Muhammad Mukhtar Arif, Mahasiswa Jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Kota Bandung meriah Juara I Lomba Dai Putra Olimpiade Agama, Sains, dan Riset Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (OASE PTKI) II 2023.
Saat grand finalis OASE II yang berlangsung di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Aba sapaan akrabnya menyampaikan sebelumnya tampil melakukan ziarah. Tentunya ini sesuai dengan arahan Rektor, ikhtiar lahir dan batin menjadi keharusan dalam meraih prestasi, kesuksesan hidup.
Sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi Aba Mukhtar, kalau lomba di manapun, pasti akan mencari tempat Ziarah para Aulia Allah.
"Hal ini, sebetulnya sudah menjadi salah satu amanah dari Almarhumah Ibu yang selalu bilang "kalau datang ke tempat orang, sebisa mungkin kita Ziarah ke makam para Aulia Allah. Dan, karena OASE 2 diselenggarakan di Jakarta. Maka saya ziarah ke seorang Dai yang melegenda di Indonesia. KH. Zainuddin MZ bin H. Turmudzi.
Setelah Ziarah ke Makam, alhmdulilah saya mendapatkan sebuah ketenangan," tegasnya, Selasa (20/6/2023).
Sampai-sampai pada bulan April 2023, pernah melakukan perjalanan 3 Hari, 3 Malam, 12 Makam, 544 Km. PP dengan rute Bandung - Cianjur - Pandeglang - Cidahu - Banten Lama - Serang - Cilongok - Cipondok - Tangerang - Karawang - Purwakarta - Bandung.
Untuk melakukan ziarah kepada Syekh Mansyuruddin Banten Syekh Asnawi Banten, Syekh Sultan Abdul Mafahir Banten, Abuya Dimyati Cidahu, Syekh Maulana Yusuf Banten, Syekh Maulana Hasanuddin Banten, Abuya Uci Turtusi, Abuya Dimyati Cilongok, Syekh Ali Jaber, Ustasz Jefri Al-Bukhari, KH. Zainuddin MZ, KH. Ihsan (Kyai Cepot), Syekh Qurratul 'ain Karawang, Syekh Tubagus Bakri Sempur Purwakarta.
"Bagiku ini bukan sekedar perjalanan. Ini adalah kisah dan cerita untuk anak dan cucu. Sebetulnya Ziarah ini ku lakukan hanya ingin menyambungkan Ruh Mamah dan Para Aulia Allah. Karena, Mamah aku tau Ziarah. Karena Mamah yang mengajari apa itu Barokah. Ziarah mengajarkan kita, bahwa hidup adalah perjalanan. Dan perjalanan mengajarkan kita pasrah kepada Allah. Seperti yang difirmankan oleh-Nya, QS. Yunus: 67," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Aba tampil membawakan materi tentang Moderasi Beragama, Solusi Persatuan Bangsa.
Saudaraku sebangsa dan setanah air
Moderasi Beragama dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang selalu ada di jalan pertengahan. Lebih jelasnya, mengutip pemikiran Syekh Yusuf Al-Qardhawi dalam Jurnal Humanika, berjudul Islam Rahmah dan Wasathiyah: Paradigma Keberislaman Inklusif, Toleran, dan Damai karya KH. Abdul Malik Usman, M. Ag menegaskan bahwa Moderasi Beragama merupakan sikap pertengahan yang harus dijadikan sebagai al-tawazun (keseimbangan), diantara dua jalan atau dua arah yang saling berhadapan atau bertentangan.
Seperti halnya; ruhiyah (spiritualisme) dengan maddiyah (materialisme); fardiyah (individu) dengan jamaiyah (kolektif); waqi’iyah (kontekstual) dengan mitsaliyah (idealisme); tsabat (konsisten) dengan taghayyur (perubahan). "Oleh karena itu sejatinya Moderasi Beragama merupakan watak alam raya yang bersifat universal sekaligus menjadi watak Agama Islam sebagai risalah abadi.
Sikap moderasi beragama ini saudaraku, sangat di perlukan di Indonesia," tandasnya.
Menurutnya, sebagai Bangsa yang besar, bangsa yang multikural. Kerap kali banyaknya keberagaman itu, menjadi sumbu awal, akan adanya per-konflik-an. Buktinya, Tahun 2018 terjadi penyerangan Klenteng Tjoe Hwie Kiong di Kota Kediri, Jawa Timur, di Tahun yang sama viral sebuah video yang menampilkan seorang biksu dilarang Ibadah di Kota Tangerang, bahkan baru-baru ini, belum genap 3 bulan, 2023 bulan Mei, terjadi penembakan di Kantor MUI Pusat DKI Jakarta.
"Solusi dari konflik-konflik tersebut adalah Moderasi Beragama. Sebab, moderasi beragama melahirkan sikap toleransi. Dengan adanya Toleransi, kita bisa saling mengerti, saling menghargai, saling menghormati, tanpa memandang siapa, apa dan agama," jelasnya.
Aba menegaskan agama manapun saudaraku, tidak mengajarkan kekerasan. Agama manapun tidak mengajarkan permusuhan. "Dalam Islam, ummatnya dianjurkan untuk selalu berbuat kebaikan dan berlaku adil kepada orang-orang yang bahkan berbeda agama dengannya. Allah Swt Berfirman dalam QS. Al-Mumtahanah [60]: 8, Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil," ujarnya.
Atas capaian yang membanggakan ini, dosen pembimbing Dai Putra, Dr. H. Dadan Suherdiana, M.Ag, menuturkan selamat kepada mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati atas raihan kejuaraan, menjadi juara dalam cabang Dai/ Daiyah di OASE dan NADACOMFEST 2 ini semakin mengukuhkan lembaga UIN SGD sebagai PT yang unggul dan kompetitif.
Mengenai dai muda dengan materi moderasi beragama menempati tempat yang strategis, dimulai dari perolehan kejuaraan. "Semoga lahir dai-dai yang mumpuni dalam menyampaikan isu dan materi moderasi beragama kepada masyarakat. Karena moderasi beragama sangat diperlukan sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmoni, damai, serta keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, bernegara maupun kehidupan beragama," ucapnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag menyampaikan kami bangga melihat usaha keras mahasiswa untuk menggali dan meningkatkan kompetensi.
"Karena terus dilatih maka makin terlatih dan mendapat pengakuan di ajang kompetisi. Prestasi ini menjadi kebanggaan dan pengalaman terbaik untuk terus bertumbuh sampai menginspirasi lingkungan secara luas," paparnya.
Sebelumnya, Aba pernah meriah prestasi, "Alhamdulillah Ya Allah. Terimakasih atas segala ni'mat dan karunia-Mu, di tahun 2022 ini. Dari bulan ke bulan Engkau berikan segala Kebaikan.
Januari: Juara 1 Dai OSI Purwokerto Jawa Tengah; Februari: Realisasi Ziarah Nusantara; Maret: Ketemu sama Keluarga Besar Calon Besan; April: Juara Tausiah 1 PTQ Nasional Aceh; Mei: Juara 2 Gesidar Nasional; Juni: Juara 1 Dai Salatiga Jawa Tengah Tingkat Nasional; Agustus: Dapet Rezeki Motor Baru; September: Umrah; Oktober: Khitbah, Juara 1 Baca Puisi Rektor UIN Bandung; Desember: Juara 1 Dai Nasional Banyumas Jawa Tengah, Kontrak Kerjasama RRI Bandung.
"Banyak pelajaran, banyak hikmah, banyak hal yang menjadi kenangan untuk masa tua nanti," pungkasnya.