
Ada mahasiswa Jurusan Ilmu
Hadis melakukan konsultasi mengenai judul penelitian tugas akhir skripsi. Judulnya
“Hadis Pengobatan Herbal dalam Tinjauan Ilmu Kedokteran Modern."
Judul di atas merupakan
susunan yang ajeg sehingga memungkinkan diteruskan menjadi sebuah rencana
penelitian. Bagkan, model judul seperti itu sangat diharapkan bagi kepentingan
integrasi ilmu. Namun, judul itu dapat dikatakan kurang relevan bagi rencana penelitian
tugas akhir skripsi pada Jurusan Ilmu Hadis. Alasanya, judul itu merupakan
model penelitian transdisipliner, yaitu penggabungan disiplin ilmu yang tidak
serumpun. Dalam hal ini penggabungan antara ilmu hadis dan ilmu kedokteran. Penguasaan
peneliti terhadap masing-masing bidang ilmu yang tidak serumpun menjadi syarat
penelitian transdisipliner. Pertanyaannya apakah ilmu kedokteran disajikan di
Jurusan Ilmu Hadis? Dipastikan jurusan ini tidak menyajikan materi ilmu
kedokteran. Penelitian transdisipliner lebih tepat dilakukan secara kolaboratif
di antara ahli lintas ilmu yang tidak serumpun. Padahal, tugas akhir skripsi
bukan penelitian kelompok, melainkan penelitian individual.
Beberapa solusi dapat
dilakukan dalam rangka terpenuhinya rencana judul penelitian tugas akhir
skripsi. Antara lain penelitian takhirj hadis tentang pengobatan herbal dengan
mencantumkan jenis pengobatan herbal tertentu sebagai pembatasan takhrij hadis.
Takhrij hadis sendiri bertujuan melakukan pengujian otentisitas hadis apakah
shahih ataukah dhaif. Peneliti dapat menyusun latar belakang dan masalah bahwa
pengobatan herbal jenis tertentu tengah menjamur di masyarakat sehingga perlu
dilakukan takhrij hadis. Apabila hadis pengobatan herbal jenis tertentu telah
dilakukan takhrij oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti memungkinkan
melakukan takhrij pada hadis pengobatan herbal jenis tertentu yang lain yang
belum dilakukan takhrij.
Selain itu, peneliti dapat
melakukan syarah hadis pengobatan hebal bila peneliti sebelumnya telah
melakukan takhrij sebagai tindak lanjut penelitian. Setelah melakukan syarah,
peneliti dapat memberikan perspektif dari ilmu kedokteran atau ilmu kesehatan.
Namun, perspektif hanyalah sebuah spekulasi sebagai implikasi hasil syarah
hadis bagi pengembangan di bidang ke ilmuan lain. Sebagai sebuah spekulasi maka tidak dianjurkan melakukan pembahasan secara berkepanjangan tetapi hanya membuka pintu pengembangan bagi disiplin ilmu lain. Adapun pengembangannya sendiri
bukan berada di tangan peminat ilmu hadis lagi, melainkan merupakan tanggungjawab
bidang ilmu kedokteran. Dengan demikian, tinjauan ilmu kedokteran tidak semestinya
menjadi sorotan utama yang menonjol pada judul rencana penelitian tugas akhir skripsi bidang ilmu hadis.
Namun jangan cemas ya. Paling tidak, ada dua alternatif
judul sebagai penggantinya. Pertama, hadis tentang pengobatan herbal jenis tertentu sebuah takhrij. Kedua,
hadis tentang pengobatan herbal jenis tertentu sebuah syarah. Ada pula
alternatif lainnya. Antara lain pengobatan tradisi Nabi Saw sebuah living hadis
pada kasus di suatu tempat.
Terimakasih, semoga
bermanfaat.
Bandung, 05 Maret 2021
Wahyudin Darmalaksana,
Peminat Ilmu Hadis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung