Begini Caranya Supaya Penulis Pemula Artikelnya Tembus Di Jurnal Ilmiah
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2020-12-10T07:21:24Z
Penulis pemula yang
dimaksud di sini adalah kalangan muda yang sedang memulai menulis artikel untuk
tujuan penerbitan di jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah sendiri ialah penyedia terbitan
artikel hasil penulisan akademik.
Suatu penghargaan tinggi bila akademisi berhasil terbit artikel di jurnal ilmiah. Namun, ada anggapan menulis artikel itu sulit, "menyeramkan" (horor), jelimet,
dan sebagainya. Anggapan ini sama sekali tidak boleh dipercaya. Praktiknya, menulis artikel
tidak sulit, sebab sudah ada panduan. Menulis pasti lancar dengan mengikuti panduan dan pasti artikelnya tembus di jurnal.
Bagi pemula, menulis
artikel hendaknya jangan tema berat. Tapi tema ringan dulu. Tidak masalah
menulis tema yang sudah dibahas orang lain. Karena paling utama belajar
struktur penulisan, sejak pendahuluan hingga kesimpulan. Panduan
penulisan berfungsi menuntun penulis untuk sampai pada tujuan dengan mengikuti tahapan-tahapan struktur penulisan.
Selebihnya, pastikan tiap paragraph
ada kutipan dari sumber rujukan. Di era digital, pencarian sumber rujukan bukan
perkara yang pelik. Ambil rujukan dari perpustakaan digital. Di situ terhimpun sumber rujukan
dari hasil-hasil penelitian berupa
e-book atau artikel-artikel jurnal ilmiah.
Gunakan aplikasi references ketika mengutip sumber rujukan. Semua jurnal ilmiah pasti
mewajibkan penulis artikel menerapkan aplikasi references. Latihan penggunaan
aplikasi references tidak akan menyita waktu yang lama. Setiap orang pasti
cepet dalam penguasaan aplikasi references.
Jadi, pastikan
tulisan mengikuti struktur penulisan. Pastikan setiap kutipan telah menerapkan aplikasi references. Boleh jadi tulisan mengembara di luar struktur penulisan, hal yang menyebabkan artikel tertolak di jurnal ilmiah. Cermati penerapan aplikasi references dan
perhatikan dengan teliti karena sering terjadi pengutipan rujukan tidak sesuai
aplikasi. Hal teknis ini yang menyebabkan jurnal ilmiah menolak artikel.
Ketimbang memikirkan
tema berat yang lepas dari jangkauan. Daripada berpikir keras
tanpa kendali. Terlebih abai aplikasi
references. Energi penulis sebaiknya dipusatkan untuk berlatih struktur penulisan, penerapan aplikasi references, dan kerapian penulisan, karenanya cukup tema ringan dan sederhana saja.
Sederhana serta mengikuti panduan yang memastikan artikel tembus. Akademisi memang mesti berlari menulis, hanya saja perhatikan panduan. Lebih baik menulis cepat tetapi
cermat sesuai struktur penulisan dan ketentuan aplikasi references menurut panduan daripada naskah artikel tertolak.
Di situlah poinnya, target menulis
artikel terbit di jurnal. Bukan sebaliknya tidak tembus atau tertolak. Karena itu
penting dilakukan telaah berulang-ulang bila punya naskah artikel dan jangan dibiarkan tersimpan sekian lama. Siapa tahu masih ada kesalahan
meskipun sebatas teknis. Justru hal yang dianggap teknis ini pintu pertama artikel tertolak ataukah diterima untuk terbit di jurnal ilmiah.
Bandung, 10 Desember
2020
Wahyudin
Darmalaksana, Kelas Menulis UIN Sunan Gunung Djati Bandung