Hari
ini publikasi ilmiah dipahami sebagai industri. Sebuah kontinum kegiatan sejak mengolah
bahan hasil penelitian, penulisan dalam bentuk artikel, pengiriman ke jurnal
ilmiah, penyempurnaan, dan hingga memenuhi kelayakan publish.
Wahyudin
Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
menjabarkan, “industri tidak selalu diartikan mesin alat-alat berat. Industri
bisa dipahami sebagai rangkaian produksi,” tuturnya.
“Suatu
produksi dalam industri merupakan kontinum. Artinya, rangkaian kegiatan, bukan
instan. Produksi dalam suatu industri menghendaki kualitas,” lanjutnya.
Apakah
mahasiswa bisa menyelesaikan penulisan artikel sampai terbit di jurnal ilmiah dalam
satu semester?
Itu terlalu instan minimal butuh tiga semester. Misalnya,
penulisan artikel di semester tiga, pengiriman artikel ke jurnal ilmiah dan
penyempurnaan di semester empat, dan biasanya baru bisa terbit di semester lima. Ini
disebut kontinum yakni rangkaian kegiatan tanpa dibatasi semester.
Karena kontinum maka penulisan
artikel tepat bila disebut proyek. Yakni, rencana pekerjaan dengan sasaran khusus
(penulisan, templating, pengiriman, revisi, dan sebagainya) dan dengan
waktu penyelesaian yang tegas.
Dari situ, lahirlah
istilah Proyek Penulisan Akademik Kontinum (PPAK) dalam bahasa Inggris
"Continuum Academic Writing Project." PPAK berperan menjadi penyangga industri publikasi
ilmiah.
“Mahasiswa
ikutlah project. Ini kontinum minimal tiga semester,” ungkap founder
Kelas Menulis, Jum’at, 05/01/2024 [Fikra].