USHULUDDIN UIN BANDUNG BUKA TEKNOLOGI HADIS
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2021-05-18T08:16:34Z
Pendidikan tinggi dipacu untuk berkembang. Terlebih di era digital
sekarang ini. Masa pandemi Covid-19 telah memaksa pendidikan tinggi untuk
berubah.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI.) melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) minta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)
terapkan Digital University. “Masa pandemi yang panjang perlu dijawab dengan
terobosan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di zaman digital,” ungkap Prof.
Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Dirjen Pendis, pada saat Rapat Kerja
Pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, di Banyuwangi, Jum’at, 02
Mei 2021.
Sejalan dengan pandangan Dirjen Pendis Kemenag RI., Prof. Dr. H. Mahmud,
M.Si., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, terus melakukan pengembangan digital
di segala bidang. Hal ini diarahkan demi terwujudnya pencanangan Tekno
University UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sehingga universitas bisa memanfaatkan
kemajuan teknologi di masa pandemi dan pasca pandemi Covid-19.
Akhir-akhir ini, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui
para akademisinya sering melakukan riset bidang teknologi. Beberapa artikel rancang
bangun aplikasi telah menembus jurnal ilmiah bereputasi global. Ini dijalankan
seuai arah kebijakan Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN) Kemenag RI. ARKAN
mengamanatkan pengembangan riset mulai dari materi dasar hingga materi terapan.
Sejumlah produk riset telah dihasilkan melalui kolaborasi akademisi
Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Sains dan Teknologi. Khususnya, rancang bangun
aplikasi hadis melalui kolaborasi akademisi ilmu hadis dan akademisi
informatika. Telah berlangsung pula riset takhrij dan syarah hadis bidang
agroteknologi dan bidang kimia. Termasuk juga penelitian Design Thinking Hadis yang menyoroti keteladanan Rasul sebagai inpirasi peradaban hingga akhir zaman.
Pengembangan ini dilandasi paradigma Wahyu Memandu Ilmu (WMI) UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
Belakangan ini muncul ide membuka Teknologi Hadis. Di
sini teknologi dipahami sebagai metodologi dalam ilmu terapan. Jika metodologi digunakan oleh rumpun ilmu dasar, maka teknologi digunakan oleh rumpun ilmu terapan. “Ilmu hadis harus
berkembang dari penggunaan metodologi ke penerapan teknologi,” tutur Dr.
Wahyudin Darmalaksana, M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, di Kampus I Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Selasa, 18 Mei 2021.
Ruang kerja Teknologi Hadis akan dipusatkan di Laboratorium Jurusan Ilmu
Hadis melalui pendampingan dari Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA). Sedang peran teknologi hadis akan mengambil fokus takhrij hadis penerapan aplikasi digital,
syarah hadis menurut ulama klasik dan kontemporer, dan analisis teks hadis pendekatan
sains mutakhir. Sehingga dihasilkan produk-produk, inovasi, dan pengembangan teknologi
hadis.
Ruang kerja Teknologi Hadis juga akan menyiapkan jurnal ilmiah yang
berperan mendiseminasi karya-karya akademisi. Selebihnya, ruang kerja Teknologi
Hadis akan mendukung penuh Annual Conference on Hadith Studies (ACOHIS) Jurusan
Ilmu Hadis UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Seperti telah diberitakan ACOHIS
2021 merupakan penyelenggaraan tahun kedua yang menampung riset multidisipliner dan transdisipliner [Widodo].