-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Writing As A Spiritual Practice

Saturday, January 8, 2022 | 1:32:00 PM WIB Last Updated 2022-01-08T08:15:48Z





Aku seorang dosen di salah satu pendidikan tinggi bidang agama di Bandung. Aku mengampu matakuliah metodologi penelitian, atau dengan istilah lain metode studi agama, dan mengajar sejak tahun 1998 silam.
 
Sejarah Studi Agama
Matakuliah metodologi penelitian mengalami perkembangan yang pesat. Di tahun 1998-an studi agama dilaksanakan secara normatif atau dogmatis. Saat itu, studi agama terpaku pada interpretasi para ulama seputar Teks Suci. Pada tahun 2000-an mulai studi agama dilakukan dengan meminjam pendekatan-pendekatan dari ilmu sosial, seperti antropologi, sosiologi, dan geneologi. Saat ini, mahasiswa mulai belajar melakukan interpretasi yang ditopang dengan metode yang relevan. Di masa lalu sering terdengar bahwa interpretasi merupakan kewenangan para mufasir. Mahasiswa belum diperkenan melakukan interpretasi. Dewasa ini, ketika mahasiswa mulai belajar interpretasi, jelas hal ini merupakan perkembangan dalam metodologi penelitian, tepatnya studi agama. Bahkan, pada era tahun 2021 telah banyak studi empiris. Suatu studi yang berusaha mengaitkan makna Teks Suci dengan situasi dan kondisi hari ini.
 
Capaian Lulusan
Lebih dari itu, terdapat kebijakan agar hasil penelitian mahasiswa diterbitkan di jurnal ilmiah. Secara umum, jurnal ilmiah menampung dua jenis artikel ilmiah, yaitu artikel konseptual dan artikel eksperimen. Artikel konseptual didasarkan hasil penelitian pemikiran. Sedangkan artikel eksperimen didasarkan hasil observasi. Pada dasarnya, mahasiswa studi agama sudah ada yang memulai menerapkan observasi. Namun, mereka terlihat masih lemah dalam penerapan statistik. Paling banter mahasiswa tetap menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan studi lapangan melalui wawancara atau kuesioner. Hal ini pun merupakan perkembangan matakuliah metodologi penelitian dalam studi agama.
 
Seluruh lulusan studi agama di jenjang sarjana diarahkan untuk menjadi peneliti pemula. Bagi mahasiswa, peneliti pemula bertugas sebagai pembantu lapangan atau membantu mengolah data dalam pelaksanaan penelitian dosen. Bagi dosen, penelitian merupakan kewajiban yang tidak bisa dielakan di pendidikan tinggi. Tugas dosen meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, terlihat masih langka mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen atau dalam pengabdian kepada masyarakat. Dosen masih terlihat kuat dalam aspek pengajaran untuk tidak dikatakan transfer knowledge. Aku berpendapat bahwa mahasiswa harus mulai dilibatkan dalam penelitian dan partisipasi masyarakat. Sebelum dilibatkan, mahasiswa dilatih metodologi penelitian melalui pengajaran dan pelatihan atau matrikulasi. Lalu, dilatih praktik penelitian dan penulisan artikel hasil penelitian. Praktik ini sangat bermanfaat untuk penguatan keterampilan mahasiswa karena mereka pada gilirannya harus melaksanakan penelitian pula untuk memenuhi tugas akhir berupa skripsi.
 
Masalah Proposal
Mahasiswa semester akhir terkadang masih kesulitan dalam menyusun proposal skripsi. Kesulitan ini jelas karena kurang pengalaman. Kesulitan ditemukan dalam beberapa hal, seperti menentukan topik penelitian, membuat latar belakang penelitian yang menjadi alasan mendasar pentingnya dilaksanakan penelitian, membuat kerangka berpikir, mengulas hasil penelitian terdahulu, menyusun tinjauan pustaka, dan menerapkan metodologi penelitian. Kesulitan ini masih ditambah lagi hal-hal teknis seperti penyusunan paragraf, kerapian dalam penulisan, dan penggunaan aplikasi pengutipan. Hal terakhir ini sangat dibutuhkan pembiasaan.

Secara ekstrem, agaknya perlu juga penyedikitan matakuliah teori di dalam kurikulum dan lebih membanyakan praktik. Matakuliah teori bukan tidak penting tetapi harus dipastikan mahasiswa dapat membayangkan bagaimana teori-teori tersebut dapat digunakan sebagai landasan teori dalam praktik penelitian. Dikhawatirkan mahasiswa kurang mengerti untuk apa teori-teori tersebut dipelajari. Terlebih lagi era kontemporer ini bukan era teori melainkan era praktik.
 
Keluar dari Masalah
Hidup ini tidak akan terlepas dari masalah. Sekecil apapun masalah itu. Bersama dosen, mahasiswa bisa belajar mengindentifikasi berbagai masalah. Hingga ditemukan inti persoalan dari sebuah masalah. Dari situ lalu dicarikan teori, konsep, dan pandangan dari literatur sebagai instrumen. Juga dilihat lingkungan strategis meliputi lokal, nasional, dan internasional. Berdasarkan instrumen dan lingkungan strategis ini apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi inti persoalan. Pasti akan diperoleh beberapa hasil. Hasil tersebut dikelola menjadi keluaran yang lazim disebut output. Terakhir output dikelola lagi menjadi produk yang dikenal dengan outcome.
 
Ada banyak metode dan strategi yang bisa diterapkan ketika melakukan indentifikasi masalah hingga ditemukan inti persolan. Misalanya, metode Design Thinking. Metode ini diawali oleh empati terhadap subjek masalah untuk menemukan inti persoalan. Lalu mendefinisikan inti masalah tersebut dengan ditopang teori-teori dan konsep-konsep yang dipelajari di kelas. Kemudian menggali ide-ide untuk mengatasi masalah dilandaskan pada teori dan konsep sebagai bentuk berpikir kritis. Hingga ditemukan prototipe berupa wujud utuh penyelesaian masalah. Terhadap prototipe ini dilakukan pengujian terus-menerus untuk ditemukan hasil yang lebih tepat.
 
Selain Design Thinking, bisa juga diterapkan pendekatan High Order Thinking Skills (HOTS) sebagai perkembangan dari Low Order Thinking Skills (LOTS). Semua ini menuntut untuk melakukan pemecahan masalah, berpikir kritis, berkretivitas, dan menemukan solusi.
 
Latihan Menulis
Bagaimana mahasiswa terlatih melakukan penelitian merupakan masalah tersendiri. Inti peroalannya berasal dari kurang motivasi, kurang memahami panduan penulisan, dan kurang praktik. Karena itu, mahasiswa perlu diberi motivasi. Bermula dari motivasi lingkungan eksternal hingga timbul motivasi dari dalam diri internal mahasiswa. Selanjutnya, mahasiswa diarahkan pada panduan sebagai satu-satunya acuan bersama untuk latihan penulisan. Berikutnya adalah pendampingan dalam latihan penelitian dan penulisan hasil penelitian.
 
Model pendampingan sangat beragam. Tiap tahun dosen akan dibagi mahasiswa bimbingan. Prestasi akademik mahasiswa berada dalam tanggung jawab dosen pembimbing sejak semester pertama sampai semester akhir. Mahasiswa harus memanfaatkan dosen pembimbing untuk diminta melakukan pendampingan.
 
Kuliah ditekankan mesti lulus tepat waktu. Indek Prestasi Kumulatif, IPK, harus lebih dari tiga, yakni tiga koma. Selain itu, juga mahasiswa harus punya prestasi lain. Bisa merupakan prestasi minat bakat maupun prestasi akademik.
 
Terbit artikel di jurnal ilmiah merupakan prestasi akademik yang paling terukur. Terukur karena penerbitan artikel di jurnal mensyaratkan kerapian. Juga mensyaratkan kesesuaian dengan gaya selingkung jurnal yang lazim dikenal dengan template. Selebihnya, artikel jurnal mesti memenuhi kelayakan substansi ini.
 
Penulisan artikel adalah murni keterampilan. Semua mahasiswa pasti bisa kalau latihan. Salah satu bentuk latihan bisa digunakan cara Ambil, Tiru, dan Modifikasi, ATM. Dari situ bisa mulai latihan menulis mengangkat isu yang sedang hangat. Hasilnya dikonsultasikan kepada dosen atau pembimbing. Dosen akan melakukan tinjauan dan koreksi. Model tinjauan dan koreksi ini telah dilakukan sejak zaman konvensional pada 4000 tahun silam. Dimana seorang siswa berlatih dan kemudian guru melakukan tinjauan dan koreksi. Meskipun hal ini merupkan model konvensional yang kuno, namun ia dianggap paling efektif hingga di era kontemporer yang berperan sebagai umpan balik kepada siswa. Dari umpan balik ini maka keterampilan siswa pasti terus meningkat.
 
Resolusi Tahun 2022
Lantas apa yang akan dilakukan di tahun 2022. Aku pasti terus memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk bangkit. Lalu memberikan arahan untuk menjadikan pedoman dan kemudian panduan penelitian sebagai acuan bersama. Sebagai acuan bersama maka pedoman mejadi buku induk. Di dalam pedoman terdapat ketentuan benar dan salah. Mahasiswa dan dosen bermitra untuk melihat bersama benar dan salah sebuah latihan.
 
Selain pedoman, mahasiswa juga bisa melihat artikel-artikel yang telah terbit di jurnal. Dari situ, mahasiswa bisa belajar mengambil topik, struktur penulisan, gaya selingkung, dan melihat substansi isi artikel.
 
Perlu digiatkan pula mahasiswa meminta tinjauan dan koreksi terhadap hasil latihan kepada dosen. Lalu hasil latihan penulisan artikel dikirim ke jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah memiliki tingkatan. Mahasiswa diarahkan untuk mulai mengirim artikel ke jurnal tingkat tertentu. Jika editor jurnal menerima maka mereka akan mengirim naskah artikel ke para penelaah. Penelaah akan melakukan tinjauan dan koreksi. Mahasiswa belajar melakukan revisi dan mengirim ulang hasil revisi ke jurnal ilmiah.
 
Jurnal Internasional
Ada yang disebut jurnal internasional. Secara sederhana terbitan internasional adalah artikel yang terbit di jurnal ilmiah dengan menggunakan bahasa asing yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB.
 
Mahasiswa pada gilirannya harus mulai belajar translate. Belajar menerjemahkan artikel hasil penelitian ke dalam bahasa asing. Termasuk belajar presentasi paper in english.
 
Juga mahasiswa harus belajar berkolaborasi dengan akademisi di pendidikan tinggi internasional. Para akademisi global bisa dijumpai di berbagai jejaring sosial seperti Twitter. Di situ banyak akademisi global yang sedang menulis artikel atau paper. Mahasiswa bisa melakukan komunikasi dan berkomitmen untuk melakukan kolaborasi dalam penelitian dan publikasi di jurnal internasional.
 
Self-Care
Era pasca Covid merupakan dunia yang penuh tantangan. Dari tantangan ini tidak sedikit orang merasa lelah. Karena itu, self-care atau kepedulian pada diri sendiri sangat diperlukan. Bahkan, ia menempati poin utama.
 
Self-care dilakukan dengan cara menarik diri ke dalam hening. Melihat kesejatian diri yang paling asasi. Di dalam diri pasti penuh power. Power itu perlahan dihadirkan dalam bentuk kreativitas masa depan melalui berpikir kritis untuk menemukan model.
 
Model ini direlasikan dengan yang lain. Hingga memberikan kontribusi terbaik pada komunitas. Semua ini jalan spritual. Penulisan akademik yang ditopang dengan metode yang tepat merupakan permenungan. Permenungan dalam menghadirkan ilham yang melimah. Karena itu, sulit meragukan latihan penulisan sebagai bukan praktik spiritual.
 
 
 
Bandung, 08 Januari 2022
 
 
×
Berita Terbaru Update