Mengubah Cara Berpikir:
Langkah Progresif Menggapai Tonggak Pencapaian
Langkah Progresif Menggapai Tonggak Pencapaian
"Jika aktivitas menunaikan target pencapaian tujuan bersama mengalami hambatan, maka hendaknya ubah cara berpikir" (Yudi W. Darmalaksana).
Menghitung
Mundur
Kami mencoba cara menghitung mundur. Tujuan ditentukan terlebih dahulu. Suatu tujuan
bersama proyeksi bersama. Biasanya kebijakan mengarahkan tujuan. Arah kebijakan pasti hendak mencapai tujuan. Selain
kebijakan, issue selalu pula mengarahkan tujuan. Issue dan kebijakan mana yang lebih dahulu tidak diketahui pasti. Apakah issue
mempengaruhi kebijakan ataukah kebijakan membentuk issue. Baik issue maupun
kebijakan, keduanya mengarahkan tujuan bersama. Ketika tujuan
bersama ditetapkan, dari situ kami mencoba cara menghitung mundur.
Menghitung
mundur berarti menyusun tonggak (milestone) pencapaian tujuan
bersama. Semacam roadmap (peta jalan) dari awal hingga
tujuan akhir. Sejenis logical framework
(kerangka kerja logis) meliputi input, process, output, outcome,
benefit, dan impact. Sebuah strategic planning
(perencanaan strategis) mencakup visi, misi, tujuan, objektif, program
prioritas, sasaran strategis, key fermormance indicator (indikator
kinerja kunci), baselines (garis dasar), dan target pencapaian. Kata pepatah “sebuah tujuan tanpa perencanaan hanyalah
angin.” Pepatah lain mengatakan “hidup dijalani ke depan tetapi dipahami ke
belakang.” Ini yang dimaksud menghitung mundur.
Kami berusaha menghitung mundur untuk pencapaian tujuan bersama. Tujuan bersama pastilah sebuah kebijakan sekaligus issue bersama.
Melekatkan
Nilai-Nilai Inti
Segala
aktivitas pencapaian tujuan bersama merupakan aktivitas kunci.
Pelaksanaan aktivitas kunci dibutuhkan motivasi. Dia tumbuh dalam wujud
semangat. Karakter semangat biasanya fluktuatif bergantung
situasi dan kondisi. Dia tidak konstan dan tidak intens. Sehingga nilai-nilai inti dibutuhkan dalam segala aktivitas kunci.
Nilai semula
abstrak yang kemudian diabstraksikan menjadi konkrit. Nilai-nilai inti yang dimaksud di sini adalah ketika nilai abstrak
menjadi konkrit. Beberapa nilai dapat diabstraksikan menjadi konkrit. Seperti leadership (kepemimpinan),
services (pelayanan), dan collaboration (kolaborasi). Semua nilai ini dapat melingkupi segala aktivitas kunci. Nilai-nilai inti berperan mewujudkan semangat menjadi konstan dan intens. Dia membangunkan pelaksanaan aktivitas kunci. Memang nilai itu di “langit” namun
pelaksanaanya prkatis di planet bumi.
Nilai-nilai
inti penting dilekatkan ke dalam aktivitas kunci. Suatu nilai bersama untuk dirawat, dijalankan, dikawal, dikendalikan,
dilaksanakan, dan ditunaikan.
Menyiapkan
Best Practice
Semua orang memiliki best practice (pengalaman terbaik) dalam upaya secara sunggug-sungguh mencapai tujuan. Setiap orang
esensial, potensial, dan modalitas. Ini memungkinkan setiap orang memiliki
pengalaman terbaik dalam pencapaian tujuan. Di situ setiap orang dapat mengambil semangatnya, mengakomodasi idenya, dan meniru
pencapaian terbaiknya.
Mengingat
begitu berharganya pencapaian terbaik, sehingga begitu pentingnya mencipta best practice. Ini dibutuhkan jalan
terbaik, strategi terbaik, cara terbaik, dan pengalaman terbaik. Pencapaian yang baik dapat dimodifikasi menjadi best practice terbaik. Tentunya berpulang kepada resources (sumber daya manusia, SDM). Sebab, pencapaian tidak terlepas dari resources. SDM mempunyai
kualifikasi, kompetensi, keahlian, dan kepakaran. Ini disebut pemetaan SDM
sebagai asset, potensialitas, dan modalitas. Pertukaran SDM dapat
dilakukan dalam mewujudkan pencapaian. Biasanya di suatu tempat melimpah SDM
dengan kualifikasi tertentu, tetapi bisa jadi langka ditemukan di suatu tempat yang lain. Pelik ditemukan sebuah komunitas memenuhi
SDM yang lengkap. SDM selalu menjadi kebutuhan utama dalam sebuah komunitas. Di
sinilah, berlaku pertukaran SDM secara sinergi. Pencapaian tujuan
dilaksanakan melalui kemitraan, kerjasama, dan kolaborasi. Dipastikan best
practice dapat terwujud.
Mewujudkan best practice sangat penting. Orang kemudian mengerti apa
yang hendak diwujudkan melalui best practice. Karenanya, menyiapkan best practice tidak dapat dihindarkan.
Memanfaatkan
Metode Mutakhir
Sejumlah metode ditemukan untuk memudahkan pekerjaan secara efektif, efisien, dan
berhasil. Para ahli terus-menerus melakukan uji-coba hingga menghasilkan
metode-metode mutakhir. Pepatah mengatakan “metode lebih utama daripada
materi.”
Salah
satunya metode design thinking, yaitu sebuah cara berpikir untuk mendesain secara praktis dan bermanfaat. Metode design thinking menyediakan
alur, prosedur, dan langkah-langkah teknis. Pengguna metode ini berfokus pada sebuah problem untuk mencari solusi bersama yang
tepat, relevan, cocok, dan teruji. Pengujian dilakukan terus-menerus untuk
menemukan solusi yang paling relevan. Metode design thinking bertujuan
menemukan solusi secara tepat. Metode ini dapat
dikembangkan sesuai konteks permasalahan. Metode design thinking
berkenaan dengan sejarah, penemunya, penggunaan, penerapan, dan pengembangan, hal itu dapat ditelusuri dalam sejumlah literatur.
Mewujudkan
sesuatu tidak terlepas dari metode. Suatu metode pasti dicarikan yang
paling tepat. Berbagai metode terus berkembang di tangan para ahli. Orang
cenderung mengambil metode paling mutakhir. Metode mestilah dimanfaatkan
dalam mewujudkan sesuatu.
Memulai
Membuat Template
Bagaimana
mahasiswa memiliki minat terhadap penguatan skill akademik
penulisan artikel ilmiah. Ini menjadi issue dan kebijakan. Sedangkan kebijakannya adalah, pembelajaran menghasilkan keluaran dan pencapaian.
Keluaran berupa selesainya mata pelajaran semester. Adapun pencapaian berupa
nilai tambah dari keluaran. Salah satu keluaran pembelajaran matakuliah berupa
artikel ilmiah mahasiswa.
Mahasiswa
akan mengerjakan artikel ilmiah berbasis template. Sebuah dokumen yang memiliki format terstandar untuk penerapan sesuatu sehingga format tidak harus diciptakan kembali setiap kali digunakan. Mahasiswa
akan mengikuti template dan dipastikan berhasil. Mula-mula disepakti tujuan akhir
perkuliahan membuat artikel ilmiah. Seluruh mahasiswa menyiapkan topik-topik
yang relevan. Mahasiswa diarahkan mengakses referensi-referensi bekenaan dengan
topik pembahasan dari database bereputasi. Mahasiswa dilatih secara efektif
menggunakan aplikasi references untuk pengutipan. Topik didiskusikan
dengan sejawat sehingga menambah pengayaan untuk pembahasan. Paper direvisi
berdasarkan diskusi yang berkembang, dan dikerjakan sesuai template.
Topik mempunyai
tema, dan tema biasanya menampilkan problem. Mengatasi sebuah problem
dibutuhkan metode. Kami mencoba menerapkan metode design thinking. Disiapkan
template metode design thinking (Klik Di Sini). Disiapkan pula
PDF paper ilmiah model design thinking (Klik Di Sini). Mahasiswa
akan mengerjakan paper ilmiah dengan metode design thinking sesuai
template yang telah disiapkan.
Giliran
menguji hasilnya dengan cara membuat instruksi kerja penulisan artikel ilmiah. Disiapkan instruksi kerjanya berikut lampiran contoh paper sesuai template (Klik DiSini). Dihasilkanlah paper-paper karya mahasiswa yang di luar dugaan dan mengejutkan. Mahasiswa semester III berhasil memahami teknis penulisan artikel ilmiah. Ternyata mereka berhasil
mengerjakan penulisan artikel ilmiah sesuai template. Mahasiswa berhasil secara
baik dan mengesankan dalam produksi penulisan artikel ilmiah yang menjadi tujuan
pencapaian pembelajaran matakuliah hadis.
Berikut ini
paper ilmiah hasil karya mahasiswa semester III matakuliah hadis. Di antaranya "Pemimpin Kafir Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), "Kepemimpinan Perempuan Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), "Pernikahan Usia Muda Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), "Mengucapkan Selamat Natal Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), "Eksibionism Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), "Crosshijaber Perspektif Hadis" (Klik Di Sini), dan "HIV/AIDS Perspektif Hadis" (Klik Di Sini).
Terbersit akan bayangan masa depan bahwa mahasiswa telah belajar efektif menulis paper sejak semester III. Dipastikan kapasitas mereka berkembang tanpa batas di semester-semester yang akan datang. Bukan materi, topik, atau konten yang dilihat, melainkan cara berpikirnya yang mampu menerapkan metode tertentu berikut dapat mengikuti acuan teknis template-nya. Peristiwa ini diperlukan pelatihan efektif untuk penguatan skill akademik secara berkelanjutan.
Mengevaluasi
Capaian Tujuan
Evaluasi
penting untuk proyeksi masa depan. Evaluasi biasanya dilihat pencapaian berbanding
target. Jika capaian melampaui target, hampir dipastikan langkah strategis yang
ditempuh tepat. Sebaliknya, bila suatu target tidak tercapai, maka pasti
disebabkan kendala atau hambatan.
Kendala atau
hambatan dapat dilihat dengan analisis risiko. Analisis ini menghitung berapa
besar hambatannya. Apakah perlu penanganan serius ataukah cukup dengan
antisipasi teknis. Jika masalahnya serius maka dibutuhkan penyelesaian dari pemegang
kebijakan di level tertinggi. Apabila persoalannya ringan maka unit teknis yang
menyelesaikan.
Anotasi mengenai mengubah
cara berpikir diharapkan memiliki manfaat untuk memastikan langkah maju pada segala aktivitas mencapai tujuan bersama. Penulis
menyampaikan ucapan terimakasih atas atensi khalayak pembaca yang budiman serta diharapkan masukan untuk perbaikan.
Bandung, 15 Januari 2020
Yudi Wahyudin Darmalaksana