-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Rapi

Monday, October 16, 2023 | 5:30:00 AM WIB Last Updated 2023-10-16T02:18:08Z



 “Kamu tahu bos?”

“Tahu Pak. Orang yang nyuruh-nyuruh,” jawabku.
“Kamu belum bos kan?”
“Belum.”

“Nah, kalau kirim tulisan mesti rapi. Rapi itu baik, teratur, bersih dan apik. Kalau kirim tulisan gak rapi berarti nyuruh editor merapikan,” tutur Pak Darma sambil tersenyum.

Aku diminta install kamus untuk set proofing language. Dengan perangkat itu aku bisa cek typo otomatis. Disadari tulisanku masih banyak typo di sana-sini.

“Dosen bekerja untuk periksa substansi isi. Juga periksa apakah tulisan dibuat dengan cara yang diatur baik-baik. Jika tulisan belum rapi, pasti dosen terganggu periksa substansi isi. Karenanya, berusaha rapi ya,” ujarnya.

Katanya rapi bukan hanya typo, tapi juga margin, huruf besar dan huruf kecil, tanda baca, dan sebagainya. Aku juga diminta install pengelolaan kutipan semisal Mendeley. Supaya rapi kutipan dan daftar pustaka.

“Berapa lama kamu praktik Mendeley?”
“Tidak lebih ½ jam Pak.”
“Gimana caranya kamu praktik?”
“Lihat tutorial di Youtube.”

“Kalau kita punya uang, kita bisa nyuruh orang rapikan tulisan kita. Tapi kita bukan bos. Lagian kalau ada uang sayang dibayarkan untuk hal itu. Ini bukan soal uang. Tapi perkara kesediaan kita untuk belajar rapi,” tuturnya.

Tuturnya boleh saja kita punya ide besar, tetapi ide besar tidak ada artinya bila tidak perhatikan hal-hal kecil. Hal yang dianggap sepele dan sederhana. Kerapian bukan hal sepele, justru ia sangat krusial yang mesti menjadi perhatian utama dalam latihan menulis.

“Saya mendirikan Kelas Menulis. Tujuannya tidak muluk-muluk. Salah satunya biar peserta belajar rapi. Tidak ada seorang pun yang menetang bahwa kita mesti belajar rapi,” ujarnya.

Beliau yakin pendidikan tinggi berdiri untuk belajar kerapian; rapi berpikir dan rapi tulisan. Aku jadi teringat ayah dan ibu di rumah. Mereka sangat menekankan kerapian. "Bukankah Allah mencipta dengan rapi, tapi semesta raya menjadi rusak karena ulah tangan manusia," kata guruku di SMA seraya mengutip ayat Al-Qur'an. "Ah jangan-jangan tugas manusia ini merapikan," pikirku.

"Saya kalau ambil mantu, yang pertama saya lihat kerapian," ujarnya. “Siap bosku,” timpalku. Aku kaget dan itu spontan.

Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis, Motivator pada Sentra Publikasi Indonesia.
×
Berita Terbaru Update