Semua kita ini spesial. Tidak ada yang tidak spesial. Namun, mungkin kita tidak bisa melihatnya. Seperti daun telinga tidak bisa dilihat. Spesialitas kita biasanya bisa dilihat oleh orang lain. Hanya belum tentu juga orang lain mengungkapkannya atau tidak bisa memilih bahasa untuk mengungkapkan.
Sekarang kita tengok diri kita. Anggap ada sebuah kaca cermin besar di hadapan kita. Perhatikanlah, kita ini pejuang. Sejak bangun tidur, kita perjuangkan banyak hal. Bahkan, kita latihan berjuang sejak balita. Hingga kini pasti sudah banyak capaian yang diperjuangkan.
Lihatlah, apa yang paling kuat dari dalam diri kita. Sesekali berusaha untuk tidak terlalu terganggu oleh sisi lemah. Tiap orang pun pasti punya sisi lemah. Itu biarkan dulu, lalu sorot yang paling kuat. Tiap orang pasti punya sisi kuat, kelebihan, kehebatan, keunikan, dan mutiara. Sebut saja mutiara yang terlipat di dalam diri.
Terus besarkan sisi kuat itu. Dorong sisi kuat dari dalam diri terus tumbuh. Seiring dengan itu kapasitas kita pasti berkembang pula. Kapasitas sendiri merupakan wadah. Wadah untuk menampung sisi kuat tadi. Kapasitas sisi kuat pasti terus membesar. Kembangkanlah tanpa harus terpenjara oleh batas.
Kapasitas sisi kuat mempunyai peran menentukan masa depan. Masa depan akan dibangun dari hari ini. Esok juga masa depan. Yakni, masa depan yang paling dekat. Tentu satu jam ke depan merupakan masa depan yang lebih dekat lagi. Pastikan, sisi yang paling kuat muncul dari dalam diri kita.
Terkadang kita lelah ketika memculkan sisi kuat. Lelah itu karena habis energi. Karena itu, pulihkan. Karena kita banyak keluarkan energi, maka kita harus pandai mengisi energi ke dalam diri kita. Istirahat merupakan cara paling efektif untuk pemulihan setelah energi terkuras. Pastikan, energi terisi kembali.
Terakhir, tidak boleh galau. Galau itu karena tekad belum bulat. Agar tekad menjadi bulat maka cetak menjadi baik-baik saja. Bersamaan dengan itu, salurkan sisi kuat ke dalam bentuk kreatifitas. Dengan begitu, yakin mendapat anugerah, bahkan tiap saat.
Bandung, 27 Des 2021
Wahyudin Darmalaksana