Sidang kelulusan Sarjana
dengan artikel ilmiah kembali diselenggarakan Fakultas Ushuluddin (FU)
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Di fakultas ini Gelar
Sarjana bisa diraih dengan Skripsi dalam bentuk lain, yakni artikel yang
diterbitkan di jurnal ilmiah.
Bernama Nashar Akbar
Muhammad, Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) FU UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. Artikel berjudul “Etika dalam Konsep Politik Machiavelli.” Mahasiswa
Angkatan 2016 ini telah mengantongi Leter of Acceptance (LOA) dari
jurnal ilmiah dengan index Moraref dan Terakreditasi Nasional.
Desain sidang dirancang
dengan menghadirkan 2 (dua) penguji dari internal yang nama-namanya dirahasiakan. Mahasiswa didampingi oleh 2 (dua) Dosen Pembimbing, yaitu
Dr. Radea Juli A. Hambali, M.Hum. dan Maman Lukmanul Hakim, M.Ag. Juga rencananya
mengundang pengulas dari eksternal Pendidikan Tinggi. Sidang akan digelar 17 Desember
2020 dan disiarkan dalam jaringan (daring) dari Studio FU Jalan AH. Nasution
105 Bandung, Indonesia.
Sidang artikel ilmiah
merupakan peristiwa kali kedua di FU. Sebelumnya pernah digelar agenda yang
sama. Peristiwa itu berlangsung 26 Oktober 2020 dengan menampilkan Ahmad Shahid
dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT). Ia menulis artikel berjudul “Moral
Kekhalifahan Al-Qur’an Menurut Teori Eco-Theology Islam: Studi Tafsir Tematik.”
Dr. Wahyudin
Darmalaksana, M.Ag., Dekan FU memberikan pernyataan. “Ini sidang kali kedua dimana sebelumnya menjadi best practice. Tentu diupayakan desain baru, termasuk
mengundang pengulas dari eksternal. Jelas kalau prosedur untuk jaminan kualitas
telah ditempuh. Tapi masukan dari stakeholders sangat dibutuhkan untuk
membuat role models yang lebih diterima banyak pihak,” ujar Dekan.
Dekan memberikan semacam
resensi untuk naskah artikel Nashar Akbar Muhammad. Menurut dia, Akbar berhasil menampilkan
sosok Niccolo Machiavelli sebagai tokoh humanis dengan etika nilai-nilai religious.
Dimulai dengan tinjauan pustaka dari berbagai literatur yang menunjukan
ulasan-ulasan tentang tokoh populer dari Negara Italia ini sebagai sosok kontroversial.
Tulisan Akbar tidak dimaksudkan untuk membantah temuan-temuan terdahulu. Tetapi
ia berusaha menyajikan “cetak biru” dari pemikiran tokoh ini.
Tentu sesuai konteks ketika tokoh ini masih hidup di Abad 14.
Penulis berpijak pada
dua teori utama yaitu teori keadilan John Rawls dan teori politik Aristoteles.
Di mata Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama. Sementara menurut John Rawls konsep keadilan
menekankan masyarakat harus turut aktif dalam diskursus dan bukanlah menyamaratakan peran dalam lapisan masyarakat. Akbar meminjam dua
teori utama ini ketika menelusuri jalan pikiran Niccolo Machiavelli.
Peneliti memilih
studi kepustakaan murni dalam arti tidak terjun ke lapangan. Ia menggali data
dari sumber primer karya Machiavelli, yaitu “The Prince” dan “Discourses” di
samping sumber pendukung lainnya. Sedangkan interpretasi digunakan analisis konten (conten analysis) hingga ditarik kesimpulan.
Pada bagian
pembahasan, Akbar berusaha menuntun pembaca untuk memasuki sajian-sajian yang
ia anggap penting. Ia menunjukan fakta-fakta untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang ia janjikan di bagian pendahuluan. Peneliti ini memulai dengan
pemaparan kehidupan tokoh, khususnya pendidikan dan karier politik. Ia juga menyajikan masa renaissance yang dianggapnya tidak bisa dilepaskan dalam membentuk
pemikiran Machiavelli. Dari situ, peneliti baru masuk ke pemikiran tokoh
tentang etika dan konsep politik.
Di bagian diskusi,
peneliti dengan piawai mendialogkan teori utama, pertanyaan penelitian, dan
konteks situasi. Bagi peneliti, tokoh ini mengembangkan pemikiran etika yang
dibangun dari nilai-nilai religious. Juga konsep politik tokoh ini betapa
dipijakan pada prinsip humanis. Akbar berhasil tiba pada tujuan penelitian, ia
menunjukan implikasi penelitian ini, di samping secara jujur diungkapkan pula
keterbatasan. Di akhir penulis merekomendasikan untuk menyudahi perdebatan dan
menganjurkan Cinta Negara.
Demikian resensi yang diberikan Dekan FU. “Alhasil, dari semua itu, kami ingin
mahasiswa bangga menjadi Sarjana. Saat ini, kita sudah memasuki iklim merdeka.
Bermakna mahasiswa merdeka menunjukan totalitas dan kapasitas. Terbit artikel
di jurnal ilmiah menjadi selebrasi bagi mahasiswa. Kampus, user, dan
masyarakat luas pasti bangga melihat capaian-capaian mahasiswa. Setelah ini
dipastikan menyusul teman-teman mahasiswa menuju sidang kelulusan
Sarjana dengan artikel ilmiah,” lanjutnya di Kantor FU, Jum’at, 11
Desember 2020 [Buleud].