Isu relevansi
menjadi tantangan pendidikan tinggi Indonesia tahun 2020. Kebijakan pengembangan
pendidikan tinggi Indonesia yaitu akses tahun 2010, kualitas tahun 2015,
relevansi tahun 2020, dan daya saing tahun 2025. Indikator relevansi adalah
konektivitas kompetensi ilmu dengan penerima manfaat.
Tahun 2010-2015 pendididikan tinggi membuka akses yang luas kepada calon peserta didik untuk kuliah. Tahun 2015-2020 pendidikan tinggi didorong untuk peningkatan kualiats melalui evaluasi akreditasi. Tahun 2020-2025 pendidikan tinggi diarahkan untuk penguatan relevansi kompetensi ilmu dengan masyarakat pengguna. Tahun 2025-2030 pendidikan tinggi diproyeksikan untuk berdaya saing di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.
Isu relevansi pendidikan tinggi tahun 2020-2025 memiliki indikator konektivitas kompetensi ilmu dengan penerima manfaat. Menurut Undang-undang tugas pendidikan tinggi adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) akademik. SDM akademik meliputi Dosen, Mahasiswa, dan Tenega Kependidikan. Peran pendidikan tinggi terangkum dalam Tridarma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tahun 2020-2025 sasaran SDM akademik ialah produk Tridarma. Tantangan pendidikan tinggi dengan isu relevansi sekarang ini adalah mencipta produk Tridarma berbasis kompetensi ilmu yang berkonektivitas dengan masyarakat penerima manfaat dan/atau pengguna.
Pada tahun 2025 pada gilirannya terbuka pasar (market) oleh pendidikan tinggi. Timbul pula daya saing pendidikan tinggi di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.
Bandung, 21 Juni 2020
Wahyudin Darmalaksana, Akademisi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung