Saat ini menulis artikel ilmiah telah menjadi
kebutuhan akademisi secara luas. Tidak terkecuali akademisi mahasiswa tingkat
sarjana.
Jika mahasiswa latihan menulis artikel ilmiah,
maka ia memiliki peluang untuk menerbitkan artikel tersebut di jurnal ilmiah. Ia
juga akan memiliki bukti digital pengalaman publikasi ilmiah.
Bagi mahasiswa, bukti digital publikasi ilmiah
merupakan pencapaian prestisius. Pencapaian ini sangat berharga bagi
kelengkapan mencari peluang kerja.
Terkait hal ini, beberapa pendidikan tinggi mulai menerapkan
kebijakan tentang kebolehan artikel ilmiah sebagai tugas akhir pengganti
skripsi. Artinya, mahasiswa bisa meraih gelar sarjana dengan publikasi ilmiah.
Masalahnya, bagaimana supaya mahasiswa bisa
menulis artikel ilmiah. Jawabannya sangat sederhana. Yaitu, siapkan tutor-tutor
menulis. Hal ini menurut pengalaman berbagai pendidikan tinggi maju di dunia
global.
Tutor menulis merupakan mahasiswa yang antusias
latihan menulis akademis. Lalu, institusi memberikan pelatihan secara khusus untuk
menyiapkan mereka sebagai tutor menulis.
Para tutor menulis itulah yang memberikan pendampingan
menulis artikel ilmiah untuk teman-temannya sesama mahasiswa. Pola ini dikenal
dengan pembelajaran kelompok sebaya (peer group).
Latihan menulis artikel ilmiah dengan pola
kelompok sebaya memberikan jaminan mahasiswa tuntas menulis. Selebihnya, publikasi
ilmiah mahasiswa juga efektif melalui pendampingan tutor menulis.
Wahyudin Darmalaksana, Kelas Menulis Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung