Saat ini mahasiswa memasuki Semester
Genap 2021. Diperkirakan ada beberapa mata kuliah dengan penugasan makalah. Namun, penulisan banyak makalah pasti memberatkan mahasiswa. Oleh karena itu, perlu diusulkan cukup satu makalah untuk beberapa tugas mata kuliah.
Ada
beberapa tujuan penugasan makalah. Pertama, pelatihan agar mahasiswa semakin terlatih dalam penulisan karya akademik. Kedua, sarana penguasaan pengetahuan mahasiswa melalui pemahaman substansi isi makalah. Ketiga, upaya mengantarkan mahasiswa untuk memiliki pengalaman menerbitkan makalah di jurnal ilmiah.
Nah, berapa makalah yang telah dihasilkan selama kuliah? Dimana makalah-makalah
tersebut sekarang? Apakah tersimpan di komputer ataukah tertumpuk dan kemudian hilang. Mungkin beberapa makalah dibuat terburu-buru.
Tentu ada beberapa syarat berkenaan dengan satu makalah untuk beberapa tugas mata kuliah. Pertama, makalah harus mengacu
panduan penulisan artikel jurnal ilmiah. Kedua, topik makalah harus relevan dengan beberapa materi kuliah. Bisa saja satu makalah
berkaitan dengan dua atau tiga mata kuliah. Ketiga,
penulisan makalah harus tuntas dalam arti memenuhi kelayakan terbit di jurnal ilmiah. Keempat, satu makalah untuk beberapa tugas mata kuliah dikomunikasikan kepada dosen pengampu mata kuliah. Kelima, minta dosen
pengampu mata kuliah untuk memberikan penguatan substansi isi makalah.
Boleh
jadi beberapa dosen berkenan dengan pola satu makalah
untuk beberapa tugas mata kuliah. Ketika penulisan makalah dipahami sebagai
pelatihan dalam keterampilan penulisan karya akademik. Bisa jadi beberapa dosen yang lain kurang berkenan dengan pola tersebut karena topik makalah tidak relevan. Apabila dosen kurang berkenan, maka ada jalan lain. Mahasiswa bisa membuat satu makalah dalam bentuk tugas mandiri bagi beberapa
mata kuliah.
Penting diperhatikan beberapa hal berkenaan dengan penulisan makalah. Pertama, harus dipahami sebagai pelatihan bagi mahasiswa untuk menghasilkan karya akademik (ilmiah) terstandar. Kedua, peluang bagi mahasiswa untuk menyiapkan naskah makalah terstandar yang layak diterbitkan di jurnal ilmiah, meskipun makalah tersebut harus diselesaikan dalam beberapa semester. Ketiga, mahasiswa harus dibantu memiliki pengalaman menerbitkan makalah pada jurnal ilmiah selama masa kuliah.
Penulisan makalah lazimnya tidak
terburu-buru dalam arti harus memperhatikan kerapian dan dibutuhkan konsentrasi serta menempuh proses reviu (review) dari ahli bidang keilmuan. Bisa jadi mahasiswa tidak tuntas (rampung) dalam penelisan makalah pada satu semester, namun dosen dapat menilai kemajuan (progress) untuk selanjutnya memastikan ketuntasan di hari-hari ke depan. Tuntas dalam arti berhasil terbit di jurnal ilmiah. Bagi mahasiswa, penerbitan makalah di
jurnal ilmiah adalah prestasi, penghargaan, dan kebanggaan. Kebanggaan bagi dirinya, orang tua, kampus, dan Negara.
Agaknya,
perlu disampaikan di sini, penulis sendiri ada kalanya menempuh dua tahun lebih untuk menyiapkan naskah makalah hingga terbit di jurnal ilmiah. Ini suatu
proses yang amat panjang dengan penantian sekian lama. Akan tetapi, paling utama adalah akademisi memiliki naskah makalah yang disiapkan bagi kelayakan terbit di jurnal ilmiah. Akhirnya, hargai proses dan yakinlah
hasil tidak akan menghianati usaha. Jadi tetap semangat ya!
Bandung,
01 Maret 2021
Wahyudin
Darmalaksana, Akademisi UIN Sunan Gunung Djati Bandung