Saya
pernah menulis di Blog “dunia internasional mengakui email sebagai sarana
komunikasi formal akademik.” Sejak 2020, saya berusaha mengalihkan komunikasi
akademik, khususnya antara saya dan mahasiswa, dari saluran pribadi ke email.
Email
masuk bisa saya pantau setiap saat melalui notifikasi handphone. Biasanya, saya
memberi tanda bintang untuk email yang mesti segera saya balas. Di pagi hari, setelah
sarapan sembari minum kopi, saya rutin membuka email sebelum saya beranjak ke
kantor. Tiba di kantor pada jam kerja, saya membalas email di tengah-tengah
perkerjaan lain. Di sore hari, sebelum pulang kerja, saya kembali membuka email
untuk melihat ulang surat-surat yang belum dan telah saya balas. Begitu
seterusnya, komunikasi mulai beralih dan kapan saya harus membalasnya terus
mengalir.
Jenis
email mahasiswa beragam. Yaitu kertas kerja perkuliahan, proposal penelitian
tugas akhir, kemajuan penelitian, pengesahan penelitian, praktikum, dan
sebagainya. Saya tahu saat ini sebagian besar teman-teman kampus mulai
menggunakan email untuk komunikasi (korespondensi) formal akademik [].
Bandung,
27 Juni 2023
Wahyudin
Darmalaksana, Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung