Era online memiliki sisi negative yang telah mendatangkan setumpuk kesusahan. Namun, perlu juga kiranya mencoba melihat sisi positifnya. Tanpa mengenyampingkan sisi negative yang tak terbilang, bagian ini berusaha memberanikan diri mengulas sisi positif era online, khususnya bagi dunia
pendidikan tinggi. Semoga pembaca berkenan dengan ulasan ini.
Pembelajaran Terbuka
Pembelajaran di era
konvensional cenderung tertutup. Pembelajaran terbuka disebut-sebut sebagai
model terbaik dalam pendidikan maju. Publik tidak tahu apa yang berlangsung di
kelas dalam pembelajaran model konvensional. Di era online, semua terekam,
menyediakan jejak, dan terbukanya ruang berbagi. Pembelajaran terbuka dinilai
positif dalam kultur pendidikan maju. Di situ terbuka peluang untuk menemukan
model ideal pendidikan dengan cara berbagi pengalaman terbaik.
Pengelolaan Informasi
Diakui informasi terbatas di
era konvensional. Sebaliknya, era online menyuguhkan informasi melimpah seperti terhimpun
di bigdata. Informasi sangat massif dan cenderung tidak beraturan. Situasi ini tentu peluang pengelolaan dalam mencipta pengetahuan praktis. Tiap pengetahuan
praktis pasti sistematis. Kebutuhan ini telah memacu
penguatan logika, berpikir kritis, dan tindakan kreatif. Seiring dengan hal itu, terbuka peluang pendidikan tinggi menjadi pusat produksi pengetahuan
praktis.
Kreatifitas Tanpa
Batas
Perubahan-perubahan
yang cepat sekaligus dengan problem yang dibawanya. Ini menuntut kreatifitas tanpa batas. Tiap problem menutut solusi melalui berpikir kritis dan tindakan kreatif. Sejalan dengan munculnya berbagai problem baru, maka
muncul pula ide-ide baru, inovasi, dan kreatifitas melalui sokongan
dunia online. Solusi-solusi itu diterapkan di lingkungan sendiri di mulai dari rumah hingga lingkungan yang lebih luas.
Konektivitas Lintas
Geografis
Dunia makin mengglobal
karena era online bekerja melipat jarak dan waktu. Ini memungkinkan orang
lintas geografis saling terkonektivitas untuk berkolaborasi mencipta karya
untuk kebaikan dunia. Suatu problem tidak mungkin dipecahkan hanya dari satu
bidang keahlian kecuali melalui kolaborasi dengan sejawat dari berbagai
bidang secara lintas pendidikan tinggi.
Meskipun begitu, pandemic Covid-19 semoga segera berakhir. Sekali lagi ulasan ini
tidak sama sekali menafikan berbagai kesusahan dari dampak Covid-19. Walaupun online terpaksa menjadi arus utama
di masa depan, tentu semua merindu perjumpaan secara offline.
Bandung, 12 Desember
2020
Wahyudin
Darmalaksana, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung