Haji penuh kenikmatan. Nikmat lahir
batin. Itu sebabnya, umat muslim berusaha memampukan ibadah ini.
Ibadah haji termasuk rukun Islam.
Artinya, tidak boleh ditinggalkan. Tentu saja dikecualikan hanya bagi muslim yang mampu menunaikannya.
Allah Swt. pasti mengundang hamba-Nya
untuk pergi haji. Giliran para hamba Allah Swt. ini berusaha memampukan diri untuk
memenuhi undangan-Nya.
Secara praktis, haji tergolong ibadah yang berat.
Para hamba Allah Swt. harus menyiapkan diri dalam segala aspek. Seperti mental,
kesehatan, dan finasial. Termasuk kesiapan sebagai petugas haji.
Di balik pelaksanaan yang terasa berat itu,
di situ ada kenikmatan. Terutama nikmat iman, Islam, dan ihsan.
Iman adalah landasan teologis (ketuhanan). Bahwa tiada tuhan selain Allah Swt. Saat di tempat-tempat
mustajab seperti di hadapan Ka'bah, jamaah haji dapat merasakan nikmat iman
seraya mengagungkan keesaan Allah Swt.
Islam berarti Syariah atau “jalan
keselamatan.” Jamaah diarahkan menempuh jalan keselamatan melalui rangkaian
ibadah haji. Sejak niat, miqat, tawaf, sai, wuquf, mabit, jumrah dan terakhir tawaf ifadah.
Ihsan yaitu kearifan dan
kebijaksanaan. Ihsan merupakan akumulasi iman dan Islam. Dengan kata lain, iman
ditambah Islam sama dengan ihsan.
Keihsanan memiliki dua ranah, yakni
vertikal kepada Allah Swt. dan horizontal kepada sesama manusia. Jamaah dipastikan mendapat kenikmatan
spiritual (yang sangat mempribadi) dalam hubungan vertikal kepada Allah Swt. Di
situ para jamaah pasti mengalami peristiwa-peristiwa spiritualitas.
Bersamaan dengan itu pasti diperoleh
pula kebijaksanaan-kebijaksanaan luhur dalam hubungan sosial sesama
jamaah. Khusus bagi petugas haji, pelayanan kepada jamaah dari hati secara tulus di
situ terdapat kenikmatan paripurna.
Semua di atas itu, terasa sekali nikmat
"kemanusiaan universal" ibadah haji. Jamaah bukan saja bersua dengan orang asal
negaranya, melainkan bertemu pula dengan saudara muslim sedunia sesama jamaah.
Terasa sekali nikmat lahir batin ibadah haji. Di sini yakin Allah Swt. memampukan seluruh
hamba untuk memenuhi undangan-Nya ke Tanah Suci. Di situlah peluang mabrur untuk seluruh jamaah.
Bandung, 03 Juli 2024
Wahyudin Darmalaksana, Petugas Haji Daerah (PHD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2024