Judul ini
dirilis kolom TEMPO Selasa, 28 Januari 2020 Pukul 07.30 WIB. Konten berita ini
merupakan tanggapan atas terobosan bidang pendidikan Nadiem Anwar Makarim Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan. Berita TEMPO silahkan klik disini.
Wahyudin Darmalaksana
Adapun di bawah ini berupa analisis peluang Fakultas
Ushuluddin untuk menghadapi tantang masa depan yang pelik di prediksi :
“PELUANG USHULUDDIN”
Kehadiran Agama
Agama hadir untuk mengajarkan iman,
nilai, dan spirit.
Iman merupakan pengakuan adanya
Tuhan. Nilai adalah penjelasan sistematis tentang iman untuk landasan aktivitas
keseharian. Spirit ialah aktivitas bermakna.
Masa Depan
Ke mana dunia ini mengarah? Kemampuan
berpikir, skill, dan temuan ilmu pengetahuan mutakhir serta pencapaian
teknologi berperan dalam menyumbangkan ide-ide konstruksi masa depan.
Berdasarkan fakta-fakta objektif masa depan diprediksi. Segala sumber daya
sekuat tenaga diproyeksi ke masa depan.
Bukan saja ilmu-ilmu terapan yang
diarahkan ke masa depan. Ilmu-ilmu dasar pun andil menguatkan ramalan tentang
masa depan. Antropologi berperan memikirkan tujuan manusia. Sosiologi berperan
menuturkan cara-cara berinteraksi. Aksiologi berperan menuntun nilai-nilai
inti.
Hanya saja masa depan tidak selalu
sesuai konstruksi, prediksi, dan ramalan. Segala sesuatu tidak selalu dapat
diramalkan. Daripada itu dalam mengkonstruksi masa depan selalu ada bias,
anomali, dan kontradiksi.
Peluang Ushuluddin
Studi Agama-Agama bertugas
menampilkan ekspresi yang damai. Tasawuf dan psikoterapi bertugas menyalakan
spirit.
Aqidah dan Filsafat Islam bertugas
mensistematiskan iman. Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir bertugas menggali nilai-nilai.
Ilmu Hadis bertugas menyusun aktivitas kunci.
Konstruksi dunia selalu terdapat
kelemahan. Ushuluddin berperan mengisi ruang-ruang kosong. Dengan demikian,
agama hadir.
Ditulis, 26
Januari 2020
Wahyudin
Darmalaksana, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung