Menulis Artikel Ilmiah Sering Disebut Pelik, Padahal Tidak Demikian, dan Apa Manfaat Besar Dari Penulisannya
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2021-01-10T07:34:10Z
Artikel ilmiah merupakan
tulisan hasil penelitian. Artikel ilmiah biasanya ditulis untuk target
penerbitan di jurnal ilmiah.
Menulis artikel ilmiah
sering disebut pelik. Mengapa? Karena ada ungkapan pelik, maka banyak orang
tidak percaya diri menulis artikel ilmiah.
Tulisan ini berusaha
menegaskan bahwa menulis artikel ilmiah tidak pelik. Benar bahwa artikel ilmiah
adalah tulisan hasil penelitian. Secara garis besar, penelitian ada dua bidang.
Pertama, penelitian bidang pemikiran. Kedua, penelitian dalam pengertian
observasi. Penelitian mendalam mungkin pelik. Akan tetapi, penelitian biasa
amatlah sederhana. Hal yang paling sederhana adalah penelitian materi dasar
yang bersifat deskriptif. Penelitian ini cukup dengan menjelaskan sesuatu.
Disebut pelik juga
mungkin karena belum terbiasa melakukan perjalanan dengan rute penelitian.
Setiap penelitian memiliki fokus. Setiap fokus mesti dilakukan tinjauan pustaka
dari penelitian-penelitian terdahulu. Teori apa yang akan digunakan untuk
memayungi fokus. Metode apa yang akan digunakan dalam membahas fokus
berdasarkan payung teori tadi. Setelah ada fokus, teori, dan metode, analisis
pendekatan apa yang akan digunakan untuk menarik kesimpulan. Inilah rute
penelitian.
Selain itu, artikel
ilmiah disebut pelik karena belum terbiasa menuangkan hasil penelitian ke dalam
bentuk tulisan. Paling utama tulisan artikel ilmiah adalah apa yang menjadi
hasil penelitian. Ditulis juga unsur-unsur lain, seperti tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian, asumsi jawaban atas pertanyaan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka berpikir (alur logis secara garis besar berjalannya sebuah
penelitian), metode penelitian (skenario pelaksanaan penelitian), termasuk
analisis yang digunakan. Setelah menuliskan pembahasan dan hasil akhir penelitian,
cantumkan manfaat dan kegunaan hasil penelitian, kekurangan dan keterbatasan
serta pentingnya penelitian lebih lanjut, dan rekomendasi penelitian.
Jelaslah menulis artikel
ilmiah bukanlah sesuatu yang pelik. Dalam hal ini, ada manfaat yang besar bagi
orang yang telah tuntas menulis naskah artikel ilmiah.
Pertama, orang menjadi
mengerti rute penelitian. Kedua, berlatih fokus melalui pelaksanaan penelitian.
Ketiga, latihan penulisan dari mulai struktur kalimat dalam membentuk paragraf
hingga koherensi antar-paragraf.
Tentu masih banyak lagi
manfaat besar lainnya seperti prestasi pencapaian artikel terbit di jurnal
ilmiah. Barangkali manfaat yang paling besar adalah peningkatan kapasitas
keterampilan dalam penulisan akademik. Ini manfaat yang tidak terhingga.
Disebut tidak terhingga
karena keterampilan menulis tidak mungkin bisa diperoleh kecuali dengan
memulainya. Sebelum memulainya pasti orang lebih banyak berteori --untuk tidak
menyebut lebih banyak berbicara. Seperti di masa lalu sebelum Covid-19 berupa "khutbah-khutbah" teoritis di dalam kelas. Sedangkan menulis adalah praktik yang
dibedakan secara tegas dengan hal semisal copy paste dan telebih lagi
hanya sekedar meneruskan tulisan orang lain di fasilitas berbagi pesan yang
mungkin karena dianggap penting. Mesti digeser secara perlahan dari budaya orasi ke literasi.
Setiap orang mungkin
menulis lebih dari 500 karakter di media sosial setiap hari. Tujuh hari berarti
3500 karakter. Itu cukup untuk satu judul artikel ilmiah. Mungkin ungkapan di
media sosial hanyalah permasalahan keseharian saja. Pasalnya, artikel ilmiah
juga merupakan permasalahan keseharian hanya saja ditulus secara formal.
Bagaimana menulis dengan formal, hal itu ditempuh melalui latihan.
Demikian, tidak ada
istilah pelik dalam penulisan artikel ilmiah. Semua pasti bisa menulis. Dan
manfaatnya teramat besar.
Bandung, 10 Januari 2021
Wahudin Darmalaksana,
Pegiat Kelas Menulis di UIN Sunan Gunung Djati Bandung