Lawatan saya
ke Malaysia kali ini, adalah upaya menarik benang merah sejarah hubungan
penyebaran Islam antara masa lalu, kini, dan kemungkinan-kemungkinannya di masa
depan. Ada kenyataan sejarah yang mengikat masyarakat serumpun, yang seringkali
dikaburkan oleh letupan konflik pada wilayah politik.
Hubungan
dakwah antara Indonesia dengan Malaysia sangat dekat, dari dahulu sampai
sekarang. Syeikh Datuk Kahfi serta Syeikh Bayanillah yang makbarahnya di Gunung
Jati, adalah dua orang kakak beradik yang bersama dengan Syeikh Qura --sama-sama
bersambung nasab pada Amir Abdullah Khanudin, ikut menyertai ekspedisi
Laksamana Cengho pada tahun 1416. Syeikh Quro memilih berdakwah di
Karawang, Syeikh Datuk Kahfi serta
Syeikh Bayanillah yang merupakan keturunan Syeikh Ahmad dari Malaka, di Amparan
Jati, menjadi Guru dari Pangeran Cakrabuana, Nyai Lara Santang, serta Kian
Santang, putra-putri Prabu Siliwangi dengan Ibu Ratu Subang Larang.
Syeikh Datuk
Kahfi juga menjadi guru sekaligus mertua Sunan Gunung Jati, serta cucunya,
Pangeran Santri yang menikah dengan Ratu Pucuk Umun, adalah leluhur dari
dinasti Keraton Sumedang Larang.
Dari lawatan
kali ini, saya juga mendapati kenyataan bahwa Dakwah Wali Songo, tidaklah
lokal. Tapi sangat global. Dari sejumlah informasi yang saya dapat, jejak
peninggalan Wali Songo di Malaysia terdapat di Malaka, Kelantan, juga di Kedah.
Mudah-mudahan suatu ketika bisa menziarahinya. Sunan Kalijaga adalah salah
seorang dari Wali Songo yang berdakwah di Semenanjung, serta terkenal dengan
sebutan Syeikh Malaya.
Faktanya
hari ini hubungan dakwah Indonesia-Malaysia, terjalin dengan mesranya. Saya
merasa beruntung karena pada lawatan kali, saya mengunjungi Syeikh Guru Zuqi
As-Suja di Kuala Nerang. Beliau ini Wakil Talqin Abah Anom Suryalaya serta
pelopor berdirinya INABAH di Malaysia.
Faktanya,
INABAH di Kuala Nerang kian berkembang, ditambah perluasan dakwah Suryalaya ke
Thailand. Dengan moderasi cara berdakwah, lewat Syeikh Zuqi tiga orang jendral
Thailand masuk Islam serta kurang lebih 600 orang santri beragama Budha di
Pondok Remaja INABAH akan masuk Islam juga.
Untuk
menyambung benang perjuangan Wangsa
Nusantara Melayu Raya, maka, insya Allah pada tarikh 16-18 April 2020, saya
akan jadi pembicara di Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia bersama dengan
pembicara dari Italia, Rusia, Kajakstan, Malaysia, serta Thailand di dalam tema
besar "Peradaban; Antara Cinta dan Benci".
Kesempatan
bagi saya untuk menyampaikan world view moderasi Islam ala Fakultas Ushuluddin
UIN SGD Bandung.
Dodo
Widarda, dari Hotel Palma, Syah Alam Selangor, Malaysia, 24 Februari 2020