Pendidikan tinggi Indonesia
dipacu kembangkan teknologi. Termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)
di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI.).
Kemenag RI.
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) minta Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI) terapkan Digital University. “Masa pandemi yang panjang
perlu dijawab dengan terobosan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di zaman
digital,” ungkap Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., Dirjen Pendis
Kemenag RI., pada saat Rapat Kerja Pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Jember, di Banyuwangi, Jum’at, 02 Mei 2021.
Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, terus
melakukan pengembangan digital di segala bidang. Hal ini diarahkan demi
terwujudnya pencanangan Tekno University UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sehingga universitas bisa memanfaatkan kemajuan teknologi di masa pandemi dan
pasca pandemi Covid-19.
UIN Sunan Gunung Djati
Bandung berkomitmen untuk melakukan inovasi dan pengembangan teknologi. Salah
satunya perancangan teknologi hadis. Rancangan ini digulirkan oleh Fakultas
Ushuluddin, yang merupakan fakultas tertua di UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
lahir tahun 1968.
Sejalan dengan ide
perancangan teknologi hadis, Fakultas Ushuluddin menggelar “Simulasi Penerapan
Aplikasi Takhrij.” Acara ini berlangsung Pukul 10.00-12.00 WIB. di Aula Lantai
4 Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jalan AH. Nasution 105
Bandung, Rabu, 19 Mei 2021.
Dr. Wahyudin Darmalaksana,
M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin menyatakan, “Teknologi hadis berarti ilmu
hadis praktis mencakup pemanfaatan perangkat pencarian hadis, penerapan
berbagai aplikasi pengujian validitas hadis, dan perancangan serta pengembangan
digital hadis.”
Menurut Prof. Dr. H.
Endang Soetari Ad., M.Si., yang hadir sebagai salah seorang narasumber kegiatan
ini, “Teknologi hadis adalah musthalah praktis seperti teknologi dakwah berarti
dakwah praktis.”
Sedangkan menurut Dr.
Radea Juli A. Hambali, M.Hum., Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin, menyitir
ulasan Martin Heidegger, filsuf Jerman, “Teknologi berasal dari Bahasa Yunani,
technologia, techne berarti menemukan dan logia berarti pengetahuan. Jadi
teknologi tidak melulu peralatan.”
Acara ini dilatarbelakangi tuntutan penelitian
harus menghasilkan publikasi ilmiah. Penelitian hadis biasa menerapkan aplikasi
hadis. Namun, hasil penelitian hadis masih membutuhkan format untuk akselerasi
publikasi di jurnal ilmiah. Dari latar belakang ini, ada tiga
tujuan utama kegiatan. Pertama, eksplorasi
proses bisnis aplikasi hadis, kedua, pemanfaatan fitur-fitur aplikasi
untuk penelitian hadis, dan ketiga, menentukan format hasil penelitian
hadis untuk publikasi ilmiah.
Hadir pada kegiatan ini tiga narasumber. Pertama, Prof. Dr. H.
Endang Soetari Ad., M.Si., Penulis buku “Syarah dan Kritik Hadis dengan Metode
Takhrij: Teori dan Aplikasi." Tema “Metodologi Penelitian Hadis Berbasis
Software." Kedua, Prof. Dr. H. Mohamad Anton Athoillah, MM., Ketua Umum “Asosiasi
Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA)”. Tema "Kolaborasi Ilmu Hadis dan
Informatika untuk Perancangan Aplikasi Hadis dan Publikasi Ilmiah.” Ketiga, Solahudin
Alayubi, M.Ag., Lulusan Magister UIN Sunan Gunung Djati Bandung., Ekspose Hasil
Riset Digital.
Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. mengupas metodologi riset hadis
berbasis software. “Riset hadis mesti berbasis teori, metodologi, dan fungsi. Kami
menyusun 10 anatomi riset hadis di bagian pelacakan hadis digunakan software.
Saat ini 600 tema hadis telah dilakukan takhrij,” ungkap Endang Soetari Ad.
“Akademisi informatika diharapkan berkolaborasi bersama akademisi ilmu
hadis untuk pengembangan. Antara lain menciptakan produk-produk aplikasi dan penghimpunan
data hasil riset, termasuk menyusun format publikasi ilmiah khususnya takhrij
hadis,” lanjutnya.
Solahudin Alayubi, M.Ag. melakukan ekspose hasil riset tahrij dengan
menerapkan metodologi penelitian hadis Prof. Dr. H. Endang Soetari Ad., M.Si. “Teman-teman
akademisi informastika dapat membantu pengembangan perangkat takhrij. Sejauh
ini tahkrij berbasis software diselesaikan dua bulan. Penelitian takhrij bisa
lebih cepat bila ditopang perangkat yang dirancang teman-teman inforamtika,” tutur
Alayubi.
Prof. Dr. H. Mohamad Anton Athoillah, MM., menyatakan, “Kita pastikan terwujud
kolaborasi publikasi ilmiah antara akademisi ilmu hadis dan akademisi
informatika. Kita bersama ciptakan pula aplikasi-aplikasi hadis dengan tetap
dilandasi musthalah hadis. Hal terakhir ini ibarat ilmu murni di bidang sains.”
“Teknologi hadis dapat dikembangkan dalam bentuk madrasah virtual kajian
hadis. Ilmu hadis praktis memiliki peluang besar untuk dikembangkan bersama para
akademisi informatika,” ungkapnya.
Dr. Arief Facthul Huda, S.Si., M.Kom., akademisi informatika memberi
tanggapan. “Kami tertarik melakukan kolaborasi bukan dengan akademi ilmu hadis
saja tetapi juga dengan akademi ilmu Al-Qur’an. Terutama mengupayakan institusi
memiliki database yang kuat. Jika database dimiliki, maka kita dapat merancang
pengelolaannya berbasis pengembangan teknologi informasi,” tutur Arief.
Hal senada diungkapkan akademisi informatika Mohamad Irfan, ST., M.Kom. “Perangkat
aplikasi hadis yang sudah ada bisa disiapkan pada sistem pembelajaran online.
Agar bisa diakses oleh yang membutuhkan dan kami siap melakukan pengembangan
bagi kebutuhan akademisi ilmu hadis,” tegasnya.
Selain itu, tanggapan disampaikan oleh Dr. Muhlas, M.Hum., Wakil Dekan I
Fakultas Ushuluddin, Dr. Izzah Faizah Siti Rusydati Khaerani, M.Ag., Sekretaris
Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Dr. H. Agus
Suyadi Raharusun, Lc., M.Ag., Ketua Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Semua sepakat teknologi harus menjadi salah satu fokus
di masa sekarang ini.
Acara ini dihadiri 30 Orang dari akademisi Fakultas Ushuluddin dan
akademisi Jurusan Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung serta undangan lainnya. Acara berlangsung secara ofline
dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.
Kegiatan ini merekomendasikan beberapa hal. Pertama, kolaborasi
riset dan inovasi akademisi informatika dan akademisi Ushuluddin. Kedua,
akselerasi publikasi ilmiah bidang teks suci berbasis teknologi informasi. Ketiga,
ujicoba riset tugas akhir mahasiswa dalam bentuk produk teknologi.
Sebelum ini, Ruang Kerja Teknologi Hadis (RKTH) dibuka di Fakultas Ushuluddin.
Tepatnya di Laboratorium Jurusan Ilmu Hadis UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Salah satu agenda RKTH berupa penyelenggaraan Annual Conference on Hadith Studies (ACOHIS). RKTH
minta dukungan penuh dari ASILHA bagi kerjasama di tingkat PTKI [Widodo].