Moderasi beragama
menjadi pilar sentral di Indonesia. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, selanjutnya disebut “UIN SGD Bandung”, menggelar agenda peresmian
Rumah Moderasi Beragama.
Bapak Jenderal TNI
(Purn.) H. Fachrul Razi, Menteri Agama Republik Indonesia, disingkat “Menag RI.”,
berkenan hadir untuk menandatangani prasasti dan menyampaikan pidato Moderasi
Beragama. Menag RI. Memberikan apresiasi kepada Rektor UIN SGD Bandung, Prof.
Dr. H. Mahmud, M.Si., yang mampu mengembangkan bangunan Rumah Moderasi dari
sumbangan stakeholders, termasuk Gubernur dan para Wali Kota serta para Bupati
di Jawa Barat.
Ditegaskan Menag bahwa
hal yang dilakukan Rektor UIN SGD Bandung merupakan cara efektif dan kreatif yang
biasa beliau lakukan sambil “Ngadu Bako” ketika menjabat sebagai Komandan
Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad di Jawa Barat. “Pola ini sangat
kreatif menyerupai pola saya kalau Ngadu Bako”, ujar Menag saat memberikan
pidato seraya bercanda. Istilah “Ngadu Bako” merupakan Bahasa Sunda yang
bermakna kumpulan antar-sejawat atau mitra dan relasi untuk membicarakan banyak
hal penting.
Menag menyampaikan
poin-poin penting terkait moderasi beragama bahwa yang dimoderasi bukan agamanya
melainakan cara beragama. “Perlu dicatat bahwa yang dimoderasi bukan agamanya
tapi cara hidup beragama. Sebab, Islam dari segi ajaran sangat moderat”, papar
Menag.
Disampaikan pula bahwa Menag
berniat membuka penataran atau pembekalan ceramah bersertifikat. “Moderasi
beragama agar ditularkan ke mana-mana konsepnya. Saya berniat membuka
pembekalan ceramah bersertifikat untuk memberikan arahan nasionalisme seputar
Pancasila, demokrasi, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, red.).
Penceramah bersertifikat tidak wajib hanya untuk yang bersedia saja”, lajut
Menag.
Dinilai bahwa potensi
perpecahan ada di semua agama. Karena itu, Menag berniat pula untuk mewaspadai
tema-tema sensitif. “Potensi perpecahan ada di semua agama. Ceramah agama jangan
membodohi umat tapi perlu dilandasi pengetahuan. Meskipun ada dalilnya tapi
konstektualnya harus tepat”, sambung Menag.
Menag memperingatkan
tentang klaim kebenaran di era melek pengetahuan sekarang ini. “Saat ini
merupakan era melek pengetahuan. Seseorang dapat menguasai berbagai informasi
dari internet, sehingga siapa pun tidak boleh mengklaim paling tahu dari orang
lain. PNS (Pegawai Negeri Sipil, red.) harus disiplin tidak boleh menjadi benih-benih
radikalisme. Apabila ada yang ngasih like ujaran kebencian di medsos (media sosial,
red.) harus dipanggil”, tegas Menag.
Berkenaan dengan media sosial,
Menag menyarankan “Kalau kita tidak rajin memberikan pendapat yang baik, maka
orang akan mengambil pendapat yang salah. Moderasi beragama harus kokoh yang
diambil bukan dari mana-mana tapi dari cara pandang Islam khas kearifan Indonesia”.
Menyinggung persoalan
santri, Menag menyitir pandangan Jokowi Presiden Republik Indonesia bahwa santri
dan satriwati merupakan garda terdepan pembangunan bangsa. “Saya menambahkan
bahwa santri mempunyai tiga kelebihan, yaitu sehat karena selalu bangun subuh, kedua
cerdas disebabkan mendapat ilmu dari langit dan sekaligus ilmu umum yang semuanya
sangat bermanfaat, dan ketiga amanah dalam berbagai hal terutama menjaga NKRI”,
ungkap Menag.
Menag RI. yang hadir beserta
istri dan rombongan mengucapkan selamat atas peresmian Rumah Moderasi Beragama
UIN SGD Bandung. “Saya ucapkan selamat atas diresmikannya Rumah Moderasi ini.
Mudah-mudahan menjadi sarana kita semua untuk terus berkomunikasi. Rumah
Moderasi Beragama UIN SGD Bandung saya buka secara resmi dengan bacaan basmalah”,
tutur Menag diikuti oleh hadirin dengan ucapan “Bismillahirrohmanirrahim”.
Prof. Dr. H. Mahmud,
M.Si., Rektor UIN SGD Bandung menyambut kedatangan rombongan Menag RI. “Selamat
datang kepada Bapak Menteri Agama RI. beserta Ibu dan rombongan di Kampus III
UIN SGD Bandung. Kami sampaikan bahwa bangunan Rumah Moderasi Beragama di atas
tanah seluas tiga hektar ini merupakan sumbangan dari Gubernur, para Wali Kota
dan para Bupati yang baru mampu menampung 200 santri dari sekitar 26 ribu
mahasiswa aktif”, sambut Rektor UIN SGD Bandung.
Rektor UIN SGD Bandung
menuturkan tujuan pembangunan Rumah Moderasi Beragama. “Rumah moderasi ini
bertujuan untuk melahirkan ulama zaman now yang mumpuni dengan berbagai
tantangan serta dibekali dengan kekayaan pendekatan kultural seperti dilakukan
oleh Wali Sunan Gunung Djati dan umumnya para Wali Songo. Rumah Moderasi
Beragama diarahkan menjadi kawah candradimuka para mubalig, kalangan cendekia,
dan para calon guru yang berwawasan moderat”, papar Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si.
Disampaikan pula alas
an peresmian Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung. “Ini merupakan tindak
lanjut perintah Menteri Agama RI. yang mewajibkan setiap kampus PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Negeri, red.) untuk
mendirikan Rumah Moderasi Beragama melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pendididikan Islam Nomor
B-3663.1/Dj.I/BA.02/10/2019 tertanggal 29 Oktober 2019 tentang Edaran Rumah
Moderasi Beragama. Maka kami memohon Bapak Menteri kiranya dapat meresmikan
Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung ini’, lanjut Rektor UIN SGD Bandung.
Hadir pada peresmian ini
para pejabat di antaranya Dr. H. Imam Syafi’i, M.Pd., Sekretaris Ditjen Pendis
Kemenag RI., Dr. H. A. Buchori, Kepala Kemenag Wilayah Jawa Barat, dan pejabat
lainnya. Hadir pula Staf Khusus Menteri Agama, Para Wakil Rektor, Ketua Senat
dan Sekretaris Senat, Para Dekan dan Wakil Dekan, Mahasiswa UIN SGD Bandung, dan
para undangan.
Undangan peresmian ini
sekitar 500 Orang, dilaksanakan pada Pukul 07.00-10.00 WIB. di Kampus III UIN
SGD Bandung, Jl. Raya Cileunyi,
Bandung, Selasa, 26 Nopember 2019.
(Wahyudin)