Tulisan
ini merupakan contoh penulisan proposal penelitian skripsi. Secara khusus dimaksudkan
untuk penelitian konseptual –yang dibedakan dengan penelitian eksperimen.
Contoh ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode kepustakaan khusus
studi literatur.
NILAI INTI HADIS IMAN CINTA SAUDARA:
Suatu Penjelasan dengan Pendekatan Syarah
Wahyudin
Darmalaksana
Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Latarbelakang Masalah
Ajaran
Islam meliputi keutamaan iman sebagaimana dituturkan dalam al-Qur’an dan hadis yang
menjadi sumber dasar pelaksanaan ibadah kaum muslim. Para ulama dari berbagai
generasi di sepanjang sejarah telah bersepakat berkenaan dengan keutamaan
iman dalam penuturan tafsir al-Qur’an dan penjelasan terhadap hadis. Karena
keutamaannya sehingga para ulama sangat menekankan ajaran tentang iman sebagai
pondasi dasar ibadah kepada Allah Swt. Berbagai aliran dan golongan ulama
mengajarkan arti penting keutamaan iman untuk pemahaman kaum muslim dalam
pelaksanaan Islam. Kaum muslim memahami keutamaan iman sebagai dasar ajaran
utama Islam.
Islam
mengajarkan iman sebagai pengakuan terhadap keesaan Allah Swt. Iman diajarkan
dalam Islam sebagai pengakuan dalam hati, pelaksanaan dalam bentuk perbuatan, dalam
pernyataan berupa ikrar. Sebelum Islam datang tampak umat berada dalam kemerosotan
iman dengan melakukan kekufuran kepada Allah Swt. Sehingga Rasulullah Saw.
melakukan perbaikan terhadap keyakinan dan moralitas umat berdasarkan tuntunan
Islam. Iman dipahami sebagai moral dan ahlak kebaikan atau keihsanan kepada
Allah Swt. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. datang untuk penyempurnaan ahlak
dan moralitas yang sedang terpuruk. Iman sebagai moral Islam mengutamakan pula
keihsanan dan etika kepada sesama muslim. Ajaran tentang nilai inti Islam dalam
bentuk perbuatan etis keihsanan kepada sesama muslim dipahami sebagai suatu
kesempurnaan iman.
Hadis
Nabi Saw. menyatakan “Tidak sempurna keimanan seorang dari kalian sampai dia
mencintai untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya” (HR. Bukhari
& Muslim). Hadis sahih ini menjelaskan keutamaan moral iman kaum muslim
bahwa mencintai nilai-nilai inti kebaikan saudaranya melebihi kecintaan kepada
dirinya tergolong sebagai sempurnanya iman. Mengingat ajaran Nabi Saw. sangat
mementingkan nilai inti ahlak kebaikan kepada saudara sesama muslim sehingga perbuatan
etis keihsanan tersebut dipandang sebagai keutamaan seorang hamba dari moral iman
yang sempurna.
Bagaimana
moral iman mewujud dalam bentuk nilai-nilai inti pengamalan etis keihsanan sebagai
keutamaan dan kesempurnaan iman seperti telah dituturkan dalam ajaran Nabi Saw
tentunya diperlukan penjelasan secara lebih mendalam. Sehubungan dengan ini penulis bermaksud
melaksanakan penelitian Skripsi dengan judul Nilai Inti Hadis Iman
Cinta Saudara: Suatu Penjelasan dengan Pendekatan Syarah.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah penelitian ini adalah “terdapat nilai inti hadis sebagai landasan
pelaksanaan ajaran Islam tentang kesempurnaan iman melalui cinta saudara sesama
muslim”.
Adapun uraian pertanyaan penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana ajaran Islam tentang keutamaan iman?
2. Bagimana derajat hadis tentang kesempurnaan iman melalui cinta saudara
sesama muslim?
3. Bagimana penjelasan nilai inti hadis tentang cinta saudara sesama muslim
untuk kesempurnaan iman?
Tujuan
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan menjelaskan nilai inti hadis tentang kesempurnaan iman melalui cinta
saudara.
Manfaat
Penelitian
1. Memberikan kontribusi pengetahuan;
2. Menambah pembendaharaan kepustakaan.
Tinjauan
Pustaka
Iman
menurut Islam ditemukan dalam sejumlah literatur. Nurul Huda, “Konsepsi Iman
Menurut Al-Baiḍāwi dalam Tafsir Anwār At-Tanzīl Wa Asrār At-Ta’wīl”,
Jurnal Analisa, 2013. Tulisan ini membahas konsep iman sebagai perbuatan
hati atas pembenaran ajaran Nabi Saw. Masakaree Ardae
dan Nik Muhammad Syukri Nik Wan, “Konsep Bertambah dan Berkurang Iman menurut
Perspektif Islam”, Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari, 2015. Sebagai
perbuatan hati, iman mempunyai sifat fluktuatif. Naila Farah dan Intan Fitriya,
“Konsep Iman, Islam dan Taqwa: Analisis Hermeneutika Dilthey terhadap Pemikiran
Fazlur Rahman”, Jurnal Rausyan Fikr, 2018. Tulisan ini menjelaskan konsep iman,
Islam dan taqwa sebagai kesatuan yang menjadi kunci untuk pengamalan etika
Islam. Mohd. Said Ishak, “Konsep Iman dan Kufur: Perbandingan Perspektif antara
Aliran Teologi”, Jurnal Teknologi, 2002. Konsep iman sebagai kebalikan kufur dalam
aliran teologi Islam. Zainal Abidin, “Kufr dalam Perspektif Hadis”,
Jurnal Hunafa, 2008. Tulisan ini menjelaskan kufur sebagai dosa besar.
Selanjutnya,
rujukan tentang nilai dalam kajian filsafat. Mohammad Hosnan dan Abd. Warits, “Aksiologi
dalam Dimensi Filsafat Islam: Kajian tentang Etika dan Estetika Ilmu Pengetahuan”, Tafhim al-Ilmi Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 2017. Tulisan ini
menegaskan aksiologi dipahami sebagai aktualisasi nilai-nilai inti Islam. Mohd Syahmir Alias, “Tingkat-Tingkat
Keyakinan Ilmu dalam Islam: Suatu Penelitian Aksiologi”, Jurnal al-’Ulwan,
2019. Ini menunjukan tingkatan keyakinan untuk pengamalan nilai-nilai inti
Islam. Agustinus W. Dewanta, “Filsafat Moral Pergumulan Etis Keseharian Hidup
Manusia”, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2017. Buku ini membahas moral terkait
dengan pengetahuan nilai-nilai inti untuk pelaksaaan etis kehidupan.
Selebihnya, referensi
seputar pendekatan syarah hadis. Akhmad Sagir, “Perkembangan Syarah Hadis dalam
Tradisi Keilmuan Islam”, Jurnal Ilmu Ushuluddin, 2010. Ini menunjukan arti penting kajian hadis
dengan pendekatan syarah. Sulaemang L, “Teknik Interpretasi Hadis dalam Kitab
Syarah al-Hadis: Studi Kitab Subul al-Salâm”, Jurnal Ilmu Ushuluddin, 2015. Tulisan
ini membahas langkah-langkah kajian hadis dengan menggunakan syarah. Muhsin
Mahfudz, “Teknik Interpretasi Hadis Kitab Syarah Hadis: Kasus Kitab Fath
Al-Bary”, Jurnal Tahdis, 2015. Tulisan ini memberikan pengayaan berkenaan
dengan alur kajian syarah dalam penelitian hadis.
Berdasarkan
tinjauan pustaka dijumpai sejumlah referensi dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini mengambil konsep-konsep yang relevan dari penelitian sebelumnya.
Penelitian terdahulu telah memberikan sumbangan kepustakaan untuk kelanjutan
penelitian yang tentunya lebih spesifik tentang “nilai inti hadis iman cinta
saudara” dengan pendekatan syarah.
Kerangka Berpikir
Secara garis besar, ajaran Islam dibagi menjadi tiga, yaitu iman, Islam,
dan ahlak (Abidin, 2008) . Iman dipahami
sebagai keyakinan di dalam hati, yang mewujud dalam bentuk perbuatan atau amal
dan ikrar atau pernyataan (Huda, 2013) . Secara khusus,
Islam diartikan dengan jalan keselamatan untuk kaum muslim, dan ahlak bermakna
perbuatan etis dalam kehidupan ahlak (Abidin, 2008) . Ketiga konsep
tersebut, yakni iman, Islam, dan ahlak atau ihsan, merupakan konsep yang saling
terkait yang hanya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan sebagai suatu
konsepsi keutamaan ajaran Islam (Ardae & Wan, 2015) . Keutamaan iman,
Islam, dan ahlak atau ihsan merupakan kunci etika untuk pengamalan Islam (Farah & Fitriya, 2018) . Sedangkan sikap
menutup pintu iman dalam pengamalan Islam berdasarkan ajaran teologi Islam,
maka sikap tersebut berpotensi mendatangkan kekufuran (Ishak, 2002) yang merusak
kesempurnaan Iman.
Sebagai suatu pengatahuan, konsep iman berkaitan erat dengan moral,
nilai dan etika Islam (Farah & Fitriya, 2018) . Pembahasan tentang
moral akan menghasilkan pengetahuan tentang nilai-nilai, dan pembahasan tentang
nilai-nilai akan menghasilkan pengetahuan tentang etika (Dewanta, 2017) . Pengetahuan tentang
nilai-nilai beserta pelaksanaannya secara etis dalam kehidupan menurut
pemikiran filsafat dipahami sebagai aksiologi (Alias, 2019) . Aksiologi berupa
pengamalan etis menurut perkataan lain disebut dengan pelaksanaan nilai-nilai
inti (Hosnan & Warits, 2017) .
Iman sebagai landasan Islam dijelaskan dalam perbendaharaan hadis Nabi
Saw. yang tersebar dalam kodifikasi kitab-kitab hadis (Abidin, 2008) . Pencarian hadis
dalam kodifikasi kitab-kitab hadis lazim digunakan pendekatan dalalah yang
berperan menunjukan sebaran hadis (Soetari, 2015). Sebaran perbendaharaan hadis
memiliki derajat kualifikasi sahih ataupun dhaif (Ismail, 1990). Dari
segi diterima dan ditolak, hadis sahih berkategori maqbul (diterima) dan
hadis dhaif berkategori gayr maqbul dalam arti tertolak. Menurut
ilmu hadis, kategori hadis dhaif memungkinkan naik derajatnya menjadi kategori
hasan lighairihi bila tedapat sahid dan mutabi (Soetari,
2015).
Materi teks hadis (matan) dan kandungannya
membutuhkan suatu penjelasan (syarah). Syarah berarti
uraian yang teratur untuk menjelaskan sesuatu, kedudukan, dan pendapat (Sagir, 2010) . Syarah hadis
mempunyai beberapa teknik, yaitu penjelasan bahasa (L, 2015) atau kemujmalan, periwayat,
teks dan konteks, sosio-historis, komparatif (Mahfudz, 2015) , dan penjelasan
berdasarkan ilmu pengetahuan (L, 2015) . Penelitian ini
bertujuan menunjukan iman sebagai bagian dari keutamaan Islam terutama menjelaskan
nilai inti hadis tentang mencitai saudara sesama muslim melebihi cinta terhadap
dirinya sebagai salah satu bentuk kesempurnaan iman dengan menggunakan
pendekatan syarah.
Gambar Kerangka Berpikir
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode
kepustakaan untuk pengumpulan data yang bersumber dari literatur, baik primer
maupun sekunder. Adapun analisis data menggunakan syarah hadis.
Sistematika
Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab II Keutamaan Iman dalam Ajaran Islam
A. Keutamaan Islam
B. Kesempurnaan Iman
C. Moral, Nilai dan Etika Keimanan
Bab III Hadis tentang Iman Cinta Saudara
A. Teks Hadis
B. Dalalah Hadis
C. Derajat Hadis
Bab IV Syarah Nilai Inti Hadis Iman Cinta
Saudara
A. Kebahasaan
B. Pandangan Teologis
C. Sosio-Historis
Bab V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2008). Kufr
dalam Perspektif Hadis. Jurnal Hunafa, 88.
Alias,
M. S. (2019). Tingkat-Tingkat Keyakinan Ilmu dalam Islam: Suatu Penelitian
Aksiologi . Jurnal al-’Ulwan.
Ardae,
M., & Wan, N. M. (2015). Konsep Bertambah dan Berkurang Iman menurut
Perspektif Islam. Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari , 182.
Dewanta,
A. W. (2017). Filsafat Moral Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia .
Yogyakarta: Kanisius.
Farah,
N., & Fitriya, I. (2018). Konsep Iman, Islam dan Taqwa: Analisis
Hermeneutika Dilthey terhadap Pemikiran Fazlur Rahma. Jurnal Rausyan Fikr,
240.
Hosnan,
M., & Warits, A. (2017). Aksiologi dalam Dimensi Filsafat Islam: Kajian
tentang Etika dan Estetika Ilmu Pengetahuan . Tafhim al-Ilmi Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam.
Huda,
N. (2013). Konsepsi Iman Menurut Al-Baiḍāwi dalam Tafsir Anwār At-Tanzīl Wa
Asrār At-Ta’wīl . Jurnal Analisa, 72.
Ishak,
M. S. (2002). Konsep Iman dan Kufur: Perbandingan Perspektif antara Aliran
Teologi. Jurnal Teknologi, 61-64.
L,
S. (2015). Teknik Interpretasi Hadis dalam Kitab Syarah al-Hadis: Studi Kitab
Subul al-Salâm. Ilmu Ushuluddin .
Mahfudz,
M. ( 2015). Teknik Interpretasi Hadis Kitab Syarah Hadis: Kasus Kitab Fath
Al-Bary. Tahdis.
Sagir,
A. (2010). Perkembangan Syarah Hadis dalam Tradisi Keilmuan Islam . Ilmu
Ushuluddin.