Membuat Artikel Cepat Meskipun Tidak Suka Menulis
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2022-11-15T14:00:52Z
Tahun 2020, FKIP
Universitas Dr. Soetomo mengeluarkan kebijakan terkait kewajiban publikasi
ilmiah bagi syarat kelulusan mahasiswa jenjang sarjana S1. Publikasi ilmiah
berupa penulisan artikel yang diterbitkan di jurnal terakreditasi nasional
minimal Science and Technology Index (SINTA) 5. Keputusan ini sejalan dengan
arah kebijakan Indonesia dalam mendorong percepatan publikasi ilmiah akademisi
baik dosen maupun mahasiswa bagi pengakuan di tingkat internasional. Kebijakan
yang dikeluarkan FKIP Universitas Dr. Soetomo pasti telah menempuh pertimbangan
bahwa mahasiswa dipastikan mampu melakukan penulisan artikel dan menerbitkannya
di jurnal ilmiah. Ini hanya merupakan salah satu bentuk kebijakan yang
semestinya diterapkan di seluruh pendidikan tinggi di Indonesia. Namun,
kewajiban publikasi ilmiah mahasiswa tampak belum dilaksanakan secara massif di
pendidikan tinggi tanah air. Hal ini disebabkan faktor mitos yang menganggap
publikasi ilmiah merupakan subjek yang pelik. Padahal, penulisan artikel ilmiah
dapat dikerjakan dengan cepat meskipun akademisi tidak suka menulis. Oleh
karena itu, pendampingan mahasiswa dalam penulisan artikel bagi kepentingan
publikasi ilmiah sangat dibutuhkan.
Ada beberapa kiat
bagaimana penulisan artikel ilmiah dapat dikerjakan dengan cepat meskipun
akademisi tidak suka menulis. Pertama, menepis mitos bahwa penulisan artikel
ilmiah merupakan hal yang sulit. Harus diyakini bahwa penulisan artikel ilmiah
merupakan murni keterampilan. Sehingga siapapun pasti bisa menulis artikel
melalui pelatihan. Jika terus dilatih, maka orang akan makin terlatih. Kedua,
gunakan template generic (umum) sebagai panduan penulisan artikel
ilmiah. Template penulisan artikel mencakup pengetahuan sistematis dan praktis
bagi teknis penulisan artikel ilmiah. Selama template tidak dipatuhi, maka
selama itu pula penulisan artikel ilmiah tidak akan pernah selesai secara
tuntas. Ketiga, lakukan introgasi terhadap hasil latihan penulisan dengan
melihat kesesuaian dengan panduan (template). Apabila tulisan artikel telah
sesuai template maka dipastikan naskah tersebut diterima untuk dilakukan
peninjauan substansi oleh reviewer dan kemudian penerbitan di jurnal
ilmiah.
Beberapa kiat di atas
telah dicoba dipraktikan di WPAJ (Workshop Penulisan Artikel Jurnal) HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan) IAT (Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir) UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Mulanya peserta mengalami beberapa kesulitan terkait dengan teknis
penulisan. Akan tetapi, peserta tampak mengalami peningkatan dalam kualitas
penulisan melalui feedback (umpan balik). Kualitas penulisan sejak awal latihan
terus meningkat pada tahap-tahap berikutnya. Bahkan, ada peserta yang telah
berhasil publikasi ilmiah di jurnal Gunung Djati Conference Series. Juga ada
peserta yang telah rampung menyelesaikan latihan penulisannya serta memiliki
kelayakan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Seluruh peserta yang lain tengah
melaksanakan kemajuan tahap demi tahap. Jelaslah bahwa penulisan artikel ilmiah
bukanlah hantu yang menyeramkan.
Sudah saatnya pendidikan
tinggi Indonesia mewajibkan publikasi ilmiah sebagai syarat kelulusan
mahasiswa. Hal ini bukan saja berguna bagi pengukuran produktifitas pendidikan
tinggi dan pengakuan negara di level internasional. Melainkan sangat berguna
bagi mahasiswa sendiri sebagai jati diri, eksistensi, dedikasi, kontribusi, dan
prestasi. Oleh karena itu, keberhasilan publikasi mahasiswa di jurnal ilmiah
patut mendapat apresiasi, penghargaan, dan anugerah.
Bagi mahasiswa, menulislah
mulai dari sekarang meskipun tidak suka menulis. Sebab, penulisan artikel bukan
bakat melainkan keterampilan serta telah disediakan template baku sebagai
acuan. Hasil publikasi mahasiswa di jurnal ilmiah dipastikan sangat berguna
bagi beasiswa, studi lanjut pascasarjana, dan modal untuk menembus dunia kerja
di masa depan.
Bandung, 19 Juni 2021
Wahyudin Darmalaksana,
Pegiat Kelas Menulis Di UIN Sunan Gunung Djati Bandung