Latar Belakang dan Masalah
1.
Fokus: Nabi Saw. tidak pernah makan di atas piring hingga beliau wafat (Hudaya, 2016).
2.
Tema: Hal ini bukan saja keluhuran adab tradisional dalam etika makan (Reynolds, 2000), melainkan sebuah ide konsumen rasional pandangan Islam (Arief, 2012).
3.
Topik: Namun, regim selera postmodern menghegemoni konsumsi makanan
hedonis demi kesenangan (Schneider‐Kamp,
2020).
4. Subjek: Syarah hadis tentang peralatan makan potensial memberikan nilai inti Islam dalam arus selera postmodern.
Formula Penelitian
1.
Rumusan masalah: Terdapat hadis tentang peralatan makan dalam selera
postmodern.
2.
Pertanyaan penelitian:
a.
Bagaimana selera postmodern?
b.
Bagaimana hadis tentang peralatan makan?
c.
Bagaimana analisis hadis tentang peralatan makan dalam selera postmodern?
3. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan menganalisis hadis tentang peralatan makan dalam selera postmodern.
Tinjauan Pustaka
1.
Hudaya, H. (2016), Takhrij Al-Hadits tentang Peralatan
Makan Nabi saw., Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman. Pembahasan
penelitian ini mencakup analisis kesahihan hadis dengan metode takhrij. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa hadis tentang peralatan makan yang diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi berstatus sahih, baik sanad maupun matan (Hudaya, 2016).
2.
Rahayu, M. (2017), Pola Makan Menurut Hadis Nabi Saw.:
Suatu Kajian Tahlili, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Penelitian ini membahas
syarah hadis dengan pendekatan tahlili dalam kecenderungan pola
makan masyarakat masa kini. Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa asupan
nutrisi tidak diperhatikan oleh sebagian masyarakat sehingga menyebabkan
penyakit gangguan makan (Rahayu, 2017).
3.
Wahid, A. (2018), Tradisi Makan Menurut Ajaran Rasulullah
Saw. dalam Kitab Ḥadis Riyadus Salihin Karya Abu Zakaria
Muhyuddin An-Nawawi: Analisis Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran. Penelitian ini
membahas tradisi makan tradisional Nabi dihubungkan dengan realitas zaman melalui
studi budaya. Kesimpulan penelitian ini adalah hadis Nabi memberikan
nilai-nilai inti taradisi konsumsi makanan (Wahid, 2018).
4.
Darmalaksana, W. (2020), Hadis
Peralatan Makan dalam Selera Postmodern, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Penelitian ini bertujuan melakukan syarah hadis peralatan
makan Nabi Saw. dalam arus selera postmodern. Penelitian ini bermaksud
mengembangkan penelitian terdahulu dengan harapan memberikan kontribusi dalam peninjauan
kembali gaya hidup makan hedonis didasarkan nilai-nilai inti hadis Nabi Saw.
Gaya hidup postmodern cenderung hedonis (Featherstone, 2007). Ini terlihat dalam regim selera makan untuk kesenangan (Schneider‐Kamp, 2020). Berbanding sebaliknya dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan keluhuran adab dalam konsumsi makanan (Reynolds, 2000), dimana hal ini dipahami sebagai wujud konsumen rasional dari pandangan Islam (Arief, 2012).
Terdapat hadis tentang peralatan makan Nabi Saw. Menurut hadis ini, Nabi Saw. selama hidup beliau tidak pernah makan di atas piring. Hadis ini telah dilakukan takhrij dengan status sahih, baik sanad maupun matan (Hudaya, 2016). Ketika itu, makan di atas piring merupakan budaya Persia, yakni sebagai status sosial dan bertujuan meningkatkan selera makan (Hudaya, 2016). Syarah hadis peralatan makan Nabi Saw., sebagai kelanjutan dari kajian takhrij (Soetari, 2015), memberikan kajian ulang pada gaya hidup postmodern yang cenderung hedonis dalam konsumsi makanan.
Nabi Saw. penuh dengan kesederhanaan (Siregar, 2013), termasuk dalam konsumsi makanan (Nisa, 2016). Nabi Saw. tidak pernah makan di atas piring sebagai sikap zuhud (Hudaya, 2016). Beliau pun memperhatikan pola makan (Rahayu, 2017), hal ini diakui sebagai perilaku hidup sehat (Fadli et al., 2019). Tradisi makan ajaran Nabi Saw. jauh dengan kenyataan realitas budaya modern (Wahid, 2018). Khususnya, gaya hidup hedonis di era postmodern (Mahyuddin, 2019).
Penelitian ini bersifat kualitatif melalui studi pustaka dan studi lapangan (Darmalaksana, 2020a) dengan analisis syarah hadis isu kontemporer (Darmalaksana, 2020b).
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Umum Hedonism dan Postmodernism
Bab III Syarah Hadis Peralatan Makan Nabi Saw.
Bab IV Analisis Hadis Peralatan Makan dalam Selera Postmodern
Bab V Kesimpulan
Referensi
Arief, S. (2012). Konsumen Rasional dalam
Perspektif Islam. Islamic Economics Journal, 1(1), 17–30.
Darmalaksana, W. (2020a). Metode Penelitian Kualitatif Studi
Pustaka dan Studi Lapangan. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Darmalaksana, W. (2020b). Penelitian Metode Syarah Hadis
Pendekatan Kontemporer: Sebuah Panduan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Diroyah:
Jurnal Studi Ilmu Hadis, 5.
Fadli, S. N. I. A., Mokhtar, W. K. A. W., Amiruddin, E.,
Rashid, R. A., Idris, M. F. H. M., & Salleh, A. Z. (2019). Healthy
Lifestyle of Prophet Muhammad Saw. International Journal of Academic
Research In Business and Social Sciences, 9(11).
Featherstone, M. (2007). Consumer culture and
postmodernism. Sage.
Hudaya, H. (2016). Takhrij Al-Hadits Tentang Peralatan Makan
Nabi saw. Al-Banjari: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman, 15(2),
127–146.
Mahyuddin, M. (2019). Social Climber Dan Budaya Pamer:
Paradoks Gaya Hidup Masyarakat Kontemporer. Jurnal Kajian Islam
Interdisipliner, 2(2).
Nisa, M. (2016). Porsi dan Nutrisi Makanan Muhammad Saw
Kajian Hadis Teks dan Konteks. Jurnal Living Hadis, 1(2),
398–418.
Rahayu, M. (2017). Pola Makan Menurut Hadis Nabi Saw.:
Suatu Kajian Tahlili. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Reynolds, G. S. (2000). The Sufi approach to food: A case
study of Adab. The Muslim World, 90(1/2), 198.
Schneider‐Kamp, A. (2020). Inclusion of the excluded: Consumers’ quest
for hedonism in food consumption. International Journal of Consumer Studies.
Siregar, K. I. (2013). Kesederhanaan Pribadi Nabi Muhammad
dan Aplikasinya Dalam Fakta Sosial. Jurnal Studi Al-Qur’an, 9(1),
53–71.
Soetari, E. (2015). Syarah dan Kritik Hadis dengan Metode
Tahrij: Teori dan Aplikasi (2nd ed.). Yayasan Amal Bakti Gombong Layang.
Wahid, A. (2018). Tradisi Makan Menurut Ajaran Rasulullah
Saw. dalam Kitab Ḥadis Riyadus Salihin Karya Abu Zakaria
Muhyuddin An-Nawawi: Analisis Kajian Budaya. Universitas Padjajaran.