BANDUNG- Wawancara eksklusif
Sentra Publikasi Indonesia dengan Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag. Wawancara berlangsung Minggu,
15/11/2020.
Belakangan ini sering
mengungkit isu mahasiswa dan publikasi ilmiah, kenapa? Publikasi ilmiah di
Dosen sudah selesai. Sekarang giliran mendorong mahasiswa untuk sukses dan
berhasil publikasi di jurnal ilmiah.
Anda optimis mahasiswa
bisa berhasil? Sangat optimis! Publikasi artikel ilmiah di open jurnal serba
aplikasi sejak penulisan. Seperti penambangan sumber rujukan di repositori,
penggunaan aplikasi references, submission paper, korespondensi, dan lain-lain.
Adaptasi Mahasiswa terhadap berbagai perangkat aplikasi baru sangat cepat. Terbukti
mahasiswa berhasil publikasi.
Berapa mahasiswa yang
sudah berhasil publikasi ilmiah? Sebelumnya empat mahasiswa berhasil publikasi ilmiah
di jurnal terakreditasi Nasional. Saat ini mentargetkan 50 artikel mahasiswa
untuk disertakan di konferensi internasional tanggal 23 November 2020.
Dahsyat! Apakah target itu
bisa tercapai? Saya yakin melebihi target!
Bagaimana proses itu
dilakukan? Mula-mula disiapkan template. Mahasiswa menulis sesuai template.
Dikirim ke email paragraph per paragraph. Direviu dan dikirim ulang ke
mahasiswa sebagai feedback (umpan balik).
Apakah reviu detail dan bagaimana
hal itu berlangsung? Harus detail sebab artikel ilmiah harus terhindar dari
kesalahan meskipun hal kecil. Biasanya banyak kesalahan di permulaan. Tapi
penulisan paragraph berikutnya terus meningkat. Kesalahan serupa tidak
terulang.
Itu gila, bagaimana
reviu banyak artikel dilakukan? Hehehe… Itu metode paling
efektif dalam peningkatan kualitas penulisan. Hanya setoran per paragraph,
reviu, dan umpan balik yang paling efektif.
Mengapa harus setoran per paragraph?
Itu pengendalian agar penulisan mengalir sesuai template. Soalnya, reviu satu
paper utuh lebih berat. Berat dalam mengurus struktur penulisan. Perombakannya
bisa lebih besar.
Berapa lama untuk
menyiapkan 50 artikel mahasiswa? Dimulai sejak 28 September 2020 hingga
sekarang 15 November 2020 udah 35 mahasiswa registrasi konferensi. Coba hitung
berapa bulan itu.
Mengapa bersikeras ajak mahasiswa
untuk konferensi? Secara pragmatik ini tagihan akreditasi. Juga Sertifikat Konferensi Internasinal berlaku sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah, SKPI, bagi lulusan jenjang Sarjana. Selebihnya, mahasiswa
mesti punya pengalaman ikut konferensi internasional semasa kuliah. Sasarannya untuk
penerbitan artikel di jurnal ilmiah reputasi global.
Terimakasih, senang bisa
berbincang dengan Anda. Esok disambung lagi! Sama-sama terimakasih juga ya!
Sentra Publikasi Ilmiah (SPI)
adalah lembaga professional untuk pengembangan publikasi ilmiah di Indonesia. SPI
berkantor pusat di Bandung Jalan AH. Nasution Km 13.5 Bandung, Indonesia [Widodo].