Peserta
shortcourse sampai di Qom Iran hari selasa jam 6.15 pagi waktu Iran. Setelah
istirahat sebentar, pembukaan shortcourse dilakukan pada pukul 11-12 a.m. Deputi
of Communication Affairs Al-Mustafa Internasional University membuka acara. Dia
menjelaskan, terdapat 132 negara asal mahasiswa yang belajar. Jumlah mahasiswa aktif
60 ribu orang baik mahasiswa s1, s2, s3 maupun mahasiswa shortcourse.
Dia
mengucapkan selamat datang pada kami semua dan mempersilahkan untuk mengobservasi
langsung kondisi Iran hari ini. Apakah seperti yang diberitakan di dunia atau tidak.
Iran memang mayoritas penganut mazhab Ahlul Bait, tapi beberapa provinsi
memiliki jumlah Sunni yang mayoritas. Seperti Johedo, Bandar Abas, Gorgon,
Kurdiaton, Sanandaz, Gillan Teheran dan
beberapa yang lain. Di beberapa provinsi tersebut terdapat universitas yang
mazhabnya Sunni. Seperti di Gorgon terdapat universitas yang mengkaji berbagai
keilmuan Sunni dan beribadah dengan fiqh 4 mazhab. Terdapat 1200 mahasiswa dari
berbagai negara di Gorgon.
Setelah
makan siang, kami kuliah Philosophy of Ethic yang disamaikan oleh Prof. Dr.
Musavi, Prof Savali, Bakhsyayesh. Semua pekuliahan disampaikan dengan bahasa
Inggris. Filsafat Islam selalu bersumber dari al-Qur'an dan Hadis. Untuk menapakinya, syariat dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya merupakan
hal yang mutlak. Mengetahui mana yang halal dan haram, mana yang suci dan yang najis
dan aturan syariat lainnya.
Setelah
syariat dijalankan makna selanjutnya adalah moralitas yang harus dijaga. Mengutamakan
sifat-sifat kebaikan dan menghindari sifat-sifat buruk pada semua mahluk.
Menghilangkan egoisme, iri dengki, serakah dan sifat-sifat hewani yang lainnya.
Setelah itu filsafat akan mengantarkan seorang muslim pada hakikat realitas.
Hakikat realitas ini adalah Al-Haq. Seluruh tujuan filsafat Islam adalah wujud
Allah.
Kuliah
berlangsung 30 menit lebih lama dari jadwal karena seluruh peserta bertanya dan
menanggapi para narasumber yang begitu mencerahkan. Jam 17.00 kami memgunjungi
Mesjid Fatimah al-Maksumiah. Mesjid ini dibangun untuk mengenang cicit Nabi
Muhammad Fatimah putrinya Imam Musa Al-Kazim iman ke 7 Ahlul Bait. Fatimah
adalah perempuan yang cerdas, bijaksana dan sangat shalih. Beliau meninggal saat
berusia 28 tahun dan belum pernah menikah.
Kami
berkunjung ke Mesjid Fatimah Maksumah pada malam rabu tepat dimana warga sekitar
hadir untuk berkumpul di mesjid melakukan shalat dan tawasul. Suasana begitu
ramai. Saya shalat di bagian perempuannya, banyak di antara mereka yang shalat
sambil menangis, melantunkan doa dan ayat suci al-Qur’an. Suasana begitu khidmat,
saya mendapatkan makanan Nash yang dibagikan seorang perempuan tua sebagai
shadaqah yang dilakukannya. Nash roti tipis yang isinya sayuran, daging dan beberapa
hal lainya, mirip kebab hanya lebih banyak sayuranya.
Kami
sampai asrama pukul 9 malan.
Iran,
24 Januari 2020
Neng
Hannah, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung