan keagamaan
(Putra, 2017). (5) Dapat ditegaskan bahwa penelitian al-Qur’an dan hadis dengan pendekatan living bermakna telah berlangsungnya akomodasi ilmu-ilmu
sosial dalam penelitian teks suci (Suryadilaga,
2017).
(6) Dalam hal ini, pendekatan living menghendaki relasi timbal balik serta respons masyarakat untuk dibaca dan dimaknai secara
fungsional, sehingga peran teks suci mampu membentuk dunia sosial (Zahara, 2017). (7) Secara metodologis, pendekatan living mensyaratkan prosedur penelitian kualitatif berbasis studi lapangan yang terkait dengan respon
dan penerimaan teks di masyarakat (Rohmana, 2015). (8) Tulisan ini bertujuan memetakan penelitian living al-Qur’an dan hadis di lingkungan akademisi keagamaan Islam Indonesia.
Keterangan:
Poin (1) merupakan kalimat pembuka meliputi isu dalam tema
tulisan. Poin (2) berupa data sebagai pembuktian kalimat pembuka. Poin (3) pernyataan (statement) original
penulis berkenaan dengan data serta tema yang sedang dibicarakan. Poin (4) merupakan kutipan yang menjadi kalimat inti untuk mendukung statement serta fokus berkenaan dengan data dan kalimat pembuka. Sampai di situ pada dasarnya sudah cukup untuk membentuk paragraf. Sebab, kalimat poin (5) dan kalimat poin (6) serta kalimat poin (7) berupa penjelasan untuk nanti membuat paragraf baru. Adapun poin (8) menjadi penegasan tentang arah studi atau tujuan penelitian, hal terakhir ini tidak selalu perlu dituliskan.
Tentu, ini bukan contoh terbaik. Hanya belajar melakukan kontrol dan kendali kalimat-kalimat untuk membentuk paragraf yang berperan menyampaikan satu pesan utama. Penulis berharap semua saling berbagi acuan latihan bersama menulis karya ilmiah !
References
Google Scholar. (2019, Desember 2).
Retrieved from Google.
Putra,
H. S. (2017). Fenomenologi Agama: Pendekatan Fenomenologi untuk Memahami
Agama. Walisongo.
Rohmana,
J. A. (2015). Pendekatan Antropologi dalam Studi Living Hadis di Indonesia:
Sebuah Kajian Awal . Jurnal Holistic.
Suryadilaga,
M. A. ( 2017). Pembacaan Hadis dalam Perspektif Antropologi. Al-Qalam:
Jurnal Kajian Keislaman.
Zahara,
A. I. (2017). Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam . Jurnal Inspirasi.