Isu strategis Merdeka
Belajar Kampus Merdeka, MBKM, diprediksi berumur pajang. Arah MBKM tampak sejalan
dengan visi pendidikan tinggi global. Mereka mengupayakan agar sarjana bisa mulai
bekerja pada hari pertama setelah lulus.
Sejalan agenda MBKM, Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung membuka “Kelas Merdeka.” Kelas ini berfokus
pada pengembangan skill sesuai kebutuhan pasar. Mahasiswa melalui Kelas Merdeka
akan dilepas ke dunia usaha mitra kerjasama melalui magang.
Peserta Kelas Merdeka direkrut
dari setiap Jurusan (Program Studi). Kelas ini berperan melakukan penguatan berpikir
kritis sebelum melepas peserta ke dunia usaha. Dilakukan pula pemantauan
kinerja magang yang hasilnya dikonversi menjadi nilai matakuliah setara maksimum
20 SKS.
Prof. Dr. Bambang
Qomaruzzaman, M.Ag., Guru Besar Ilmu Kebijakan Pendidikan, bertindak merancang manajemen
Kelas Merdeka. Saat ini, ide dan konsep Kelas Merdeka telah rampung yang dibuka
bulan Maret 2022. Di Kelas Merdeka disiapkan sejumlah personalia untuk
memastikan kelancaran.
Dr. Wahyudin Darmalaksana,
M.Ag., Dekan Fakultas Ushuluddin, menghendaki fleksibilitas sistem layanan. Ia
mengharap ada tinjauan keberlanjutan kurikulum lama serta memulai perubahan baru.
Hingga kini program studi telah menyiapkan 20 SKS matakuliah yang dapat dikonversi
melalui magang.
“Kelas Merdeka merupakan
eksperimen, sebelumnya percobaan Kelas Menulis,” tutur Dekan didampingi para Dekanat Dr. Radea Juli A.
Hambali, M.Hum., Wakil Dekan I, Dr. Ali Masrur, M.Ag., Wakil Dekan II dan Dr.
Muhlas, M.Hum., Wakil Dekan III.
Dekan bertanggungjawab
mengeluarkan Surat Izin peserta Kelas Merdeka. Peserta mesti mendapat
persetujuan Dosen. Dosen pengampu matakuliah beserta pengelola Kelas Merdeka memastikan
terbitnya laporan magang peserta Kelas Merdeka.
“Peserta magang konsultasi
dengan pengampu matakuliah untuk keberhasilan praktik lapangan. Ide Kelas Merdeka menjadi
agenda bersama Dekanat, Jurusan, Dosen, dan Tenaga Kependidikan,” pungkas Dekan,
Rabu, 23/02/2022 [Kurnia].