-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tahap 7

Wednesday, April 13, 2022 | 10:48:00 AM WIB Last Updated 2022-04-13T03:48:25Z
 



Wahyudin Darmalaksana
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
yudi_darma@uinsgd.ac.id
 
 
Tahap 1
Permasalahan utama penelitian ini adalah terdapat realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam.
 
Rumusan masalah penelitian ini ialah bagaimana realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam.
 
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai khazanah Islam dalam membentuk realitas masyarakat 5.0.
 
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai pengetahuan dalam membentuk realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam.
   
Tahap 2
Hasil penelitian terdahulu telah dikemukakan oleh beberapa peneliti terkait upaya membentuk realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam. Antara lain Mahmud, Mahmud; Wahyudin Darmalaksana; Tedi Priatna (2022) “Model Studi Hadis Metode Mutakhir Ide Masyarakat 5.0,” Gunung Djati Conference Series. Penelitian ini bertujuan merancang model studi hadis untuk ikut terlibat dalam mewujudkan ide masyarakat 5.0. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif analitis. Objek formal penelitian ini adalah studi hadis dalam pengertian luas, sedangkan objek materialnya ialah metode-metode mutakhir yang relevan untuk mewujudkan gagasan masyarakat 5.0 sebagai konteks penelitian. Hasil penelitian dan pembahasan ini mengajukan temuan rancangan model studi hadis khususnya melalui penerapan metode design thinking dan Higher Order Thinking Skills untuk mentransformasikan hadis ke dalam wujud masyarakat 5.0. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan rancangan model studi hadis dengan metode mutakhir untuk mewujudkan realitas masyarakat 5.0 mengharuskan dilakukannya tinjauan ulang terhadap kebiasaan studi hadis klasik melalui pengujian secara terus-menerus hingga ditemukan model yang lebih tepat (Mahmud, 2022).
 
Hasil penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terdapat kesamaan dalam membahas masyarakat 5.0. Akan tetapi terdapat perbedaan dimana penelitian terdahulu menawarkan model studi hadis metode mutakhir untuk mewujudkan ide masyarakat 5.0, sedangkan penelitian sekarang bertujuan membahas realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam.
 
Tahap 3
Kerangka berpikir perlu disusun sebagai alur logis secara garis besar berjalannya penelitian ini dalam menjawab rumusan masalah bagaimana realitas masyarakat 5.0 menurut pandangan Islam. Adapun began kerangka berpikir di bawah ini:
 
Bagan 1. Kerangka Berpikir
 

Masyarakat 5.0 adalah sebuah realitas masyarakat dengan indikator perubahan, kebahagiaan, dan kesejahteraan (Destria, Huriani, & Darmalaksana, 2022). Pandangan Islam dapat dirujuk dari gagasan para tokoh muslim, seperti KH. Zainuddin Fananie (1908-1967), penulis karya “Pedoman Pendidikan Modern” yang terbit tahun 1934 (Fananie, 2010). Penelitian ini akan membahas realitas masyarakat 5.0 (Destria et al., 2022) dengan menggunakan pandangan Islam pespektif KH. Zainuddin Fananie (Fananie, 2010).
 
Tahap 4
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif-analitis (UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020). Jenis data penelitian ini merupakan data kualitatif yang bukan angka. Sumber data penelitian ini meliputi sumber primer yaitu buku “Pedoman Pendidikan Modern” (1934) karya KH. Zainuddin Fananie (Fananie, 2010) dan sumber sekunder berupa referensi seputar topik masyarakat 5.0. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka (Darmalaksana, 2020). Teknik analisis data ditempuh melalui tahapan inventarisasi, klasifikasi, dan interpretasi (Darmalaksana, 2022).
 
Tahap 5
Landasan teori dibutuhkan untuk pondasi teoritis dalam melakukan pembahasan. Penelitian ini menggunakan landasan teori dari pandangan KH. Zainuddin Fananie dalam karyanya, yakni Pedoman Pendidikan Modern yang terbit tahun 1934. KH. Zainuddin Fananie memberikan makna “pendidikan” dalam pengertian umum, bukan hanya pengajaran di sekolah, melainkan long life education (pendidikan sepanjang hayat). Sedangkan “modern” dimaknai “maju” sehingga pendidikan modern berarti pendidikan maju. Bagi terciptanya pendidikan maju, KH. Zainuddin Fananie meletakan tiga dasar, yaitu ruh, akal, dan amal (Fananie, 2010). Ketiganya, yaitu ruh, akal, dan amal, saling terkait tidak dapat dipisahkan. Pendidikan ruh berperan untuk membentuk kebijaksanaan, pendidikan akal berperan untuk mengasah dan menajamkan pikiran, dan amal merupakan keterpaduan dari ruh dan akal dalam wujud manifestasi perbuatan baik atau kebaikan yang terbentuk melalui latihan secara terus-menerus hingga menjadi kebiasaan (Fananie, 2010). Objek formal penelitian ini adalah pandangan Islam menurut KH. Zainuddin Fananie, sedangkan objek materialnya ialah realitas masyarakat 5.0 dalam konteks Indonesia.
 
Tahap 6
Pendahuluan
Ide membentuk realitas society 5.0 (masyarakat 5.0) membuhtuhkan perspektif, termasuk dari pandangan Islam. Masyarakat 5.0 adalah ide yang mencuat begitu deras di era revolusi industri 4.0 (Destria et al., 2022; Mahmud, 2022). Sebuah era yang menghadirkan perubahan-perubahan cepat akibat perkembangan teknologi digital (Haqqi & Wijayati, 2019; Purba, Yahya, & Nurbaiti, 2021). Namun, ide membentuk realitas masyarakat 5.0 masih berkelindan dalam berbagai perspektif. Sejumlah perspektif hadir bermunculan dalam wujud usulan-usulan membentuk realitas masyarakat 5.0 untuk menemukan sudut pandang yang tepat (Nastiti & Ni’mal Abdu, 2020; Putra, 2019; Santoso, Irfan, & Nurwati, 2020). Oleh karena itu, penelitian ini tertarik mengedepankan pandangan Islam terkait realitas masyarakat 5.0, khususnya untuk konteks Indonesia.
 
Tahap 7
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.   Ide Masyarakat 5.0
Ide masyarakat 5.0 mula pertama dicentuskan oleh pemerintah Jepang (Nastiti & Ni’mal Abdu, 2020). Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, 23 Januari 2019, menyatakan bahwa peradaban manusia hubungannya dengan perkembangan teknologi menimbulkan pemikiran mengenai peradaban yang berpusat pada manusia (Santoso et al., 2020). Pernyataan ini menegaskan bahwa peradaban manusia pastilah pusatnya adalah manusia. Teknologi diciptakan oleh manusia dan manusia berperan mengendalikan teknologi sehingga tercipta peradaban. Dewasa ini, peradaban dunia sedang berada dalam era revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 harus dikendalikan dalam arti dirasakan kegunaannya untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga kerangka  kerja umat manusia beserta teknologi yang dikembangkannya akan berkontribusi  untuk  menyelesaikan  tantangan masyarakat  di  seluruh  dunia (Santoso et al., 2020). Inilah tujuan masyarakat 5.0.
 
Masyarakat 5.0 bukan kelanjutan dari era revolusi industri 4.0. Menurut Sukarno (2020), masyarakat 5.0 terjadi karena dampak revolusi industri 4.0. Menurutnya, masyarakat 5.0 dimaknai sebagai masyarakat yang kebutuhannya harus disesuaikan dengan pelayanan produk yang sudah berkualitas tinggi dari manifestasi revolusi industri 4.0 hingga memberi rasa nyaman terhadap semua orang (Sukarno, 2020). Putra (2019) memandang bahwa revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 merupakan gerakan nyata terhadap perkembangan informasi dan teknologi yang semakin canggih, sehingga menghadapi munculnya masyarakat 5.0 dibutuhkan terobosan-terobosan yang paten. Menurutnya, ide masyarakat 5.0 diadopsi pemerintah Jepang sebagai antisipasi terhadap tren global akibat munculnya revolusi industri 4.0, dimana masyarakat 5.0 dimaknai secara alami yang pasti terjadi di era revolusi industri 4.0 yang telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan masyarakat secara umum.  Disebutkan pula bahwa realitas masyarakat 5.0 adalah jawaban atas tantangan era revolusi industri 4.0 yang dibarengi disrupsi yang ditandai perubahan-perubahan yang sangat cepat di tengah-tengah dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Pada sisi ini, masyarakat 5.0 ialah masyarakat pintar atau masyarakat cerdas yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0, seperti internet of things (internet untuk  segala sesuatu), artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia (Putra, 2019).
 
Sejalan dengan pandangan di atas, Nastiti (2020) menyebutkan bahwa masyarakat 5.0 berusaha memecahkan masalah kehidupan melalui integrasi ruang fisik dan virtual, dimana pada masyarakat 5.0 terdapat teknologi big data, internet of things dan artifical intelligence yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat sehingga kehidupan menjadi lebih baik (Nastiti & Ni’mal Abdu, 2020). Menurutnya, kehidupan melalui masyarakat 5.0 diharapkan akan lebih nyaman dan berkelanjutan, dimana hal yang menjadi prinsip dasar dalam realitas masyarakat 5.0 adalah keseimbangan dalam perkembangan ekonomi dengan lingkungan sosial. Selebihnya, pada bidang pendidikan di dalam realitas masyarakat 5.0 bisa jadi siswa atau mahasiswa dalam proses pembelajarannya berhadapan dengan robot yang dirancang untuk menggantikan pendidik atau dikendalikan oleh pendidik dari jarak jauh. Bukan tidak mungkin proses belajar mengajar bisa terjadi dimana saja dan kapan saja baik itu dengan adanya pengajar ataupun tidak (Nastiti & Ni’mal Abdu, 2020).
 
Berdasarkan paparan di atas, ada beberapa indikator realitas masyarakat 5.0. Di antaranya perubahan, kebahagiaan, dan kesejahteraan (Destria et al., 2022). Indikator-indikator ini perlu mendapat sentuhan pengembangan dari berbagai sudut pandang, termasuk dari sudut pandang Islam dalam bentuk model (Mahmud, 2022). Pada pembahasan berikutnya akan digunakan pandangan KH. Zainuddin Fananie dalam menemukan bentuk realitas masyarakat 5.0 untuk konteks Indonesia.
 
 

Referensi

Darmalaksana, Wahyudin. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Darmalaksana, Wahyudin. (2022). Panduan Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Bandung: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Destria, Dary, Huriani, Yeni, & Darmalaksana, Wahyudin. (2022). Ide Mewujudkan Masyarakat 5.0 di Indonesia: Studi Takhrij dan Syarah Hadis Kontemporer. Gunung Djati Conference Series, 8, 843–856.

Fananie, R. Zainuddin. (2010). Pedoman Pendidikan Modern (Wahyudin Darmalaksana, ed.). Jakarta: Fananie Center.

Haqqi, Halifa, & Wijayati, Hasna. (2019). Revolusi Industri 4.0 di Tengah Society 5.0: Sebuah Integrasi Ruang, Terobosan Teknologi, dan Transformasi Kehidupan di Era Disruptif. Anak Hebat Indonesia.

Mahmud, Mahmud; Wahyudin Darmalaksana; Tedi Priatna. (2022). Model Studi Hadis Metode Mutakhir Ide Masyarakat 5.0. Gunung Djati Conference Series, 8.

Nastiti, Faulinda Ely, & Ni’mal Abdu, Aghni Rizqi. (2020). Kesiapan Pendidikan Indonesia menghadapi Era Society 5.0. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 5(1), 61–66.

Purba, Nabillah, Yahya, Mhd, & Nurbaiti, Nurbaiti. (2021). Revolusi Industri 4.0: Peran Teknologi dalam Eksistensi Penguasaan Bisnis dan Implementasinya. Jurnal Perilaku Dan Strategi Bisnis, 9(2).

Putra, Pristian Hadi. (2019). Tantangan Pendidikan Islam dalam menghadapi Society 5.0. Islamika: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 19(02), 99–110. https://doi.org/10.32939/islamika.v19i02.458

Santoso, Meilanny Budiarti, Irfan, Maulana, & Nurwati, Nunung. (2020). Transformasi Praktik Pekerjaan Sosial Menuju Masyarakat 5.0. Sosio Informa, 6(2), 170–183.

Sukarno, Mohamad. (2020). Penguatan Pendidikan Karakter dalam Era Masyarakat 5.0. Prosiding Seminar Nasional Milleneial 5.0 Fakultas Psikologi Umby.

UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (2020). Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

 

×
Berita Terbaru Update