Sukses dari satu hal tak
berhenti untuk inovasi. Ini kira-kira semboyan Uhuluddin UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Ushuluddin menyiapkan Munaqasyah
Buku ISBN (International Standard Book Number). Sebelumnya, sukses Munaqasyah Artikel Ilmiah,
Senin, 26/102020.
Munaqasah dikenal sebagai sidang
tugas akhir untuk meraih gelar sarjana. Di masa pandemi, tugas akhir skripsi
boleh diganti dalam bentuk artikel ilmiah dan buku ISBN.
Mencetak Pengusaha
Penerbitan
Usaha penerbitan tetap menjanjikan. Sejak zaman kuno hingga zaman ini. Bedanya, di masa lalu berupa oplah cetak dan di masa kini lebih banyak terbitan elektronik.
Menjadi pengusaha
penerbitan sangat tepat bagi lulusan Ushuluddin. Dimulai dari menyiapkan konten
hingga teknis. Seperti proofreading, editing, layout, dan
desain cover.
Biasanya naskah dikirim ke
penerbit. Di perusahaan penerbitan ada penelaah yang menilai kelayakan naskah.
Juga ada tim R&D yang berperan melakukan survei pasar (market). Tim
R&D memiliki data tentang buku yang laku di pasar dan buku yang diminati
masyarakat.
Jika sebuah naskah
dianggap layak, maka diterima oleh penerbit. Tim editor dari penerbit biasanya
mengirim ulang naskah untuk beberapa perbaikan. Adapun finishing dilakukan
oleh editor tanpa mengurangi substansi naskah.
Itu sirkulasi penerbitan
di masa lalu. Saat ini tidak begitu polanya. Setiap pribadi bisa memiliki akun
penerbitan sekarang ini. Caranya diajukan ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas)
di Jakarta.
Melalui akun penerbitan,
setiap pribadi bisa mengajukan ISBN dengan syarat yang mudah dan layanan cepat.
Dewasa ini, setiap pribadi bisa menjadi Self Publishing.
Self Publishing berarti segalanya
dikerjakan sendiri. Mulai penyuntingan naskah, lay out, dan desain buku.
Ada kiat utama untuk mengembangkan
Self Publishing yang sukses. Tidak lain kerapian penulisan.
Karena segalanya dikerjakan sendiri, maka sendiri pulalah yang memastikan kelayakan
buku.
Ini menjadi paradigma
baru. Apa yang disajikan efeknya pasti kembali kepada penyaji. Apabila buku
disajikan dengan baik, maka buku bisa menjadi best seller.
Jelaslah bahwa menjadi
pengusaha penerbitan buku merupakan peluang besar bagi mahasiswa Ushuluddin.
Sekaligus hal ini juga menjadi tantangan tersendiri.
Munaqasyah Buku ISBN
Ini bisa dilakukan dengan
beberapa prosedur. Pertama, mahasiswa mentukan topik melalui persetujuan
Dosen pembimbing akademik. Kedua, pelaksanaan ujian proposal untuk
mendapat penilaian penguji dan persetujuan program studi hingga diperoleh surat
keterangan judul.
Ketiga, penyusunan naskah
hasil penelitian dalam bentuk buku melalui pendampingan 2 (dua) orang Dosen
pembimbing tugas akhir. Keempat, pengajuan permohonan penerbitan ke
penerbit Fakultas Ushuluddin (belum diberlakukan Self Publishing) hingga
diperoleh surat resmi kelayakan terbit.
Kelima, pendaftaran munaqasyah
dengan menyertakan surat penerimaan dari penerbit, catatan dari penerbit, hasil
penyempurnaan dari catatan penerbit, dan cek plagiasi. Keenam,
pelaksanaan ujian munaqasyah oleh 2 (dua) orang penguji dan didampingi oleh 2
(dua) orang Dosen pembimbing tugas akhir.
Ketujuh, pengiriman kembali naskah
ke penerbit sesuai masukan dari penguji berdasarkan catatan dari penerbit. Kedelapan,
penerbitan tugas akhir Buku ISBN oleh Penerbit Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
“Seluruh bentuk tugas
akhir berupa Skripsi, Artikel Ilmiah, dan Buku ISBN, tidak dikecualikan. Syarat
utama untuk seluruh bentuk tugas akhir adalah kerapian dalam penulisan.
Kerapian tulisan menempati urutan nomorsatu,” ujar Wahyudin Darmalaksana, Dekan
di kantor Fakultas Ushuluddin Jalan AH. Nasution 105 Bandung, 27/10/2020
[Yudi].
Usaha penerbitan tetap menjanjikan. Sejak zaman kuno hingga zaman ini. Bedanya, di masa lalu berupa oplah cetak dan di masa kini lebih banyak terbitan elektronik.