-->

Notification

×

Iklan

Iklan

MENAG RESMIKAN RUMAH MODERASI BERAGAMA UIN SGD BANDUNG

Tuesday, November 26, 2019 | 1:26:00 PM WIB Last Updated 2019-11-26T06:26:47Z

Moderasi beragama menjadi pilar sentral di Indonesia. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, selanjutnya disebut “UIN SGD Bandung”, menggelar agenda peresmian Rumah Moderasi Beragama.



Bapak Jenderal TNI (Purn.) H. Fachrul Razi, Menteri Agama Republik Indonesia, disingkat “Menag RI.”, berkenan hadir untuk menandatangani prasasti dan menyampaikan pidato Moderasi Beragama. Menag RI. Memberikan apresiasi kepada Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., yang mampu mengembangkan bangunan Rumah Moderasi dari sumbangan stakeholders, termasuk Gubernur dan para Wali Kota serta para Bupati di Jawa Barat.

Ditegaskan Menag bahwa hal yang dilakukan Rektor UIN SGD Bandung merupakan cara efektif dan kreatif yang biasa beliau lakukan sambil “Ngadu Bako” ketika menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad di Jawa Barat. “Pola ini sangat kreatif menyerupai pola saya kalau Ngadu Bako”, ujar Menag saat memberikan pidato seraya bercanda. Istilah “Ngadu Bako” merupakan Bahasa Sunda yang bermakna kumpulan antar-sejawat atau mitra dan relasi untuk membicarakan banyak hal penting.



Menag menyampaikan poin-poin penting terkait moderasi beragama bahwa yang dimoderasi bukan agamanya melainakan cara beragama. “Perlu dicatat bahwa yang dimoderasi bukan agamanya tapi cara hidup beragama. Sebab, Islam dari segi ajaran sangat moderat”, papar Menag.

Disampaikan pula bahwa Menag berniat membuka penataran atau pembekalan ceramah bersertifikat. “Moderasi beragama agar ditularkan ke mana-mana konsepnya. Saya berniat membuka pembekalan ceramah bersertifikat untuk memberikan arahan nasionalisme seputar Pancasila, demokrasi, dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia, red.). Penceramah bersertifikat tidak wajib hanya untuk yang bersedia saja”, lajut Menag.

Dinilai bahwa potensi perpecahan ada di semua agama. Karena itu, Menag berniat pula untuk mewaspadai tema-tema sensitif. “Potensi perpecahan ada di semua agama. Ceramah agama jangan membodohi umat tapi perlu dilandasi pengetahuan. Meskipun ada dalilnya tapi konstektualnya harus tepat”, sambung Menag.

Menag memperingatkan tentang klaim kebenaran di era melek pengetahuan sekarang ini. “Saat ini merupakan era melek pengetahuan. Seseorang dapat menguasai berbagai informasi dari internet, sehingga siapa pun tidak boleh mengklaim paling tahu dari orang lain. PNS (Pegawai Negeri Sipil, red.) harus disiplin tidak boleh menjadi benih-benih radikalisme. Apabila ada yang ngasih like ujaran kebencian di medsos (media sosial, red.) harus dipanggil”, tegas Menag.

Berkenaan dengan media sosial, Menag menyarankan “Kalau kita tidak rajin memberikan pendapat yang baik, maka orang akan mengambil pendapat yang salah. Moderasi beragama harus kokoh yang diambil bukan dari mana-mana tapi dari cara pandang Islam khas kearifan Indonesia”.

Menyinggung persoalan santri, Menag menyitir pandangan Jokowi Presiden Republik Indonesia bahwa santri dan satriwati merupakan garda terdepan pembangunan bangsa. “Saya menambahkan bahwa santri mempunyai tiga kelebihan, yaitu sehat karena selalu bangun subuh, kedua cerdas disebabkan mendapat ilmu dari langit dan sekaligus ilmu umum yang semuanya sangat bermanfaat, dan ketiga amanah dalam berbagai hal terutama menjaga NKRI”, ungkap Menag.

Menag RI. yang hadir beserta istri dan rombongan mengucapkan selamat atas peresmian Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung. “Saya ucapkan selamat atas diresmikannya Rumah Moderasi ini. Mudah-mudahan menjadi sarana kita semua untuk terus berkomunikasi. Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung saya buka secara resmi dengan bacaan basmalah”, tutur Menag diikuti oleh hadirin dengan ucapan “Bismillahirrohmanirrahim”.    

Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., Rektor UIN SGD Bandung menyambut kedatangan rombongan Menag RI. “Selamat datang kepada Bapak Menteri Agama RI. beserta Ibu dan rombongan di Kampus III UIN SGD Bandung. Kami sampaikan bahwa bangunan Rumah Moderasi Beragama di atas tanah seluas tiga hektar ini merupakan sumbangan dari Gubernur, para Wali Kota dan para Bupati yang baru mampu menampung 200 santri dari sekitar 26 ribu mahasiswa aktif”, sambut Rektor UIN SGD Bandung.



Rektor UIN SGD Bandung menuturkan tujuan pembangunan Rumah Moderasi Beragama. “Rumah moderasi ini bertujuan untuk melahirkan ulama zaman now yang mumpuni dengan berbagai tantangan serta dibekali dengan kekayaan pendekatan kultural seperti dilakukan oleh Wali Sunan Gunung Djati dan umumnya para Wali Songo. Rumah Moderasi Beragama diarahkan menjadi kawah candradimuka para mubalig, kalangan cendekia, dan para calon guru yang berwawasan moderat”, papar Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si.       

Disampaikan pula alas an peresmian Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung. “Ini merupakan tindak lanjut perintah Menteri Agama RI. yang mewajibkan setiap kampus PTKIN (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, red.) untuk mendirikan Rumah Moderasi Beragama melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendididikan Islam Nomor B-3663.1/Dj.I/BA.02/10/2019 tertanggal 29 Oktober 2019 tentang Edaran Rumah Moderasi Beragama. Maka kami memohon Bapak Menteri kiranya dapat meresmikan Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung ini’, lanjut Rektor UIN SGD Bandung.



Hadir pada peresmian ini para pejabat di antaranya Dr. H. Imam Syafi’i, M.Pd., Sekretaris Ditjen Pendis Kemenag RI., Dr. H. A. Buchori, Kepala Kemenag Wilayah Jawa Barat, dan pejabat lainnya. Hadir pula Staf Khusus Menteri Agama, Para Wakil Rektor, Ketua Senat dan Sekretaris Senat, Para Dekan dan Wakil Dekan, Mahasiswa UIN SGD Bandung, dan para undangan.

Undangan peresmian ini sekitar 500 Orang, dilaksanakan pada Pukul 07.00-10.00 WIB. di Kampus III UIN SGD Bandung, Jl. Raya Cileunyi, Bandung, Selasa, 26 Nopember 2019.


(Wahyudin)

×
Berita Terbaru Update