-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Sunday, October 27, 2019 | 5:44:00 PM WIB Last Updated 2019-10-27T10:44:27Z
SAYA DULU BELUM MENEMU TRADISI RISET


Tahun 1996 saya harus menyusun skripsi. Ketika itu di Fakultas Ushuluddin apa yang disebut masalah tidak selalu dihubungkan dengan masalah praktis semisal adanya ketimpangan di masyarakat atau adanya konflik. Saat itu, adanya perbedaan pandangan atau pemikiran tokoh sudah disebut masalah. Bahkan, ada pula masalah yang seakan bukan masalah seperti bagaimana hadis menurut pandangan orientalis. Saat ini telihat mahasiswa mulai mengakat masalah praktis. Hal ini bisa jadi diperoleh dari arahan kuliah metodologi penelitian. Latar belakang dengan menunjukan masalah praktis telah menjadi trend penulisan skripsi, meskipun pembahasan di dalamnya merupakan masalah teoritis. Barangkali melihat masalah selalu mesti praktis yang menuntut studi lapangan merupakan desakan era sekarang ini, meskipun sebuah penelitian kualitatif. Ini tidak menjadi persoalan ketika peneliti telah terlatih untuk menampilkan data lapangan dalam penelitian kualitatif. Adapun bila sepenuhnya diarahkan untuk penelitian kuantitatif, maka perlu dibuka pelatihan metodologi pengukuran. Poin yang ingin dibicarakan di sini adalah bahwa masalah tidak selalu mesti merupakan masalah praktis, tetapi hal teoritis juga bisa merupakan masalah. Misalnya, masalah teoritis bagaimana hadis menurut teori budaya. Atau masalah metodologis bagaimana interpretasi teks menurut linguistik.

Kita sudah menunjukan dua jenis masalah, yaitu teoritis dan praktis. Bahkan, yang ketiga ialah masalah metodologis.

Fakultas Ushuluddin tidak selalu harus memiliki pernyataan masalah praktis. Sebab, pernyataan masalah teoritis dan pernyataan masalah metodologis pun masih merupakan belantara yang belum dieksplorasi. Arahan untuk penyelesaian masalah praktis akan mengakibatkan terabaikannya pengambilan fokus terhadap masalah-masalah teoritis. Lagi pula masalah teoritis terkadang ada hubungannya dengan masalah praktis, baik langsung maupun tidak langsung. Masalah teoritis tidak menuntut peneliti untuk mengubah dunia. Hendaknya rumpun ilmu-ilmu dasar tetap untuk mengarahkan penelitian seputar masalah teoritis. Dengan itu, penelitian skripsi akan belajar mengungkapkan teori dan merangkai teori. Sedangkan disertasi diharapkan hingga ditemukan postulat (teori) baru. Spesifik rumpun ilmu Ushuluddin.

Tahun 1996 tadisi riset pelik ditemukan. Abad 21 ini penting membentuk tradisi penelitian di ruang-ruang kelas. Sebuah pemenungan akhir pekan.


Wahyudin Darmalaksana
×
Berita Terbaru Update