“Pedoman soal struktur dan modul perkara prosedur. Yang disebut pertama dan yang disinggung kedua dapat dibedakan dengan tegas,” ujarnya.
“Struktur maksudnya susunan sesuai pedoman. Prosedur berarti ihwal memulai. Belum tentu efektif susunan tulisan dengan ikuti struktur. Gunakan modul ini, di situ terkait prosedur,” ujarnya.
“Ada yang mulai dari judul. Mulailah dari topik. Judul bersifat permanen. Adapun topik masih bisa diubah. Judul nanti tentukan setelah penulisan tuntas. Toh topik pun sudah mendekati judul,” tegasnya.
“Halnya bikin karya ilmiah. Jangan mulai dari latar. Mulailah dari penelusuran riset terdahulu, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan baru buat latar belakang. Jika dari latar dulu, bisa muter-muter karena kamu belum nemu celah," tuturnya.
“Berarti aku mesti baca-baca dulu,” tanyaku. “Bahkan, kamu mesti riset pendahuluan dulu. Ada banyak platform bigdata. Kamu bisa unduh sekian referensi untuk ditelaah. Itulah riset pendahuluan studi pustaka,” jawabnya.
“Pantas, pelik sekali aku antarkan pembaca ke permasalahan utama di latar belakang sebelum aku temukan celah,” gumamku. “Jangan mulai dari awal,” tegas Pak Darma.
“Itu berpikir prosedural. Seperti kerja komputer. Segalanya serba praktis dan efektif bila kamu terapkan cara berpikir komputer. Dia bekerja dengan prosedur. Sejak kita nyalakan dan operasikan. Komputer suka kerja lambat bila terlalu banyak instruksi. Begitu pula nalar kita bila tanpa prosedur,” tegasnya.
“Bener juga sih,” kataku di benak. Aku telusuri website ternyata berpikir prosedural ala komputer itu bernama computational thinking. Gumamku “pasti komputer bekerja prosedural.”
Aku sadari amat lambat dalam banyak hal. Kerja temukan topik misalnya. Itu pasti karena aku kurang baca seputar topik itu. Selebihnya, pasti karena nyaris nirprosedur.
"Aku percaya teknologi informasi artificial intelligence yang lazim disebut kecerdasan buatan bekerja amat cepat, tentu karena ia berpikir prosedural," pikirku.
Instruksi jangan mulai dari awal aku terapkan di latihan menulis artikel sesuai modul.
"Erin, kamu ikut Writing Center," tanya Nadia.
Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis, Motivator pada Sentra Publikasi Indonesia.
