Nyimas Shoffah Shofiyatus Salamah: Mahasiswa Santri Duta Kepenulisan Artikel Jurnal Ilmiah
Wahyudin Darmalaksana
Last Updated
2021-10-07T06:13:07Z
Selepas mondok di salah satu pesantren di kota Malang. Santri ini
melanjutkan kuliah di kota Bandung. Menurut K.H. Mustofa Bisri yang akrab
disapa “Gus Mus,” santri adalah murid Kiai yang dididik dengan kasih sayang,
seperti disitir NU Online, Jakarta.
Mahasiswa santri ini tergabung di Kelas Menulis. Kelas ini berjumlah 83
mahasiswa. Dari kelas ini dihasilkan 33 artikel. Sampai tulisan ini
ditayangkan, 16 artikel telah terbit di jurnal, 10 artikel tengah
menunggu keputusan editor jurnal dengan status in review, dan 6 artikel
telah submit dengan status awaiting
assignment.
Nyimas Shoffah Shofiyatus Salamah dipanggil “Shoffah.”
Saat ini duduk di Semester V. Mahasiswa santri ini telah menyelesaikan tahapan
penulisan artikel. Artikel telah dikirim ke jurnal dalam status in review
untuk penerbitan tahun 2022. Juga mahasiswa santri Jurusan Ilmu Hadis ini pernah ikut review
artikel Takhrij Hadis bidang Kimia dan telah terbit di Gunung Djati Conference Series (GDCS), 2021.
Terakhir mahasiswa santri Fakultas Ushuluddin ini menulis
artikel “Peningkatan Penulisan Artikel Mahasiswa bagi Akselerasi Publikasi Ilmiah Pendidikan Tinggi.” Artikel ini terbit pada Edukasi: Journal
of Educational Research Volume 2 No. 1 Tahun 2021.
Artikel ini ditulis melalui kolaborasi bersama dosen dari
studi kasus penulisan artikel di Semester IV Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2020-2021. Pengamatan berlangsung sejak 01 Maret 2021 sampai 28 September 2021.
Saat ditanya apa yang paling sulit dalam mengerjakan tahapan
penulisan. “Kalau dilihat-lihat, paling sulit itu pas tahap 9, memaparkan
poin 3. Karena
di tahap 9 itu kita tidak hanya memaparkan isi saja, melainkan harus
berkesinambungan dengan pendahuluan sebelumnya. Kalau poin 1 dan 2, cukup
dipaparkan saja, kalau poin 3 beda,”
ungkap Shoffah.
Sejauh ini memang telah dibuat modul latihan menulis
artikel. Modul itu meliputi tahap 1 sampai tahap 11. Tahap 9 berupa pembahasan (discussion) hasil penelitian, yaitu menjawab pertanyaan penelitian poin 3, pertanyaan penelitian paling terakhir.
Selanjutnya ditanya lagi, apa yang paling seru atau disukai
dalam tahapan latihan menulis. “Ketika pas ngumpulin terus pelatih memberi acc,
atau kalau habis revisian terus mendapat acc. Itu lega banget. Dan kaya
langsung bikin semangat untuk lanjut ke tahap selanjutnya,” pungkas Shoffah.
Kelas Menulis menekankan review tahapan penulisan
artikel sebagai feedback. Ini menjadi strategi utama untuk memastikan peningkatan kapasitas keterampilan mahasiswa dalam penulisan
artikel. Serta untuk memastikan keberhasilan publikasi artikel mahasiswa di
jurnal ilmiah open access.
Wahyudin Darmalaksana, Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung menuturkan. “Kami berharap mahasiswa bersedia
menjadi duta-duta kepenulisan artikel. Mereka
harus bisa menulis dan mereka yakin bisa menulis,” papar Dekan.
“Ushuluddin sangat diminati santri-santri dari pesantren. Di
pondok mereka telah mendapat tempaan dari Kiai. Banyak sekali
santri telah menjadi penulis hebat. Menulis itu persoalan seni dan keterampilan.
Mahasiswa santri Ushuluddin pasti bisa menulis. Ushuluddin sangat tepat menjadi
pusat penulisan artikel mahasiswa,” lanjut Dekan.
“Alhamdulillah, Ushuluddin penuh dengan para mahasiswa
sebagai duta-duta kepenulisan artikel, pungkas Wahyudin, Kamis, 07/10/2021
[Widodo].