Mahasiswa penjual gorengan lulus wisuda yudicium pujian. Keterbatasan ekonomi orang tua tidak membuatnya patah semangat. Justru ia terpacu menuntaskan tanggungjawab sebagai mahasiswa.
Ia kuliah sambil berjualan gorengan hingga lulus dengan predikat yudicium pujian.
Subuh dini hari ia sudah terbangun menyiapkan gorengan untuk jualan. Sehari-hari ia makan dengan kripik yang dibawa dari kampung. Temannya menuturkan, dia makan nasi dengan kripik sedikit-sedikit biar awet cukup untuk persedian. "Dia sangat prihatin," tuturnya.
Ayahnya hanya bekerja sebagai buruh tani di kampung. Ibunya menjual gorengan untuk dititipkan di warung. Kehidupan ekonomi keluarga tidak menentu.
Sewaktu
kuliah ia pernah bekerja selaku pelayan di sebuah rumah makan. "Dia anak
yang baik dan ramah. Saya udah menganggap seperti ke anak sendiri," tutur
ibu pemilik rumah makan.
Universitas menelusuri keberadaannya, ia dipanggil ke kampus bersama kedua orang tuanya. Rektor memberikan penghargaan sebagai mahasiswa inspiratif.
Ia diberi
laptop dan diberi beasiswa untuk studi lanjut pancasarjana. Air matanya tak
tertahankan lagi. Tangisan menyeruak tak terbendung, ia bersimpuh di hadapan
orang tuanya, dan seisi ruangan penuh haru.
“Meskipun serba keterbatasan, tetapi kuliah rampung dengan kesungguhan. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses,” ungkap Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Namanya, Siti Rodiah, S.Pd., lulus tepat waktu 3,5 tahun jenjang Sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Berasal dari Malangbong-Garut, Jawa Barat.
“Ini kisah seorang mahasiswa. Pasti masih banyak kisah inspiratif dari mahasiswa lainnya,” tutur Rektor saat acara wisuda ke-78 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Wisuda
digelar secara virtual dari Aula Utama Anwar Mussaddad Jalan AH. Nasution 105
Bandung, Minggu, 09 Agustus 2020.
Lihat berita terkait: Pesan Menag RI.
Yudi.