Tidak banyak yang kulakukan di sepanjang tahun 2021. Aku tidak
membuat peradaban besar, sebab tidak terbayangkan bagaimana membuat peradaban. Aku hanya melakukan hal-hal kecil.
Bersama para sejawat di kelas menulis, kami membantu tulisan-tulisan mahasiswa dengan cara mereviu. Terkadang mereka lupa menyimpan titik. Lupa menulis italic untuk kata-kata asing. Beberapa nama orang dan nama tempat tidak diawali huruf besar. Kata di atas, di antaranya, di samping disatukan, tidak dipisah. Menunjukkan titik sebelum tanda kutip. Kata Islam terkadang tidak diawali huruf besar. Mengoreksi kata “hadist” menjadi hadis. Mahasiswa juga diminta untuk mengatur margin dan first line. Selama satu tahun berjalan, terlihat tulisan mahasiswa mulai rapi.
Kami lakukan hal itu semata-mata agar tulisan terlihat elok. Elok ini bagian dari seni tentang keindahah. Sudah menjadi fitrah manusia setiap orang pasti butuh keindahan.
Aplikasi pengutipan diminta untuk diterapkan. Belajar dimulai dari aplikasi manual sampai aplikasi otomatis. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan sitasi dan menyusun daftar pustaka. Terkadang masih dijumpai kesalahan-kesalahan insert di dalam manage sources. Seperti kesalahan dalam type of source antara book dan article. Juga kesalahan dalam penulisan authors meskipun di dalam create source terdapat example. Lalu, setelah belajar aplikasi manual kemudian beralih untuk belajar menerapkan aplikasi otomatis agar pengutipan menjadi cepat. Namun, keselahan menyimpan titik sebelum tanda kurung kutipan masih sering dijumpai harusnya titik setelah tutup kurung. Juga terkadang judul sumber rujukan dalam daftar pustaka masih ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Tetapi tulisan-tulisan mahasiswa sudah mulai terlihat rapi dan elok sekarang ini.
Kami juga mengajarkan struktur penulisan. Diakui beberapa mahasiswa terkadang masih kesulitan dalam menulis proposal skripsi. Biasanya proposal-proposal yang telah ada dijadikan acuan. Aku katakan, “pedoman merupakan satu-satunya acuan yang sah.” Didasarkan pedoman, terlihat mahasiswa berlatih membedakan antara latar belakang dan kerangka berpikir. Berlatih membuat tinjauan pustaka. Diarahkan untuk mencari pembeda dengan penelitian terdahulu. Belajar memahami fungsi metodologi penelitian. Dan lai-lain.
Ternyata dari belajar struktur penulisan dihasilkan dampak yang besar. Mahasiswa tampak mengerti lingkup (scope) bidang ilmu untuk tidak keluar terlalu jauh dari bidang ilmu yang digelutinya. Berusaha menulis to the point. Berusaha fokus pada permasalahan utama. Berusaha menemukan inti persoalan dari masalah yang diangkat. Memiliki tujuan yang ajeg. Belajar menampilkan hasil penelitian berdasarkan metode yang diterapkan. Belajar melakukan interpretasi terhadap hasil penelitian dengan ditunjang referensi. Hingga mereka mampu menyimpulkan hasil penelitian.
Sepanjang tahun 2021, sudah 500 naskah artikel mahasiswa dibaca. Bahkan, dilakukan reviu. Sebanyak 400 artikel berhasil terbit di jurnal ilmiah. Adapun sisanya masih sedang tahap penelaahan. Dari artikel yang terbit aku tahu apa yang telah ditulis oleh mahasiswa. Aku mengerti bagaimana mereka mengupayakan sebuah tulisan. Artikel-artikel mahasiswa yang telah terbit di jurnal dapat dipetakan tentang teori, bidang ilmu, metode, dan hasil.
Kami bersyukur karena artikel-artikel mahasiswa yang telah terbit tidak lain merupakan kekayaan. Kekayaan yang bisa diakses dan dibaca oleh khalayak. Bahkan, bisa ditiru.
Angkatan berikutnya bisa melihat artikel-artikel yang telah terbit. Dirujuk dan dilihat berbagai keterbatasannya untuk dikembangkan melalui studi tindak lanjut. Di situ, pasti masih dijumpai anomali, ambiguitas, kurang koheren, dan beberapa kesalahan teknis penulisan (typo) yang luput dari penglihatan mata ketika dilakukan editing. Pastinya terbitan artikel-artikel mahasiswa di jurnal ilmiah telah mengupayakan struktur, kesesuaian dengan template (gaya selingkung), dan kerapian.
Hari ini, aku akan memulai melihat kualitas substansi isi. Sebelumnya, mahasiswa diarahkan untuk belajar kerapian, struktur penulisan, dan kelayakan terbit di jurnal ilmiah. Tinjauan substansi isi mesti dilakukan. Hanya saja reviu individual mungkin sudah tidak cukup waktu. Individu mahasiswa yang akan latihan menulis bisa melihat artikel-artikel yang telah terbit. Bahkan, mahasiswa yang baru pertama mengenal penulisan artikel agar melihat artikel-artikel yang terbit. Selanjutnya, di tahun 2022 ini kita akan fokus latihan kedalaman substansi isi.
Hingga di sini, kita tidak berpretensi menciptakan peradaban. Tetapi hanya latihan dan terus latihan. Sejauh ini kita telah latihan untuk rapi, latihan mengakses sumber rujukan, latihan penggunaan aplikasi referensi otomatis, latihan mengutip, paraphrase, swasunting, templating, pengiriman naskah (submission) ke jurnal open system, revisi, dan upload ulang. Semua ini akan terus kita asah sembari meningkatkan kualitas. Belajar analisis, translate, dan berjuang untuk tembus di jurnal level tertentu. Hal ini diharapkan memiliki benefit bagi penulis berupa peningkatan keterampilan dan juga diharapkan memiliki dampak (impact) bagi pembaca secara luas.
Terbit artikel di jurnal adalah wakil dari diri kita. Wakil dari kerja kita. Bukti kita telah bekerja. Juga pasti bermanfaat di kemudian hari untuk bukti di dalam portofolio. Semoga semua kita sehat dalam rangka mengasah kapasitas menuju terciptanya sumber daya mumpuni di masa depan.
Bandung, 06 Januari 2022
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Bersama para sejawat di kelas menulis, kami membantu tulisan-tulisan mahasiswa dengan cara mereviu. Terkadang mereka lupa menyimpan titik. Lupa menulis italic untuk kata-kata asing. Beberapa nama orang dan nama tempat tidak diawali huruf besar. Kata di atas, di antaranya, di samping disatukan, tidak dipisah. Menunjukkan titik sebelum tanda kutip. Kata Islam terkadang tidak diawali huruf besar. Mengoreksi kata “hadist” menjadi hadis. Mahasiswa juga diminta untuk mengatur margin dan first line. Selama satu tahun berjalan, terlihat tulisan mahasiswa mulai rapi.
Kami lakukan hal itu semata-mata agar tulisan terlihat elok. Elok ini bagian dari seni tentang keindahah. Sudah menjadi fitrah manusia setiap orang pasti butuh keindahan.
Aplikasi pengutipan diminta untuk diterapkan. Belajar dimulai dari aplikasi manual sampai aplikasi otomatis. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan sitasi dan menyusun daftar pustaka. Terkadang masih dijumpai kesalahan-kesalahan insert di dalam manage sources. Seperti kesalahan dalam type of source antara book dan article. Juga kesalahan dalam penulisan authors meskipun di dalam create source terdapat example. Lalu, setelah belajar aplikasi manual kemudian beralih untuk belajar menerapkan aplikasi otomatis agar pengutipan menjadi cepat. Namun, keselahan menyimpan titik sebelum tanda kurung kutipan masih sering dijumpai harusnya titik setelah tutup kurung. Juga terkadang judul sumber rujukan dalam daftar pustaka masih ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Tetapi tulisan-tulisan mahasiswa sudah mulai terlihat rapi dan elok sekarang ini.
Kami juga mengajarkan struktur penulisan. Diakui beberapa mahasiswa terkadang masih kesulitan dalam menulis proposal skripsi. Biasanya proposal-proposal yang telah ada dijadikan acuan. Aku katakan, “pedoman merupakan satu-satunya acuan yang sah.” Didasarkan pedoman, terlihat mahasiswa berlatih membedakan antara latar belakang dan kerangka berpikir. Berlatih membuat tinjauan pustaka. Diarahkan untuk mencari pembeda dengan penelitian terdahulu. Belajar memahami fungsi metodologi penelitian. Dan lai-lain.
Ternyata dari belajar struktur penulisan dihasilkan dampak yang besar. Mahasiswa tampak mengerti lingkup (scope) bidang ilmu untuk tidak keluar terlalu jauh dari bidang ilmu yang digelutinya. Berusaha menulis to the point. Berusaha fokus pada permasalahan utama. Berusaha menemukan inti persoalan dari masalah yang diangkat. Memiliki tujuan yang ajeg. Belajar menampilkan hasil penelitian berdasarkan metode yang diterapkan. Belajar melakukan interpretasi terhadap hasil penelitian dengan ditunjang referensi. Hingga mereka mampu menyimpulkan hasil penelitian.
Sepanjang tahun 2021, sudah 500 naskah artikel mahasiswa dibaca. Bahkan, dilakukan reviu. Sebanyak 400 artikel berhasil terbit di jurnal ilmiah. Adapun sisanya masih sedang tahap penelaahan. Dari artikel yang terbit aku tahu apa yang telah ditulis oleh mahasiswa. Aku mengerti bagaimana mereka mengupayakan sebuah tulisan. Artikel-artikel mahasiswa yang telah terbit di jurnal dapat dipetakan tentang teori, bidang ilmu, metode, dan hasil.
Kami bersyukur karena artikel-artikel mahasiswa yang telah terbit tidak lain merupakan kekayaan. Kekayaan yang bisa diakses dan dibaca oleh khalayak. Bahkan, bisa ditiru.
Angkatan berikutnya bisa melihat artikel-artikel yang telah terbit. Dirujuk dan dilihat berbagai keterbatasannya untuk dikembangkan melalui studi tindak lanjut. Di situ, pasti masih dijumpai anomali, ambiguitas, kurang koheren, dan beberapa kesalahan teknis penulisan (typo) yang luput dari penglihatan mata ketika dilakukan editing. Pastinya terbitan artikel-artikel mahasiswa di jurnal ilmiah telah mengupayakan struktur, kesesuaian dengan template (gaya selingkung), dan kerapian.
Hari ini, aku akan memulai melihat kualitas substansi isi. Sebelumnya, mahasiswa diarahkan untuk belajar kerapian, struktur penulisan, dan kelayakan terbit di jurnal ilmiah. Tinjauan substansi isi mesti dilakukan. Hanya saja reviu individual mungkin sudah tidak cukup waktu. Individu mahasiswa yang akan latihan menulis bisa melihat artikel-artikel yang telah terbit. Bahkan, mahasiswa yang baru pertama mengenal penulisan artikel agar melihat artikel-artikel yang terbit. Selanjutnya, di tahun 2022 ini kita akan fokus latihan kedalaman substansi isi.
Hingga di sini, kita tidak berpretensi menciptakan peradaban. Tetapi hanya latihan dan terus latihan. Sejauh ini kita telah latihan untuk rapi, latihan mengakses sumber rujukan, latihan penggunaan aplikasi referensi otomatis, latihan mengutip, paraphrase, swasunting, templating, pengiriman naskah (submission) ke jurnal open system, revisi, dan upload ulang. Semua ini akan terus kita asah sembari meningkatkan kualitas. Belajar analisis, translate, dan berjuang untuk tembus di jurnal level tertentu. Hal ini diharapkan memiliki benefit bagi penulis berupa peningkatan keterampilan dan juga diharapkan memiliki dampak (impact) bagi pembaca secara luas.
Terbit artikel di jurnal adalah wakil dari diri kita. Wakil dari kerja kita. Bukti kita telah bekerja. Juga pasti bermanfaat di kemudian hari untuk bukti di dalam portofolio. Semoga semua kita sehat dalam rangka mengasah kapasitas menuju terciptanya sumber daya mumpuni di masa depan.
Bandung, 06 Januari 2022
Wahyudin Darmalaksana, Pegiat Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung