Anak-anaku
sekalian, dulu bapak gak suka menulis. Kalau ingin bisa sih jelas ingin.
Sekarang juga belum pinter-pinter amat. Masih terus belajar.
Nah,
kalau belajar besama kayaknya seru, dibanding belajar sendiri. Pertama yakini
menulis itu bukan bakat. Tapi keterampilan. Kalau keterampilan, berarti kita
bisa latihan.
Ada
cara yang cepet bisa loh. Caranya ikuti panduan. Lau kita periksa bareng-bareng
apakah hasil latihan udah sesuai dengan panduan. Kalau diperiksa
bareng-bareng pasti ketemu bagian mana yang belum sesuai.
Tidak
perlu terburu-buru. Paling penting ada kemajuan. Bisa juga kita bikin deadline.
Jadi ada tahapan untuk menyelesaikan.
Kalau
gak Covid bisa lebih seru tuh. Kita bisa bikin camp atau pengasingan menulis.
Di pulau atau di tempat yang sejuk. Asal sepulang dari situ jadi naskah
artikel.
Kalau
punya naskah artikel, kita bisa daftar konferensi. Di dalam negeri atau di luar
negeri. Dulu sebelum Covid sehabis konferensi biasanya ada city tour. Jadi
tambah ilmu juga tambah pengalaman.
Sekarang
juga banyak konferensi melalui Zoom. Sertifikatnya berharga. Di konferensi kita
presentasi artikel. Diulas oleh sejawat. Hasil konferensi dipublikasikan di
jurnal ilmiah.
Paling
utama, anak-anaku sekalian harus saling support. Kalau ada teman yang maju,
dukung. Beri semangat dan apresiasi biar tambah maju. Lalu kita ikuti jejaknya.
Kalau
bareng-bareng pasti semua bisa. Lagi pula untuk apa sendiri-sendiri. Kita akan
melangkah jauh ke depan. Jadi melangkah bareng-bareng.
Yuk,
kita latihan menulis bareng ya!
Bandung,
16 Maret 2021
Yudi
W. Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis